[Drabble] One Word/Kyutoria

Apa satu kata itu bisa mengukur seberapa dalam perasaanku padamu?

—-

Victoria melirik lelaki yang duduk santai di sofa abu-abunya. Sambil mengerutkan kening kesal, ia melipat kedua tangan di depan dada. Dalam hati ia sudah memutuskan akan mengabaikan lelaki ini mati-matian. Dengan siap siaga menjaga ekspresi wajahnya, Victoria yakin lelaki itu tidak akan tahan.

Lelaki yang menghembuskan napas panjang itu kini membiarkan sepasang maniknya memandang Victoria. Untuk kesekian kalinya, tebakan Victoria tepat. “Kau menang. Apa yang kau inginkan?”

“Tepati janjimu,” ujarnya singkat. Victoria melihat keengganan yang tersirat di kedua mata lelaki itu. “Cho Kyuhyun-nim, kau sudah kalah. Kau ingat, kan, taruhan kita tadi?”

Sambil memutar bola matanya, lelaki bernama Kyuhyun itu mendengus ringan. “Aku tidak kalah, Sungmin sengaja mengalah pada Ryeowook. Dan soal taruhan tadi, anggap saja tidak pernah ada. Anggap aku tidak pernah bertaruh Sungmin akan mengalahkan Ryeowook dalam Starcraft, sementara kau juga tidak pernah bertaruh Ryeowook akan mengalahkan Sungmin dan memintaku mengucapkan kata konyol itu!”

“Tapi Sungmin Oppa tadi sudah kalah,” Victoria tak berhadapan dengan Kyuhyun, hanya meliriknya seperti yang ia lakukan sejak tadi. “Dan apa yang salah dengan permintaanku itu? Kau mengatakannya pada kekasihmu sendiri, bukan pada Sungmin Oppa atau Ryeowook.”

Kyuhyun mendesah berat. “Aku bisa saja mengatakannya sekarang, tapi tidak jika kedua orang itu ada di sekitar kita, Qian.”

Victoria mengikuti arah tatapan Kyuhyun yang kesal. Sungmin dan Ryeowook masih duduk di kursi ruang makan, menunggu si magnae mengucapkan kata yang menurut mereka akan sangat sulit diucapkan olehnya. Victoria menelan ludah lalu tersenyum kecil, “Bisa tidak..”

“Tidak,” sambung Ryeowook cepat.

“Tolong,” ucap Victoria, setengah merengek dengan aegyo kesukaan Kyuhyun. Victoria tahu lelaki itu mengarahkan tatapan membunuh ke arahnya, tapi hal itu bisa diurusnya nanti.

Sungmin menghela napas sebelum menarik Ryeowook menjauh dari ruang TV. “Kami menyerah. Victoria, jangan lupa tagih hasil taruhan kita.”

Victoria mengangguk sambil tersenyum sementara Kyuhyun mencibir. “Kalian bertiga memang sengaja menipuku.”

“Jaaah~ ucapkan sekarang,” pinta Victoria. Tubuhnya sudah berbalik menghadap Kyuhyun. Kedua matanya tampak sejajar dengan sepasang manik gelap milik lelaki itu. “Aku menunggu, Cho Kyuhyun-nim.”

“Apa satu kata itu bisa membuatmu bahagia sampai besok?” tanya Kyuhyun. Melihat Victoria mengangguk antusias, ia mencibir lagi. “Hanya sampai besok, kan? Lupakan saja.”

Victoria merengut sebal. Lelaki di depannya ini benar-benar sedang menguji kesabarannya. “Ya! Cho Kyuhyun!”

“Apa ada kata lain yang bisa membuatmu bahagia selamanya?” Kyuhyun menahan tawa saat melihat gadisnya sibuk berpikir. “Kalau tidak ada–“

“Ada! Kata itu bisa membuatku bahagia sampai mati!” balas Victoria. Dalam pikirannya sekarang hanya ada bagaimana cara membuat lelaki itu kalah telak –skak mat.

Kyuhyun memutar bola mata sambil membuang pandangannya ke samping, sama sekali tak berniat –dan tak bisa, menatap Victoria langsung ke matanya. Ia berdeham, “Ehm.. saranghae.”

“Eh? Tidak dengaaaar~~~” Victoria mencondongkan tubuhnya ke depan, memperkecil jaraknya dengan Kyuhyun.

“Saranghandago, Song Qian-ssi,” Kyuhyun menundukkan kepalanya. “Aku mencintaimu, dengar?”

Victoria tersenyum hingga tulang pipinya terasa sakit. “Nah, apa sulitnya mengucapkan kata itu? ‘Saranghae’ itu bukan kata keramat yang tidak boleh diucapkan, kan?”

“Kata itu memang tidak boleh diucapkan, itu peraturan mutlak bagi Cho Kyuhyun,” suara Ryeowook terdengar menggema dari kamar Sungmin.

Kyuhyun mendengus, berusaha menyembunyikan warna merah yang nyaris mewarnai seluruh wajahnya. Ia tak menduga kedua teman satu grupnya itu akan menguping. “Aku tidak mau lagi diajak bertaruh menggunakan mereka atau orang lain. Semua orang jelas akan berada di pihakmu, Qian.”

“Tentu saja. Magnae sepertimu itu kadang-kadang harus dikalahkan dengan persekongkolan seperti ini,” ujar Victoria senang. “Ah, saranghae, Cho Kyuhyun-nim.”

Kyuhyun memalingkan wajah sambil mendengus. “Aku tahu.”

“Tch~ tidak romantis,” Victoria berdiri dari sofa, berniat meninggalkan Cho Kyuhyun-nimnya sendirian, tapi lengannya ditahan sesuatu. Victoria menoleh pada Kyuhyun, “Apa?”

Victoria mengerutkan kening saat tak juga mendapat jawaban dari Kyuhyun. Lelaki itu terlihat sedang mengatur napas dan salah tingkah. Sepertinya butuh sepersekian detik yang lama untuk Kyuhyun berkata, “Aku.. mencintaimu pagi, siang, dan malam.”

Melihat wajah Kyuhyun yang tak berani menatapnya, juga ucapannya yang sepotong-sepotong, Victoria tersenyum lebar. “Itu ucapanku minggu lalu untukmu, kan? Tidak kreatif~”

“Memang,” balas Kyuhyun. “Lagipula apapun yang kuucapkan untukmu tidak pernah bisa mengubah perasaanku; aku mencintaimu, Qian.”

========================

Nyehehehehe~ *nyengir*