==============================
Menahan diri adalah salah satu keahlian seorang Lee Hyukjae.
Hyukjae menggigit bibir bawahnya sebelum mendengar lawan bicaranya mengakhiri percakapan mereka. Suara di ujung telepon sudah digantikan oleh nada yang monoton. Ia tak sempat mengatakan apa pun. Lagi-lagi, selalu begitu. Bibirnya terasa kelu akibat menahan sesuatu yang sudah berada di pangkal tenggorokan. Ia meletakkan kembali gagang telepon berwarna hitam ke tempatnya. Continue reading
Selamat hari lahir, lelaki kebanggaan! ^^
One, Two, Three & Four
—
April 3rd, 2014
Look at me, waiting for your call,
Look at how I’m smiling by myself,
I look at you like a fool, I can’t hide it…
Lee Hyukjae menatap lekat-lekat layar ponsel dalam genggamannya. Pesan terakhir yang dilihatnya adalah susunan kata-kata yang berarti ‘Fighting~! 
dari Jiyoo. Hyukjae berharap lebih, sebenarnya. Ia ingin gadis itu merengek, meminta waktu lebih banyak untuk besok. Ia toh tak keberatan jika Jiyoo melakukannya. Karena ia sendiri juga ingin memiliki lebih banyak waktu dengan gadis itu.
Alasan lainnya, Hyukjae tak ingin melewatkan hari ulang tahunnya tanpa Jiyoo. Continue reading
—
June 16, 2013
Selamat ulang tahun, wahai laki-laki terhebat! Happy birthday, Papa!
As I write this, I think we cant meet (again). Saya masih, insya Allah, ada di Malang ato justru suda di Pamekasan tapi gak bisa ketemu. *sob sob* Tapi seperti biasa, doa saya untuk Papa selalu menjadi awal pembuka hari di hari ini! Continue reading
Dorm – April 3, 2013. 8:23 AM
“TIDAK MAU!”
Suara Jiyoo menggema hingga ke ujung koridor di depan kamar tidurnya. Ia merengut, menunjukkan wajah merajuk pada gadis yang lebih tua empat tahun darinya. Dalam hati ia berharap Jung Haneul –nama gadis itu- akan meluluskan permintaannya seperti biasa.
Namun Haneul justru menghela napas, menyipitkan mata ke arah bungsu di dorm itu. “Choi Jiyoo, bersikap dewasa tidak akan membunuhmu.”
“Tidak dianggap dewasa pun tidak masalah, Eonni,” sahut Jiyoo santai. Continue reading
Strawberry Room 