BluEast Harmony #8 [FINAL]


—-

BluEast Harmony #8

<=

Kerumunan orang terlalu banyak. Asap hitam mengepul ke udara tepat di atas gedung itu. Hyori mulai panik dan memutuskan kembali ke teras rumahnya. Di pikirannya hanya ada satu nama. Choi Jiyoo.

Hyori menempelkan ponsel ke telinganya, menunggu dengan tak sabar dan nyaris menangis. Begitu tersambung, Hyori mulai meneteskan air mata. “Yoo! Dorm-mu… kebakaran.” Bisiknya parau. “Lee Hyukjae… dia, Lee Hyukjae ada di dalamnya.” Continue reading

BluEast Harmony #7

BluEast Harmony #7

<=

Jiyoo menggigit bibir, tiba-tiba saja takut akan ucapan Kyuhyun. Ia sendiri tanpa sadar menyesali ucapannya sendiri. Sejujurnya, ia tak tahu apakah keadaan akan jadi lebih baik atau justru memburuk. Jiyoo hanya meluapkan apa yang mengganggu pikirannya.

“Choi Jiyoo,” panggil Kyuhyun. Datar, dingin, tegas. “Kau akan menyesal jika aku menuruti perintahmu.” Continue reading

BluEast Harmony #6

BluEast Harmony #6

<=

“Dia menghindarimu juga,” palu raksasa menghantam jantung Hyukjae saat itu. Menyakitkan. Lelaki itu menelan ludah. “Dan menghindariku.”

Hyori mendongak, menatap Hyukjae lebih jelas. Jika kedua matanya tak keliru, ia melihat guratan wajah Hyukjae yang menahan sakit. Wajah itu nyaris mirip dengan milik Kyuhyun tadi.

Butuh beberapa detik bagi otak Hyori memutuskan untuk meremas tangan Hyukjae. Gadis itu berharap rasa sakitnya dan Hyukjae terbagi menjadi sama rata hingga tak begitu sakit lagi. Dan saat itulah Hyori mengerti satu hal.

Bahwa rasa sakit itu sama sekali tak berkurang. Rasa sakit itu justru menjadi dua kali lipat lebih besar. Continue reading

BluEast Harmony #5

BluEast Harmony #5

<=

“Kenapa kau tidak pergi makan siang saja dengan Hyori? Daripada harus menuruti permintaan Hyukjae,” gumam Kyuhyun. Lelaki itu berdiri cukup dekat, bahkan sangat dekat hingga Jiyoo dapat merasakan helaan napas Kyuhyun di sekitar pelipisnya.

“Kenapa itu harus jadi urusanmu?” Jiyoo meneguk air untuk meredakan kekacauan dalam dirinya.

Kyuhyun memiringkan kepalanya. “Kenapa itu tidak boleh jadi urusanku?”

“Dengar, tidak bisakah kau menjawab saja? Jangan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan. Atau setidaknya berpura-puralah tidak enak hati karena telah mencampuri urusanku,” Jiyoo memutar kedua bola matanya.

Gerakan mendadak dari Kyuhyun membuat Jiyoo memejamkan mata. Lelaki itu menjadi beberapa senti lebih dekat darinya, dan dengan keberadaan Hyori dan Hyukjae disini, hal itu menjadi dua ratus kali lipat lebih menakutkan.

Kyuhyun berbisik, tepat di telinga Jiyoo. “Jangan pergi dengan Lee Hyukjae.”

—- Continue reading