Welcome & Good-bye [Again]

Wow! Finally Super Show 6, and I’m still here with no chance to be there. Wow…

Sejatinya, untuk taun ini aja, just this year, pingin banget menekatkan diri buat berangkat. Tapi apa daya, ada aja satu dan lain hal yang bikin niat itu menguap (lagi) Ahahaha… Lagi-lagi tersandung sama masalah prioritas. And yes, sepertinya buat kali ini pun, itu belom jadi prioritas. Okeh, tamat. Itu keputusan yang sudah diambil, there’ll be no room for regret. Titik.

Tapi kok ya pas D-day mesti banget ngerasa sedih… Duh! Kayanya emang gak dibiarin buat bebas dari perasaan sedih dan sebangsanya. Ngerasa sedih banget di hari kaya gini uda semacam jadi kewajiban, at least for me.

Another You [Chapter 1]

Chapter 1

Another life, yet the same eyes…

Ketika sepasang onyx bertemu dengan sepasang hazel gelap…

[JiHyukism] Extraffinity

Extraffinity

============================

“Say it, and I’ll run to you.”

—

Untuk kesekian –bahkan sepertinya ribuan- kali dalam hidupnya, Choi Jiyoo mempertanyakan kewarasan Lee Hyukjae. Jiyoo tahu dan paham benar bagaimana seorang Lee Hyukjae bisa menjadi sangat luar biasa ultra menggemaskan. Dan, menjengkelkan secara bersamaan pada porsi yang lebih kecil. Jiyoo melirik lelaki yang baru saja menjadi kekasihnya –untuk yang kedua kali. Pandangan Hyukjae lurus ke depan, ke jalanan kota Seoul yang padat.

Marry Yoo! [13th/Last Step]

[13] The Ending

It’d be nice if you re-read ch12 before SO I wouldn’t get “I forget the story”-comment(s).

===============================

“Aku…menyukaimu.”

Jiyoo membuka kedua matanya. Masih sangat pagi dan ia sudah merasa luar biasa kelelahan; jika tidak secara fisik, setidaknya secara mental. Semua yang terjadi terlalu cepat, terlalu membingungkan. Terlalu banyak informasi yang menjejali kepalanya, berdesakan dan memaksanya untuk terus berpikir. Hasilnya, ia tak bisa tidur hingga pukul 4 pagi.

Donghae menyukainya. Jiyoo menyusun fakta baru itu. Donghae, sahabat baiknya, menyukainya. Semakin Jiyoo menyusun tiap informasi yang diterimanya, kepalanya seakan nyaris meledak. Sepertinya ia tahu ada banyak kasus tentang hubungan antara seorang lelaki dan perempuan menjalin persahabatan yang selalu tak murni. Tak pernah ada satu jenis hubungan persahabatan pria dan wanita yang berakhir bahagia.

Dan ia baru saja disadarkan bahwa miliknya juga seperti itu.