-previously-
Ia merengkuh wajah Marcus cepat, membingkainya dalam kedua tangan pucatnya. Serena menempelkan bibir Marcus dengan bibirnya. Aroma itu langsung mengusik Serena, mengganggu kenyamanannya mencium lelaki itu.
Serena berhasil mengabaikan wangi itu. Ia melepaskan wajah Marcus lalu menatapnya. “Maaf..”
Mata Marcus mengerjap beberapa kali, berjaga-jaga seandainya ini hanya mimpi. Gadis favoritnya selama dua tahun baru saja menciumnya, tepat di bibir. Continue reading