Purple & You [Dua]

 ***

Aku menyukainya. Aku menyukai segala hal yang ada padanya. Aku menyukai caranya menyukai hal yang kusukai. Hal itu membuatku mengerti, aku tak bisa berhenti menyukainya lebih dalam lagi.

Tapi saat ia tak bisa lagi kulihat dan kusentuh, akan jadi apa rasa sukaku ini?

Aku merindukannya. Merindukannya hingga menyesakkan dadaku sendiri. Aku merindukan orang itu lebih daripada yang sanggup kukatakan. Hal itu membuatku paham, aku tak bisa tenang jika tak melihatnya.

Tapi saat ia berada di sana, akankah ia juga merindukanku? Continue reading

Purple & You [Satu]

 ***

Ada jutaan warna yang bisa menggambarkan jagad raya. Ada ribuan warna yang selalu bisa melukiskan indahnya dunia. Semua warna itu indah dan mengindahkan. Bahkan hitam gelap dan putih memiliki keindahannya sendiri. Semua warna memang selalu indah.

Aku suka beberapa warna. Aku suka beberapa warna yang bisa mewakili perasaan terdalamku,

Untukmu..

Merah adalah salah satu warna kesukaanku. Strawberry berwarna merah, tapi bukan hal itu yang membuatku menyukai warna merah. Merah menggambarkan keberanian; keberanianku untuk menyukaimu.

Biru juga warna kesukaanku. Warna biru melambangkan ketenangan dan kedamaian; karena saat mencintaimu, aku tahu aku bisa mendapat ketenanganku sendiri, aku tahu aku bisa menciptakan kedamaian pribadiku sendiri hanya dengan mencintaimu. Continue reading

[JiHyuk’s Story] Not My Shoulder This Time

~Jihyukism~

Dengan melihatmu saja, aku mengerti kenapa aku tersenyum..

Dengan membayangkan kebahagiaanmu saja, aku tahu arti keberadaanmu untukku..

Dan dengan memilikimu dalam pikiranku, aku bahagia..

Tapi satu kali saja dalam hidupku, bolehkah aku egois untuk selalu memelukmu?

—-

Seoul – December 4, 2011
At dorm of 6-nies

Choi Jiyoo melepaskan headphone dari telinganya. Ia menggigiti bibir bawahnya dan membaringkan tubuh ke ranjang. Ulu hatinya terasa sakit seolah sebilah pisau berkarat baru saja menembus bagian penting tubuhnya itu.

Gadis itu berusaha keras untuk tak menangis. Karena jika ia menangis, itu berarti tak akan ada orang lain yang bisa menemani orang itu menangis. Karena jika Jiyoo ikut menangis, lelaki itu tak akan punya tempat lagi untuk menangis.

Jiyoo meraih ponsel yang tergeletak di atas bantal. 23.51. Sembilan menit lagi acaranya selesai dan ia masih belum menerima panggilan dari orang itu. Continue reading