[JiHyukism] Back in Time

Back in Time

tumblr_lqliqeXS961qcl2h5o1_500

===============================

April 19, 2013 – 12:22PM

Koridor rumah sakit itu seakan tak memiliki ujung. Eunhyuk melangkah cepat, berharap segera melalui koridor berdinding putih pucat itu. Beberapa orang menatapnya, melayangkan pandangan heran dengan keberadaan Eunhyuk. Eunhyuk juga bukannya tak menyadari segala perhatian itu, namun ia lebih suka mengabaikannya.

Napasnya tersengal saat ia berhasil mencapai sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Eunhyuk mengatur napas semampunya, mengusahakan agar ia tak terlihat panik.

Tapi akhirnya ia menyerah.

Keinginannya untuk membuka pintu itu dan menemui seseorang yang kemungkinan ada di dalam ruangan itu terlalu kuat. Eunhyuk merutuk. Napasnya bisa diatur lain kali. Lain kali, jika seseorang itu berencana untuk berhenti membuatnya khawatir.

Ia membuka pintu geser di hadapannya dan menemukan Hyori duduk di kursi di samping ranjang sementara Kyuhyun berdiri bersandar di dinding sambil memerhatikan Hyori.

Kedua mata Eunhyuk terfokus pada satu orang; satu orang yang duduk di ranjang dengan sebuah infus menembus kulit punggung tangannya. Jiyoo bertemu pandang dengan mata Eunhyuk. Gadis itu tampak terkejut sebelum melirik Hyori dengan sorot mata menuduh.

Eunhyuk mengerjap, sejenak tampak salah tingkah. “Aku… Yeosin bilang kau masuk rumah sakit.”

“Kau dengar, kan? Bukan aku!” sela Hyori. Ia tersenyum puas saat Jiyoo mengerutkan kening. “Bukan aku yang memberi tahu Hyuk oppa kalau kau ada disini.”

Jiyoo tak bergeming, hanya menatap Eunhyuk dan Hyori bergantian. Dilihat dari raut wajah Eunhyuk, Jiyoo tahu lelaki itu tak akan suka melihat dirinya ada di rumah sakit. Tambahan: dengan jarum infus menghiasi punggung tangannya. Jiyoo buru-buru menyembunyikan tangannya yang diinfus di bawah selimut.

“Apa kata dokter?” tanya Eunhyuk. Nada suaranya mulai solid, sedikit memberikan intimidasi aneh pada Jiyoo.

“Kelelahan hingga pingsan. Singkatnya, anak ini anemia. Tolong sampaikan pada Nona Pasien ini, hentikan kebiasaan menyiksa diri dengan tidur kurang dari 3 jam setiap hari sementara kegiatannya menuntut waktu istirahat yang lebih baik dari itu,” Hyori membuka mulut dan tak bisa berhenti.

Jiyoo memberinya lirikan tajam dan Hyori dengan mudah mengabaikannya. Gadis itu tahu alasan Jiyoo melakukan forsir habis-habisan pada dirinya hingga seperti ini. Tentu saja alasan itu sangat berhubungan dengan lelaki yang baru tiba ini.

Orang yang baru saja putus cenderung mencari cara agar dapat menyibukkan diri.

Hyori menghela napas berat. Dan itulah yang sedang terjadi pada Jiyoo. Tanpa alasan, gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di kampus, di laboratorium atau sekedar berdiam diri di kelas. Bahkan di dorm pun, Jiyoo akan berkutat, entah dengan apa, hingga pukul 3 dini hari.

Semua itu terus dilakukan Jiyoo. Ia memaksa tubuh dan pikirannya bekerja terus-menerus hingga hari ini, saat Hyori mendapat kabar bahwa Jiyoo jatuh pingsan di kampus.

“Aku baik-baik saja,” sahut Jiyoo. Hyori, sama seperti Eunhyuk, mengernyitkan kening. Tak satu pun dari kedua orang itu percaya pada pernyataan Jiyoo. Tidak dengan wajah pucat dan bagian bawah mata yang hitam seperti itu.

“Apa yang akan kau lakukan kalau kau selalu membuat orang lain khawatir seperti ini!?” Eunhyuk berdesis, menggertakkan gigi untuk menahan suaranya yang meninggi. “Aku tidak tahu apa alasannya, tapi melihat keadaanmu sekarang aku tahu kau sama sekali tidak baik-baik saja.”

Jiyoo merasakan emosi Eunhyuk yang tertahan. Ia bisa melihatnya dari kedua mata lelaki itu. Dan tiba-tiba saja ia merasa ada yang salah disini; dengan Eunhyuk, dengan dirinya sendiri, dengan mereka berdua.

Lelaki itu tak seharusnya berada disini. Lelaki itu tak perlu lagi memberikan Jiyoo perasaan seperti ini. Jiyoo tak akan bisa memutuskan apapun dengan benar jika lelaki itu bersikap begini padanya.

“Aku yang paling tahu keadaan tubuhku. Jangan bicara seakan-akan kau tahu segalanya,” ucap Jiyoo datar. “Kita memang sudah bisa menjadi teman, tapi aku akan lebih menghargai jika kau juga bersikap seperti teman.”

“Aku bersikap sebagai teman. Aku khawatir, cemas pada keadaan temanku yang bodoh karena sama sekali tidak bisa menjaga dirinya sendiri,” balas Eunhyuk.

Jiyoo mengepalkan tangan di balik selimutnya. “Terima kasih. Kekhawatiranmu sudah kuterima dengan baik, sekarang kau bisa pulang.”

“Choi Jiyoo,” Eunhyuk maju menghampiri ranjang, hanya dibatasi oleh tubuh mungil Hyori yang sekarang berdiri di tengah-tengah mereka. “Kalau kau memang baik-baik saja, kau tidak akan ada disini, terbaring seperti ini di tempat ini!”

“Tempat apa? Rumah sakit? Memangnya kenapa?”

“Aku tidak tahu apa yang kau lakukan, tapi aku bisa melihat dengan jelas kau sedang menyiksa dirimu sendiri sebelum kau sampai di sini. Dan jangan menyangkal, karena aku tidak akan percaya.” Eunhyuk memerhatikan wajah Jiyoo yang kepayahan dan kedua matanya yang lebih cekung. Gadis itu sedikit melewati batasnya sendiri.

Jiyoo menghela napas kesal. Ia tak suka dinilai, divonis seenaknya seperti ini. Ia tak pernah suka saat Eunhyuk melakukan itu. Dan ia lebih tak suka saat lelaki itu melakukannya sekarang.

“Kelelahan. Dokter sudah bilang begitu, kan? Lalu apa masalahnya?”

Hyori menyangkal melalui tatapan mata dengan Eunhyuk. Lelaki itu sudah menerima laporan bahwa Jiyoo agak bertingkah berlebihan belakangan ini. Laporan lainnya, gadis itu sedang mati-matian berusaha untuk menyibukkan diri.

“Kenapa kau seperti ini? Kukira setelah kita berpisah kau akan menjaga dirimu sendiri dengan lebih baik karena aku tidak ada di sampingmu,” ucap Eunhyuk. Tatapan matanya melembut. “Kau minta aku hidup dengan baik, tapi kau sendiri–“

“Diam!” Jiyoo merasakan kesabarannya menipis. “Aku hidup dengan baik! Dan jangan mengungkit masalah itu lagi di depanku.”

Eunhyuk mengepalkan kedua telapak tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Ia hapal jika gadis itu sangat keras kepala. Tapi ketika sifat itu digunakan di saat seperti ini, Eunhyuk justru kehilangan cara untuk menahan diri.

“Kau keterlaluan.”

Jiyoo menatap lurus ke arah mata Eunhyuk. “Aku tahu.”

Y-ya! Kenapa kalian malah bertengkar?” sela Hyori ragu-ragu. Ia lelah mendengarkan teriakan kedua orang itu dan tak bisa berdiri diam begitu saja. Tatapannya beralih pada Eunhyuk. “Oppa, Jiyoo sedang sakit. Ucapannya tidak perlu dianggap serius.” Kemudian ia menatap Jiyoo, “Yoo, Hyuk oppa hanya mengkhawatirkanmu, kenapa kau mengajaknya bertengkar seperti ini?”

“Aku? Aku mengajaknya bertengkar?” ulang Jiyoo. Ia balas menatap Hyori dengan tidak percaya. “Jadi menurutmu, semua yang terjadi, apapun yang terjadi pada kami, semuanya berawal dariku? Shin Hyori, aku tahu kau selalu mendukungnya, tapi tidak bisakah satu kali saja kau melihatku?”

Hyori menelan ludah, diam-diam melihat Jiyoo memalingkan wajah darinya. “Aku tidak… Yoo, Hyuk oppa hanya–“

“Kalau kau memang selalu ada di pihaknya, kenapa kau tidak meninggalkan aku saja disini sekarang? Kau bisa pergi,” ucap Jiyoo. Ia melihat ke arah Eunhyuk. “Kalian berdua bisa pergi.”

“Choi Jiyoo! Aku juga sedang mengkhawatirkanmu sekarang. Kau pikir aku bisa bersikap tidak peduli padamu begitu saja? Neo wae irae!?” Hyori meninggikan suaranya. “Geurae, aku yang memberi tahu Hyuk oppa kalau kau ada disini. Aku pikir kau ingin dia ada disini, aku pikir dia bisa membuatmu lebih baik. Sama seperti dia yang selalu terlihat lebih baik kalau kau ada di dekatnya.”

Jiyoo menatap Hyori lekat-lekat. “Itulah masalahmu, Hyo. Kau melupakanku. Kau lupa melihat masalah kami dari sudut pandangku. Kau hanya memikirkan apa yang terjadi jika Hyukjae tidak bisa bersamaku, tapi kau lupa melihat bagaimana aku yang mati-matian berusaha tetap bertahan jika tidak bersama dengannya.

“Kau akan senang kalau melihat kami bersama? Kau membelanya, memperhatikan perasaannya, menjaga perasaannya… kau hanya tahu jika dialah satu-satunya yang menderita. Lalu bagaimana denganku, Hyo?”

“Karena kau bahkan tidak mau memberitahuku, Yoo! Kau tidak memberitahuku bagaimana perasaanmu, lalu apa yang bisa kulakukan untuk menjaga perasaanmu itu!?” teriak Hyori frustasi.

Kedua gadis itu saling bertatapan dengan emosi yang masih tertahan. Eunhyuk mematung, diam-diam membuat catatan bahwa Jiyoo terlalu pandai menyembunyikan dirinya sendiri. Fakta bahwa gadis itu tak membuka diri bahkan pada Hyori agak membuatnya terkejut.

Tapi Eunhyuk sendiri juga tahu bagaimana Hyori terlalu peduli dan mengkhawatirkan Jiyoo dan dirinya.

Kyuhyun melihat Hyori mengatupkan rahang, menahan seruan apapun yang mungkin bisa meluncur dari bibirnya. Sejak tadi ia memerhatikan dan nyaris kehilangan fokus untuk berada di mana. Ia mengenal Jiyoo. Gadis itu mencapai puncaknya, seolah terlalu banyak hal yang dipendamnya hingga sekarang tak ada lagi ruang kosong yang bisa digunakan.

“Aku baik-baik saja,” gumaman Jiyoo terdengar seperti kebohongan yang nyata.

Untuk beberapa saat, ruangan itu menjadi senyap. Tak ada lagi yang saling bertatapan, semuanya mengalihkan pandangan, menghindari kontak mata dengan orang lain. Hingga terdengar pekikan pelan dari Jiyoo.

Eunhyuk membelalakkan mata melihat Jiyoo menarik paksa jarum infus dari punggung tangannya. “Choi Jiyoo, apa yang kaulakukan!?” Ia bergerak dengan cepat ke samping ranjang, memandang ngeri darah yang mengalir turun melalui kulit Jiyoo.

“Kalau tidak ada yang keluar, aku saja yang pergi,” ujarnya. Jiyoo menyibak selimutnya dan turun dari ranjang. Ia berjalan melewati Eunhyuk begitu saja, mengabaikan lelaki itu sepenuhnya.

Saat Jiyoo mencapai pintu, Hyori mengikuti gerakan gadis itu melalui ekor matanya. Ia terlalu kesal untuk menahan Jiyoo, jadi ia tak melakukan apapun. Hyori baru merasa khawatir ketika pintu tertutup, menelan punggung Jiyoo tanpa jejak.

Oppa…” panggil Hyori.

“Tidak perlu disusul. Dia akan lebih senang begitu.” Eunhyuk membebaskan kepalan tangannya. Kedua tangannya terasa sakit. Ia merasa sakit. Entah karena kepalannya yang terlalu kuat atau justru karena paku berkarat maya yang baru saja menusuk dadanya.

“Kalau dia bilang baik-baik saja dan kalian tidak percaya, berpura-puralah untuk percaya saja,” sahut Kyuhyun. Ia mengambil mantel yang digeletakkannya di sofa. “Karena memang begitulah dia.”

Hyori mengamati Kyuhyun yang berjalan ke arah pintu. “Mau ke mana?”

“Membeli permen,” jawabnya asal.

“Untuk apa?” tanya Hyori saat Kyuhyun berada tepat di depan pintu.

Kyuhyun berbalik sesaat dan tersenyum miring. “Untuk membujuk adik kecil yang kesal.”

Hyori mengerjap bingung, membiarkan Kyuhyun menghilang di balik pintu yang tertutup. “Adik kecil?” ulang Hyori. Ia menoleh pada Eunhyuk. “Oppa, apa maksudnya?”

Eunhyuk mengerutkan kening. Ia mendadak frustasi dengan sifat Hyori yang satu ini. “Maksudnya dia pergi menyusul Jiyoo.”

“Oh begi–“ Hyori berseru, “EH~!?”

1:01PM

Eunhyuk duduk di ranjang, memandangi jarum infus yang terlepas dari punggung tangan Jiyoo. Pikirannya mulai disibukkan oleh banyak hal; banyak pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu perlahan membentuk tepi yang tajam, hingga menggores ruang kosong dalam pikirannya sendiri.

Jiyoo pergi begitu saja. Gadis itu memilih melepaskan jarum dari tubuhnya secara paksa, memekik tertahan seperti itu hanya agar ia bisa pergi menjauh. Eunhyuk bertanya-tanya apa gadis itu memang lebih memilih merasa sakit untuk pergi darinya?

Dan kenapa pula gagasan itu terasa sangat wajar namun juga menyakitkan sekarang?

“Jiyoo memang keras kepala,” ujar Hyori memulai. Ia duduk di samping Eunhyuk. “Kenapa dia selalu seperti itu!?”

Eunhyuk mengangkat bahu. “Aku tidak pernah bisa menebaknya. Terkadang rasanya dia sangat dekat, mudah dibaca tapi dia lebih sering menguncup, bersembunyi sendiri.”

Hyori mengangguk. “Dia memang begitu. Dia tidak pernah memberiku kesempatan untuk melihat perasaannya.”

“Aku bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengkhawatirkannya! ‘Bertingkah sebagai teman’!? Apa dia sedang membuat lelucon!?” seru Eunhyuk.

“Dia bahkan tidak bisa bertingkah sebagai teman di depan oppa! Anak itu!” timpal Hyori.

Eunhyuk menambahkan, “Kalau memang ingin menjadi teman, kenapa tidak dimulai dari dirinya sendiri!? Dengan tidak memaksakan diri dan berakhir di ranjang rumah sakit seperti ini!”

“Benar!” sahut Hyori. “Apa katanya, aku tidak melihat dari sisi pandangnya? Justru aku melihat dia sedang putus asa karena terus-menerus mengingatkan dirinya sendiri tentang perpisahan kalian makanya aku tahu dia sudah melewati batasnya!”

“Dia masih memikirkanku, memberikan hadiah jam saku ini dan bahkan aku tahu tidak ada perasaannya yang berubah, lalu kenapa!?” Eunhyuk memandang nanar jam saku perak yang dikeluarkan dari saku celananya.

Hyori menimpali, “Aku juga benar-benar khawatir padanya dan bukan hanya berpihak pada oppa. Kenapa dia tidak bisa lihat kalau aku hanya tidak tahan melihatnya seperti itu?”

Keduanya terdiam. Tak ada lagi yang saling menyahut. Eunhyuk menggenggam jam sakunya sementara Hyori menatap benda mati di tangan Eunhyuk itu.

Keduanya bertukar pandangan, mengerjap dengan lelah sebelum menghela napas bersamaan. “Haaaaah…”

“Ini salah oppa,” ujar Hyori.

“Apanya?”

“Seandainya saja oppa tidak terlalu menunjukkan kekhawatiran yang seperti itu, Jiyoo juga pasti tidak akan terpancing dan marah,” sahut Hyori pelan.

Eunhyuk menyipitkan kedua matanya. “Ya! Kau juga membelaku, jadi dia merasa kau sama sekali tidak peduli pada perasaannya.”

“Aku peduli padanya! Karena itu aku menyuruh oppa ke sini, supaya bisa membuatnya senang. Hubungan kalian sudah lebih baik, dan oppa mengacaukannya lagi!”

Mworago!?” Eunhyuk mengetuk kening Hyori. “Ya! Aku tidak mengacaukan apapun. Aku hanya khawatir dan tidak bisa mengendalikan diri saat dia bersikap dingin seperti tadi. Lalu kalau begitu, aku yang salah? Aku tidak memaksanya melepas infus seperti tadi! Aku juga tidak mau melihatnya seperti itu.”

Hyori mengusap-usap keningnya. “Aku tahu,” ujarnya. “Aku tahu oppa sangat khawatir.”

“Bagus kalau kau tahu…” Eunhyuk menarik napas berat. “Tapi aku juga tahu ucapanmu benar.”

“Ucapan yang mana?”

Eunhyuk menggenggam jam sakunya lebih erat lagi dan tersenyum muram. “Kalau aku baru saja mengacaukan hubungan yang baru ini.”

1:22PM

“Apa yang kau lakukan disini?”

Jiyoo buru-buru membalikkan tubuh, terpaksa mengalihkan pandangan dari pemandangan kota Seoul yang terlihat dari atap rumah sakit. Kedua matanya mengerjap saat menemukan Kyuhyun berdiri tak jauh darinya.

“Kau tidak sedang berpikir untuk lompat dari sini, kan?” ujar lelaki itu santai.

Jiyoo menggeleng. Ia menunjuk awan yang tertutup gedung-gedung pencakar langit kota Seoul. “Di sini menyenangkan. Lebih menyenangkan dibandingkan di kamar.”

Kyuhyun menghela napas dan berjalan santai ke arah Jiyoo. “Kau masih kesal?”

“Tidak.”

“Bagus. Kau pembohong yang payah.”

Kyuhyun melepaskan mantelnya, menyampirkannya di pundak Jiyoo. Gadis itu terdiam, tak menyangka bahwa Kyuhyun menghampirinya dan tidak berdiri di pihak Hyori. Jiyoo nyaris yakin Kyuhyun sangat ingin membela Hyori, tapi lelaki itu harus bersikap prihatin padanya. Mungkin Kyuhyun baru saja membuat keputusan yang sulit.

“Aku tidak sedang mengasihanimu,” jawab Kyuhyun. “Hanya saja, aku menghormati keputusanmu. Hingga saat ini, walaupun aku tidak pernah benar-benar setuju kau memilih keputusan itu, aku bisa melihat kau berusaha keras mempertahankan pilihan yang kau buat sendiri.”

Jiyoo tak membuka mulutnya. Ia membalikkan badan, menjauhi Kyuhyun dan duduk di kursi panjang dari besi. “Kalau hanya ingin membicarakan itu, oppa bisa pergi.”

Kyuhyun mendengus. Dengan tenang ia menghampiri Jiyoo yang membelakanginya. Ia menghela napas lagi dan memutuskan duduk memunggungi gadis itu. Kyuhyun menyandarkan punggungnya di punggung Jiyoo. “Aku tahu keputusan itu sulit untukmu.” Lelaki itu mengeluarkan sebungkus permen cokelat dari sakunya. “Ada hadiah untuk keberanianmu.”

“Ha?”

Kyuhyun menyodorkan permen cokelatnya ke belakang. “Ini.”

Oppa selalu menganggapku anak kecil,” Jiyoo mencibir walaupun ia tetap menyambar permen dari tangan Kyuhyun. “Aku tidak seberani itu.” Saat Kyuhyun tak menanggapi, Jiyoo melanjutkan, “Aku selalu ketakutan. Semakin ketakutan jika seandainya aku tetap belum bisa terbiasa tanpa dia. Aku… penakut.”

“Ternyata kau tidak selalu berbohong.”

Jiyoo tertawa pelan. “Iya. Kadang-kadang aku berkata jujur.” Gadis itu tak bisa tersenyum lagi saat melihat Eunhyuk berdiri lima meter di depannya. “Kadang-kadang… aku merindukannya.”

Kyuhyun tersenyum puas, tidak tahu bahwa Jiyoo sudah berhenti tersenyum. Ia tidak tahu perhatian gadis itu sedang terpusat pada orang lain yang sudah hadir di atap rumah sakit ini. “Kenapa diam saja?”

“Tidak. Tidak apa-apa,” ujar Jiyoo.

Ia menelan ludah dengan susah payah. Bayangan Eunhyuk di matanya mendadak menjadi banyak, kepalanya pening. Jiyoo merasakan kegelapan yang pengap menelan tubuhnya dan menelan bayangan Eunhyuk darinya.

Suara Eunhyuk adalah suara terakhir yang diingat Jiyoo sebelum ia membiarkan kegelapan itu membawanya.

4:12PM

“Shin Hyori!” tegur Sanni. “Kau harus masuk. Memangnya kau tidak khawatir pada Jiyoo? Untuk apa kau ke sini kalau tidak mau masuk?”

Hyori menggeleng kuat-kuat. “Tidak mau! Yang penting, kan, aku datang. Lagipula aku tahu dia tidak mau melihatku, aku juga sedang tidak ingin melihat anak keras kepala itu!”

PLETAK~

“ADUUUUUH!” pekik Hyori. Ia tak perlu repot-repot membalikkan badan untuk tahu bahwa pelaku yang baru saja melukai kepalanya adalah Yeosin. “Eonni!”

“Apa? Kau mau bilang kalian masih bertengkar?” sela Yeosin. Saat melihat Hyori diam saja, gadis itu berdecak. “Ya! Jiyoo pingsan dua kali hari ini. Hentikan pertengkaran konyol kalian sekarang dan bersikaplah yang manis.”

Hyori mengerucutkan bibir. Ia masih berada di kamar rumah sakit Jiyoo saat tiba-tiba Eunhyuk datang bersama beberapa perawat yang membawa Jiyoo dalam keadaan tak sadarkan diri. Ia bahkan terlalu terkejut untuk bisa sekedar menggerakkan tubuhnya hingga Kyuhyun, yang ternyata berada di belakang Eunhyuk, menarik tubuh Hyori untuk memberi ruang pada para perawat agar bisa membaringkan Jiyoo.

Kyuhyun berdiri di sampingnya, memberikan Hyori tempat bersandar saat ia meringis melihat kulit Jiyoo kembali ditembus oleh jarum infus. Hyori melihat napas Jiyoo yang agak cepat dan perlahan menjadi lebih teratur. Jantungnya terasa diremas-remas.

“Aku tidak mau masuk,” Hyori bersikeras.

Yeosin menghela napas, menyerah. “Baiklah. Terserah kau saja.”

Tatapan Hyori terfokus ke dinding koridor, tak berniat memandang keempat ‘kakak perempuan’nya. Setelah ia sendirian, Hyori menyandarkan punggung ke dinding dan menghela napas panjang. Ia juga ingin sekali masuk, melihat keadaan Jiyoo.

Tapi pertengkarannya dengan gadis itu justru membuat Hyori membangun harga dirinya dengan lebih kokoh.

Hyori bergumam pelan, “Dia juga pasti tidak mau melihatku.”

Jiyoo dibantu Haneul untuk bisa duduk di ranjang, bertopangkan satu bantal. Gadis itu mendongak, mamanjangkan leher untuk melihat lebih jelas para tamu yang datang ke kamarnya sore ini. Ia menemukan Haneul, Yeosin, Chaesun dan Sanni. Hanya berempat.

Tidak ada satu orang yang selalu menjadi line-nya.

Haneul berdeham, mengalihkan perhatian Jiyoo. “Hyori sedang ada urusan kampus.”

“Hm,” sahut Jiyoo.

Yeosin melirik Haneul diam-diam kemudian memutar bola mata. Kedua bungsu itu tak pernah bertengkar, setidaknya tidak sampai seperti ini. Tak ada satu pun dari mereka berempat yang tahu apa penyebabnya, tapi mereka tahu kedua anak itu bisa menyelesaikannya sendiri.

Sebaiknya diselesaikan dengan cepat sebelum Yeosin memutuskan untuk ikut campur nanti.

Jiyoo memandangi infus di tangannya. Diam-diam ia merasa kecewa saat orang yang seharusnya ada di sini justru menghindarinya. Ia ingin mendengus, ingin menyindir ucapan Hyori bahwa ia mengkhawatirkannya.

Kalau memang peduli, kenapa sekarang tidak muncul?

The next day – 9:22AM, Hospital.

Eunhyuk memandang gadis bertubuh mungil yang sedang menundukkan kepala di depannya. Hyori terlihat lesu. Gadis itu menggerak-gerakkan kakinya yang menggantung sembarangan.

“Jadi kalian masih bertengkar?”

Hyori mengangguk.

“Lalu kau memutuskan untuk tidak menemui Jiyoo sama sekali?”

Hyori mengangguk lagi.

Eunhyuk menghela napas panjang. “Bodoh.”

Mworagoyo!? Ini juga, kan, gara-gara oppa. Ah, ani, Jiyoo juga salah! Kalian berdua sama-sama keras kepala!” omel Hyori.

“Karena itu kubilang kau tidak perlu ikut campur, Hyo. Walaupun aku tahu kau sangat mengkhawatirkan kami, tapi dia tahu apa yang dia lakukan. Dia bisa mengatasi masalah perasaannya dengan sangat baik,” kata Eunhyuk tenang.

Hyori menoleh, memandang Eunhyuk dengan tatapan sedih. “Lalu bagaimana dengan oppa?”

Eunhyuk hanya mengangkat bahu. Selama ini, ia tak tahu apa yang sedang dilakukannya. Saat seharusnya ia tak mengabulkan keinginan Jiyoo, ia justru melakukannya. Jiyoo berhasil melindungi dirinya sendiri, tapi Eunhyuk tak tahu bagaimana cara melakukan hal seperti itu.

Seandainya waktu bisa diputar kembali, Eunhyuk berharap hasilnya akan berbeda.

Oppa,” panggil Hyori. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Rasanya ia tak suka melihat Eunhyuk yang seperti ini dan Jiyoo yang seperti itu. Sejujurnya, ia tak suka dengan semua kekacauan ini. “Himnaeyo! Aku selalu memihakmu.”

Eunhyuk tersenyum geli sebelum mengacak rambut Hyori. “Kalau seperti itu, kau tidak akan bisa berbaikan dengan Jiyoo.” Hyori mencibir dan Eunhyuk mulai mengusap rambut gadis itu dengan lembut. “Gomawo, Hyori-ya.”

Hyori mengerjap sebelum tersenyum lebar. “Masalahku dengan Jiyoo bisa kuselesaikan sendiri. Oppa, geokjeonghajimaseyo!”

Kepala Eunhyuk mengangguk-angguk, mengerti jika Hyori bisa melakukan semua hal dengan baik. Tak seperti dirinya, Hyori bisa memperbaiki hal-hal yang tak bisa diperbaikinya. Adik kecilnya itu jauh lebih baik darinya.

Oppa,” panggil Hyori lagi. Tatapannya menyiratkan bahwa ia tahu apa yang sedang dipikirkan Eunhyuk. Raut wajah Hyori tampak khawatir. Ia merentangkan kedua tangannya. “Free hug!”

Eunhyuk tertawa. “Geurae.” Ia melingkarkan lengannya dan disambut lengan Hyori yang memeluknya dengan erat. “Ya! Tidak… bisa… bernapas. Shin Hyori!”

Mianhaeyo~” Hyori melepaskan pelukannya, tersenyum lebar sambil menunjukkan huruf V dengan tangannya. “Sudah lebih baik, kan?”

Walaupun mendengus kecil, Eunhyuk tetap tersenyum. Lelaki itu mengangguk dan menepuk pelan kepala Hyori. Tapi permintaan yang sempat dibisikkan alam bawah sadarnya tak berubah.

Ia ingin bisa memutar waktu yang terlanjur berlalu.

Kyuhyun duduk santai di sofa yang ada di kamar rumah sakit Jiyoo. Ia datang ke sini bersama Hyori, tapi gadis itu menolak untuk masuk. Eunhyuk juga terpaksa keluar dari kamar Jiyoo karena gadis itu mulai bangun. Kyuhyun mendengus. Kedua orang itu benar-benar…

Datang ke rumah sakit tapi tidak menemui orang yang sakit. Berjaga semalaman dan hanya melihat Jiyoo yang sedang tidur, apa menariknya? Kedua orang itu… Kyuhyun tak tahu lagi apa namanya selain bodoh.

Dan sekarang, kedua orang itu masih berada di rumah sakit. Kyuhyun bisa menebak Hyori dan Eunhyuk sedang melakukan diskusi kakak-adik yang mereka anggap penting. Karena ia sendiri lebih suka berpihak pada Jiyoo, ia tak mengacuhkan Hyori dan Eunhyuk.

“Kalau oppa bosan, pulang saja. Aku baik-baik saja,” ucap Jiyoo.

Kyuhyun menghela napas, memandang gadis itu dengan tatapan tak percaya. “Kenapa kau suka sekali mengusir orang lain? Kalau kau tidak suka kutemani, bilang saja.”

“Tidak, tidak seperti itu,” bantah Jiyoo. Ia melihat Kyuhyun tersenyum puas dan sadar lelaki itu baru saja menggodanya. “Oppa yang membuatnya terdengar seperti itu!”

“Kapan kau bisa pulang? Apa enaknya berada di sini?” Kyuhyun berjalan ke tepi ranjang Jiyoo, memain-mainkan ujung selimut.

Jiyoo tersenyum simpul. “Besok aku bisa pulang.”

Kyuhyun mengangguk-angguk. Ia menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan. “Aku bosan. Mau jalan-jalan denganku?”

Keduanya menjadikan atap rumah sakit kemarin sebagai tujuan acara jalan-jalan hari ini. Jiyoo merenggangkan otot lengannya yang kaku. Ia tersenyum seraya merasakan hembusan angin membelai wajah dan meniup rambutnya yang terurai. Perasaannya menjadi secerah cuaca hari ini.

Kyuhyun melirik Jiyoo melalui sudut matanya. “Hyori dan Hyukjae hyung ada di sini. Hyori datang bersamaku dan Hyukjae hyung menemanimu semalam.”

Arayo,” sahut Jiyoo pendek.

“Lalu?”

Jiyoo balas melirik Kyuhyun, mengerutkan kening lalu tertawa. “Jangan khawatir. Aku akan segera menyelesaikan masalahku dengan Hyori.” Gadis itu menghela napas. “Lalu… soal Hyukjae… aku juga bisa menyelesaikannya.”

“Seperti biasa, kebohonganmu itu gampang sekali dibaca,” Kyuhyun berkomentar. “Aku tahu kau bisa menyelesaikan masalahmu dan Hyori, tapi masalah yang kedua tadi itu agak meragukan. Aku nyaris bisa melihat kau akan kembali menghindari Hyukjae hyung seperti yang kau lakukan sebelum ulang tahunnya kemarin.”

Aniyo,” ujar Jiyoo. “Tapi sebenarnya masalah yang mana yang lebih oppa khawatirkan? Aku dan Hyori, atau aku dan Hyukjae?”

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya, berpikir keras. “Dua-duanya.”

“Pembohong payah,” decak Jiyoo sambil menahan tawa. “Oppa lebih khawatir masalahku dan Hyori, kan? Kalau kami tidak segera berbaikan, oppa akan merasa serba salah karena tidak bisa memihak Hyori. Kenapa? Karena oppa sudah lebih dulu berada di sampingku.”

Kyuhyun mendengus, setengah tersenyum oleh tebakan tepat dari gadis di depannya. Tentu saja ia ingin terus membela Jiyoo, tapi fakta bahwa Hyori berada di pihak yang berseberangan dengannya juga tak terasa menyenangkan. Ia mengacak rambut Jiyoo.

“Aku juga mengkhawatirkanmu, bodoh,” ujarnya. Kyuhyun menyodorkan sebungkus permen cokelat yang langsung disambar gadis itu.

Jiyoo tersenyum muram sambil menundukkan kepala. “Aku tahu.”

Rasanya baru kemarin hubungannya dengan Eunhyuk terlihat baik-baik saja. Sebagai teman, tentu saja Jiyoo tahu akan ada beberapa hal yang terasa berbeda baginya. Mungkin sejujurnya, ia tak terlalu rela mendapat julukan teman setelah hari itu. Mungkin karena itulah, pada akhirnya ia justru berusaha lebih keras untuk menjauhkan segala pikiran tentang lelaki itu.

“Aku… tidak pernah membayangkan bisa menjadi temannya,” ucap Jiyoo ragu. Kyuhyun menoleh, perhatiannya tertuju pada Jiyoo. “Rasanya janggal. Lebih baik menjadi orang asing. Dan dia sama sekali tidak membantu. Kejadian di hari ulang tahunnya itu… ternyata menyenangkan.”

Kyuhyun merasa nada suara Jiyoo bergetar, seolah tertahan. Entah oleh apa.

“Terlalu menyenangkan hingga rasanya segala usahaku sebelumnya sia-sia,” katanya. Jiyoo menelan ludah. “Aku jadi… berharap lagi.”

“Tidak apa-apa,” ucapan Kyuhyun membuat Jiyoo menatap lelaki itu. “Bukan usahamu yang jadi sia-sia, tapi sebenarnya sejak awal kau sendiri yang tidak perlu berusaha untuk melakukan apapun. Kau tidak perlu menghindarinya sejak awal jika akhirnya kau merasa nyaman jika bertemu dengannya. Semuanya butuh waktu, Yoo. Kau juga butuh waktu.

“Memaksakan diri itu bukan bagian dari usaha. Jika kau bisa meraihnya, raih saja. Jika kau ingin melepaskannya, lepaskan pelan-pelan. Memaksakan diri hanya akan membuatmu semakin salah dalam meneruskan keputusan yang kaubuat sendiri.”

Kalimat Kyuhyun menembus kepala Jiyoo, melayang memenuhi pikirannya. Gadis itu merenung. Apakah selama ini ia memang memaksakan diri? Karena itukah ia sama sekali tak pernah bisa menjauhkan Eunhyuk dari zona pertahanannya?

“Hyori akan memarahiku, tapi aku benar-benar ingin melakukan ini,” ujar Kyuhyun.

Jiyoo tak sempat bertanya. Salah satu lengan Kyuhyun melingkari bahunya, membuat Jiyoo berada dalam dekapan nyaman milik Kyuhyun. Punggungnya ditepuk ringan. Lelaki itu membuat Jiyoo berusaha keras menahan air mata yang mendesak.

Chakhan dongsaeng-i,” gumam Kyuhyun. Bibirnya melengkung, membentuk senyuman miring. “Uljima.”

Suara Jiyoo tersendat. “An-uroyo!”

Kyuhyun mendengus pelan. Lagi-lagi kebohongan payah. Lelaki itu menghela napas panjang, tak pernah menduga bisa melihat Jiyoo yang seperti ini. Walaupun gadis itu selalu bilang ia tak menyukai Kyuhyun, tapi Kyuhyun tahu diam-diam Jiyoo selalu bersandar padanya sebagai kakak.

Kedua mata Kyuhyun menangkap sosok yang dikenalnya. Eunhyuk berdiri agak jauh dari mereka. Kyuhyun tersenyum tanpa sadar dan melepaskan Jiyoo. Ia bisa melihat raut wajah Jiyoo yang berubah saat menemukan Eunhyuk. “Jah… apa kau mau permen cokelat lagi?”

Jiyoo menelan ludah, mendongak menatap Kyuhyun lalu mengalihkan pandangannya pada Eunhyuk. “Oppa…”

“Apa?”

“Aku… belikan aku es krim,” sahut Jiyoo sambil terus menatap Eunhyuk yang berdiri tegap.

Kyuhyun melemparkan senyuman puas sebelum mengusap pipi kiri Jiyoo dan berbalik memunggungi gadis itu. “Arasseo.”

“Cokelat… es krim…”

Kyuhyun menoleh, memandang heran Hyori yang berjalan di sampingnya. Keningnya berkerut. “Ha?”

“Kau baru saja memberikan cokelat dan berjanji membawakan es krim untuk Jiyoo. Memangnya menurutmu kau tidak kelewatan? Aku tidak pernah mendapat cokelat darimu, Tuan Cho,” omel Hyori.

Hyori dan Eunhyuk naik ke atap rumah sakit karena tak menemukan Jiyoo atau Kyuhyun di kamar. Eunhyuk bisa langsung menebak kemana perginya mereka berdua sementara Hyori hanya mengekor. Kedua pasangan adik-kakak wannabe itu pasti menghabiskan waktu seperti dirinya dan Eunhyuk.

Tak heran. Hyori tahu Kyuhyun selalu bisa bersikap menjadi kakak yang baik untuk Jiyoo. Setidaknya Hyori bisa lega karena Jiyoo tak pernah benar-benar sendirian. Apalagi ketika ia dan Eunhyuk membentuk koalisi aneh yang hanya dimengerti olehnya dan Eunhyuk sendiri.

“Bukankah kau tidak suka cokelat, Shin Hyo-nim?”

Hyori berdeham, “I-iya, tapi memangnya aku tidak boleh berharap bisa mendapat cokelat darimu?”

“Boleh.” Kyuhyun merogoh sakunya, mengeluarkan sebungkus permen cokelat dan menyodorkannya pada Hyori. “Ini.”

Mwoya…” Hyori berdecak. “Ini, kan, permen yang sama yang kauberikan pada Jiyoo.”

Kyuhyun melirik gadis yang kesal di sampingnya dan tersenyum puas. “Tidak sama.”

“Apanya yang tidak sama!?” omel Hyori. Ia membuka permennya dan kembali menggerutu. “Sama saja.” Hyori memasukkan permen cokelat itu ke dalam mulutnya.

“Tidak sama.” Kyuhyun menahan lengan Hyori, membuat langkah gadis itu terhenti di tengah-tengah barisan anak tangga. Salah satu tangan Kyuhyun mengangkat dagu Hyori. Ia memberi kecupan kilat di bibir gadis itu. “Rasanya lebih manis, kan?”

Hyori mengerjapkan mata berkali-kali. Permen cokelat dalam mulutnya seolah kehilangan rasa. Memang manis, tapi Hyori tak yakin rasa manis itu berasal dari permen cokelatnya.

“Ayo pulang,” ajak Kyuhyun saat Hyori tak kunjung bergerak.

Hyori kembali mengerjap dan memandang Kyuhyun yang berada agak di depannya. Pipinya merona. Rasanya otaknya menjadi lumpuh saat itu juga hingga ia butuh usaha keras untuk kembali bernapas. Ia tak percaya lelaki itu masih terlihat baik-baik saja sementara dirinya nyaris menderita gagal jantung.

“Cho Kyuhyun~”

Eunhyuk berdiri di samping Jiyoo, memandangi langit jingga kota Seoul yang berhiaskan mega kemerahan di ufuk barat. Keduanya berdiri dalam diam. Eunhyuk sendiri tak merasa terganggu dengan keheningan ini, ia pun yakin Jiyoo juga begitu.

Rasanya ia dan Jiyoo bisa berdiri dalam diam selama berjam-jam.

“Aku minta maaf… karena seenaknya memarahimu,” ucap Jiyoo pelan.

Eunhyuk menggelengkan kepala. “Aku juga.” Lidahnya terasa kelu. “Karena melewati batas pertemanan.”

Punggung Jiyoo menegang oleh rasa yang aneh. Gadis itu menoleh ke samping, menatap wajah Eunhyuk dari samping yang dibingkai langit senja. Ia harus menahan diri untuk tak mengangkat tangannya dan membelai wajah itu.

“Ada yang ingin kutanyakan,” ucap Eunhyuk. Jiyoo mengerutkan kening saat lelaki itu akhirnya mengeluarkan jam saku yang tak asing baginya. “Aku ingin tahu alasanmu memberikan ini padaku.”

Jiyoo meraih jam saku itu dari tangan Eunhyuk. Jemarinya mengusap permukaan benda yang dipenuhi ukiran cantik itu. “Ini jam ajaib. Kau bisa memutarbalikkan waktu dengan jam ini.”

“Aku tahu.”

“Tadinya aku ingin memberitahumu bahwa seandainya waktu bisa diputar kembali, apa yang bisa terjadi. Tapi pada akhirnya, aku menemukan jawaban itu sendiri.”

Eunhyuk tersenyum muram. “Apa itu?”

“Bahwa… sesering apapun kita memutarbalikkan waktu, pada akhirnya jarumnya akan selalu berakhir di tempat yang sama.” Jiyoo memutar sekrup di atas jam saku perak itu, membiarkan jarum detiknya bergerak berlawanan dengan yang seharusnya. “Pada akhirnya, waktu yang diputar kembali akan memiliki kenyataan yang sama seperti sebelumnya.”

“Aku juga berpikir begitu,” sahut Eunhyuk. Tatapannya terpaku pada bulatan jam yang terus berjalan mundur. “Pada akhirnya, waktu yang telah berlalu dan waktu yang diputar kembali sama sekali tak berbeda.”

Jiyoo menggenggam jam saku itu dalam tangannya kuat-kuat. Pada akhirnya, ia tahu waktu tak pernah bisa diputar kembali. Tak ada yang bisa diperbaikinya walaupun waktu bisa diputar kembali.

“Tapi sebenarnya aku sedikit berharap,” gumam Eunhyuk. “Aku berharap kau akan berkata waktu bisa diputar kembali dan kita bisa mendapat cara menghindari semuanya. Kita bisa memulai semuanya dari waktu sebelum, sebelum dan jauh sebelum segalanya berubah.

“Aku ingin sekali memutar sekrup itu kembali ke masa lalu, sebelum semuanya berakhir. Tepat ke saat sebelum semuanya berakhir agar aku bisa mencegahnya. Tapi aku tidak bisa…”

Sunk in the longing that gets heavier as time passes

Can I travel back time?

If you hug me just like you did before, then I will be better

Sejujurnya, ia tak ingin menangis. Ia tak boleh menangis. Tapi Jiyoo tak merasakan air matanya yang terlanjur jatuh.

Pengakuan Eunhyuk terdengar lugu sekaligus menyakitkan untuknya. Jiyoo tak bisa menyangkal bahwa ia pernah memiliki keinginan seperti itu saat menemukan jam ini. Seandainya semuanya sesederhana itu.

Waktu yang bisa diputar kembali dan segalanya akan baik-baik saja.

The times you were with me, the memories you were with me. It scatters…

Can I travel back the time and hug you just like before?

Just for once, even if it’s the last… I’ll be better…

Eunhyuk meraih jam saku dari tangan Jiyoo. Lelaki itu tersenyum, walaupun muram dan tatapannya sendu. Ia membuka mulut, hendak mengucapkan sesuatu namun tertahan oleh suaranya sendiri.

“Kalau memang… tidak bisa, apa aku tidak boleh melakukan hal lain?”

Jiyoo membekap mulutnya, menahan isakan yang sejak tadi menunggu untuk dikeluarkan. Rasanya tak menyenangkan saat lelaki ini mulai memohon. Nuraninya menjerit, boleh, lelaki itu boleh melakukan apapun yang bisa membuatnya goyah.

Namun akal sehatnya berseru, meneriakkan larangan keras untuk terjatuh pada lelaki yang sama.

“Kalau kita tidak bisa memutarbalikkan waktu, apa boleh aku meneruskan waktu yang ada untuk menjadikanmu Choi Jiyoo-nya Lee Hyukjae sekali lagi?”

Jiyoo bisa melihat kedua mata Eunhyuk yang berkaca-kaca. Ia menebak-nebak, separah apa luka yang dibuatnya untuk lelaki itu? Sesempurna apa dirinya hingga lelaki ini tampak begitu putus asa untuknya?

Namun sepertinya ia mengerti. Karena ia sendiri memiliki luka yang sama parah, hati dan pikiran yang sama-sama putus asa. Persis seperti lelaki itu.

“Aku hanya perlu waktu untuk melakukan itu, Yoo.”

Ucapan Eunhyuk terdengar menyenangkan. Jiyoo merasakan kedua tangan Eunhyuk membingkai wajahnya. Tangan lelaki itu terasa dingin di atas kulit Jiyoo. Namun ada kehangatan lain yang membuatnya bergetar. Sentuhan itu seperti sesuatu yang sangat dikenal Jiyoo. Dan sangat dirindukannya.

Ada sesuatu yang meledak dan memancarkan warna-warni indah di kepala Jiyoo saat kedua matanya terpejam dan bibir Eunhyuk menyentuh bibirnya. Sensasinya selalu seperti ini. Menggetarkan dan memabukkan.

Jika beberapa detik yang lalu Jiyoo berharap waktu dapat diputar kembali, saat ini ia hanya berharap waktu bisa dihentikan. Selamanya seperti ini; dalam rengkuhan tangan Eunhyuk, dalam kuasa ciuman lelaki itu.

If we can’t turn the time back, would you like to have your happily ever after with me?”

8:12PM – Hospital’s Room

Jiyoo mendongak saat mendengar suara pintu terbuka perlahan. Kedua matanya menemukan Hyori setengah melongok, mengintip ke dalam. Kedua gadis itu saling bertatapan agak lama sebelum bersama-sama mengalihkan pandangan.

Hyori memberanikan diri untuk masuk dan berjalan pelan ke ranjang Jiyoo. Ia berdeham. “Aku…” Hyori ragu-ragu mengeluarkan kotak berlapis kertas perak dari tasnya dan menyodorkannya pada Jiyoo. “Ini untukmu.”

Jiyoo mengerjap dan meraih kotak lain yang diletakkan di salah satu laci kamar rumah sakitnya. Kotak itu sedikit lebih besar dari yang diberikan Hyori, berlapis kertas kado biru muda. “Aku… mendapatkan ini dari temanku. Untukmu.”

Kedua gadis itu saling berpandangan sebelum tersenyum canggung. Tanpa diungkapkan, keduanya tahu pertengkaran mereka sudah berakhir sekarang.

Hyori membuka hadiahnya lebih dulu. Matanya melebar oleh keterkejutan. Ia mengangkat benda mirip album yang dihiasi wajah lelaki tampan. “SONG JOONGKI’S PHOTOBOOK! Limited edition!? Yaaa~ Choi Jiyoo!”

“Aku memesannya dari temanku yang kebetulan penggemar Joongki oppa juga,” ujar Jiyoo. Saat membuka hadiah dari Hyori, gilirannya untuk terkejut. Sebuah album dan selembar kertas. “B.A.P Mini Album! Aaah… photocard Daehyun! Ada tiket fanmeeting juga!? Shin Hyo-nim~!”

Kali ini Hyori berdeham bangga. “Aku tidak ikut mengantri untuk bisa mendapat tiketnya, salah satu temanku bekerja di TS, jadi kubilang padanya akan kutukar tiket fanmeeting itu dengan 5 photocard Super Junior Kyuhyun!”

Jiyoo menggeleng-gelengkan kepala. Ia tak menduga Shin Hyori akan menukar Cho Kyuhyun dengan tiket fanmeeting B.A.P. “Shin Hyo jjang!”

“Aku tahu,” sahut Hyori puas. Ia memeluk photobook Song Joongki  erat-erat. “Harta karunku…”

“Berhati-hatilah pada Kyuhyun oppa,” ujar Jiyoo mengingatkan.

Hyori mencebikkan bibir. “Tidak ada yang perlu kukhawatirkan tentang pria itu.” Ia kemudian menarik kursi, mencondongkan tubuh ke dekat Jiyoo. “Jadi, apa yang terjadi di atap tadi sore?”

“Tidak ada.” Jiyoo meletakkan album dan tiket yang didapatkannya di dalam laci. Gadis itu menarik selimut. “Sekarang pergilah. Aku mau tidur.”

“Dasar pelit! Aku akan bertanya pada Hyuk oppa saja kalau begitu,” omel Hyori. Ia penasaran tapi menolak untuk memaksa Jiyoo bercerita. Toh ia tahu pada akhirnya gadis itu akan tetap menceritakan semuanya padanya. “Aku pulang dulu. Besok aku kembali lagi untuk menjemput Nona Pasien kita!”

Jiyoo tertawa. “Arasseo.”

10:22PM

Ruangan itu redup, nyaris gelap dan hanya diterangi lampu meja di atas laci. Pandangan Eunhyuk tak terganggu. Eunhyuk tersenyum simpul karena tetap bisa melihat wajah terlelap Jiyoo. Ia datang diam-diam untuk menemani Jiyoo lagi di rumah sakit. Tapi sepertinya kali ini Eunhyuk harus memutuskan untuk pergi lebih awal.

Lelaki itu menggenggam tangan Jiyoo dan hendak berbalik saat tangan Jiyoo justru menahannya. Kedua mata gadis itu masih terpejam namun bibirnya bergerak. “Kajima.”

“Tidurlah. Aku harus pulang,” kata Eunhyuk.

“Sebelumnya kau pergi saat aku terbangun pagi harinya. Sekarang aku bahkan belum tidur, lalu kenapa kau mau pergi?” tanya Jiyoo, masih dengan mata tertutup.

Eunhyuk tersenyum, merasakan genggaman tangan Jiyoo yang erat. “Karena aku harus bersiap-siap untuk perjalanan ke Amerika Selatan, ingat?”

“Ya sudah, pergi saja,” sahut Jiyoo seraya menepis tangan Eunhyuk. Gadis itu membuka matanya saat Eunhyuk menyambutnya dengan suara tawa. “Kenapa tertawa?”

“Tidak apa-apa. Baiklah, aku akan menemanimu di sini.”

Dwaesseo. Pergi sana.”

Eunhyuk meraih tangan Jiyoo lagi. “Aku tidak mau lagi menuruti kata-katamu”

Dan walaupun Jiyoo tahu kegelapan tak sempurna ini tak mungkin menyembunyikan apapun, ia tetap tersenyum kecil. Eunhyuk menangkap senyuman itu. Jiyoo tahu lelaki itu melihatnya.

Hingga saat Jiyoo terlelap kembali, Eunhyuk tetap tak bergerak dari tempatnya.

April 20, 2013

“Hyuk oppa bilang kau belum memberinya jawaban.”

Jiyoo mengerutkan kening dan menatap Hyori yang sedikit kesal. “Memang belum.”

“Kenapa~?”

“Aku menunggunya hingga kembali dari Amerika Selatan nanti.” Jiyoo menyipitkan mata dan bergumam. “Itu juga jika seadainya dia tidak tertarik dengan gadis-gadis di sana.”

==================FIN==================

tumblr_lvxntewN2n1r7emfbo1_500

Anggep aja ini lanjutan Truth or Dare sama Cheer Up!-nya Shinhyo deh ya. Rapat sekitar 5 jam sama Beliau menghasilkan naskah yang sedemikian rupa. Saya gak tau lagi deh. Saya lelah.

Tadinya juga gak niat diselipin skinship apa-apa. Suwer. It just happened. ;w;

Pertengkaran antara Ji-Hyo selalu bisa teratasi dengan Song Joongki dan BAP. HA HA HA~ Gak tau itu idenya dari mana. Saya lelah (lagi).

And yesseu! Cewe2 Brazil itu oke-oke cuy… *lha terus?* Yah itulah alasan di balik ngegantung-lagi-nya fanfic ini. HA HA HA~ xD

Baeklah. Setelah ini saya akan fokus sama yang laen. Marry Yoo menanti. Aqua-serious juga. T^T

Pict: 2Kyuhyun.

Song: Back in Time by Lyn.

86 thoughts on “[JiHyukism] Back in Time

  1. yahahahahah CHOI JIYOO-SHI , I LOVE YOUUUUU :3
    AND SHIN HYORI TOO, I LOVE YOU :))
    kenapa setiap cerita di sini keluar pas lagi pusing hahaha thank you anyway :))

    plis itu choi jiyoo terima lagi eunhyuknyaa, kasian diaa… rambutnya udah tipis gitu (?) hahaha
    dan kyuhyun-sii kamu manis banget sama jiyoo 🙂 haha

  2. Annyeonghaseyo eonni..
    Udah lama ya aku nggak mampir disini, hehehe 😀
    eonni, aku nggak ngerti kenapa sih jiyoo mau putus sama euhyuk oppa? And tentang memutarbalikkann waktu itu kata2nya jiyoo keren ‘bahwa sesering apapun kita memutarbalikkan waktu, pada akhirnya akan berhenti ditempat yang sama’ (T^T) sedih…
    Aku pengennya JiHyuk balik lagi pliss…

    Eonni tetap berjuang ya semoga bisa tahan nggak deket2 sama euhyuk oppa, tapi tetep pengen JiHyuk balik lagi 😦
    Eonni keep writing, semogabisa buat lebih banyak

    • Kepotong..(TOT)

      Semoga eonni bisa bikin lebih banyak lagi fanfic2 keren kyk gini lagi.. 🙂

      Btw, eonni mau nggak bagi photocardnya daehyun sama aku?? Hehehe ^^v

      Fighting!! 🙂

      • Annyeoooong~ ^-^
        Terima kasyih loh supportnya. Kamu baik bangettt.. ;__;
        Fighting!

        betewe sebenernya saya dapet photocard BYG dari Oneshot kemaren. Ngarepnya si dapet daehyun, tapi dapet si leader juga bahagia kok. :’)

  3. well, what a sweet story !!
    bingung mau ngomen apa :3
    Pokonya, intinya, aku sukaaaaa~~
    Sebagai JIHYUK SHIPPER aku mendukung kalian berdua *kkk~~

    Suka sama semua percakapan yg ada di dalamnya, apa lagi kata2 kyu. Dewasa banget :3

    Eonni, gatau ah mesti ngomen apa lagi.

  4. choi jiyoo jjang~ \o/ more than what I expected nih JiHyuknya XDD
    bener emang ya, gak usah direncanain JiHyuknya, mengalir sendiri pas ibu ngetik eh tiba2 ada skinship luar biasa aw.
    tp tetep ya ngegantung, demi apa juga dpet aja nih si ibu, alasan buat ngegantungin jawaban~
    php nih ah bu….

    tapi saya terharu tingkat nasional deh bu :”) bagian berantem, bagian jihyuk, bagian baikan, semua deh, tanpa terkecuali percakapan paboppa-dongsaeng dan oppa-dongsaeng wannabe :3
    you’ve worked really hard *peluk
    terima kasih juga sudah menyertakan saran ‘hug sebelah tangan ala kyu’ gak sia-sia lah kena bantal melayang kkk~

    bener banget deh jihyo gak pernah berantem, gak pernah cemburu satu sama lain /pfffft.
    jangan biarkan yeosin eonni ikut turun tangan, nggak kebayang gimana bentuk jihyo ntar hahaha.
    yaudah sih bu, silahkan lanjutkan marryoo dan aqua-seriousnya *ehem*
    saya mau lanjut liat poto2 joongki /ngayal XD
    YOO JJANG~ YOO HIMNAE~ HYUKJAE SARANGHAE ! (?)

    • memang begitu adanya bu. saya mendadak berhasrat banget ngasih skinship tapi gak nyadar skinshipnya berwujud gituan……… saya gak tau. saya lelah.
      Kan saya suda bilang, saya suka yang gantung2. Biar semuanya berasa digantung, biar mati bareng (?)

      Nah, bagian berantem itu bikin saya agak nyesek sendiri bu. Ngebayangin jihyo berantem itu rada serem ternyata……..
      Hug sebelah tangan itu hi-lite dari cerita ini. Terima kasyih usulnya. xD xD

      Gak kok. JiHyo gak pernah berantem. Masa cuma gara2 hubungan oppa-dongsaeng jadi cemburu? GAK PERNAH KOK.
      Ngelempar bantal sama nyekek itu gak masuk bagian dari berantem kan ya bu? Iya………kali.
      Itu yang CHOKYU yang ngasih CHOCOKISSEU gak disebutin bu?

  5. ahhh sumpah eonni demi apa aku nangis sambil senyum pas jihyuk di atap ..
    hyukjae oppa … aw aw aw >//<

    gannnnnttttttuuuuuunnnnnngggg ???
    balikan aja llaahhh hyuk ga akan macem-macem di brazil .. hihihi

    marry yoo !!! di tunggu 🙂

    • Eciyeeee~ senyum sambil nangis. :’)
      Tapi hyuk oppah itu semacam bahagia banggets loh di sana. Biarin aja dia mencari kebahagiaan dia sendiri di sana. (?) xD
      Marry yoo…… hehehehe~ xD

      • eon liat ga piku yang ryeowook oppa posting di twitter yang sama DH,EH,SW ??
        itu kan gaya nya eunhyuk oppa kayak lagi berdo’a ..
        aku tau do’anya itu “semoga pulang nanti yoo mau balikan” *eeeaaaa
        /gaje abis ini komen nya/
        hahahaha

        pokoknya yang terbaik aja lah buat jihyuk *nahh

        marry yoo~ dede bayinya kapan keluar ?? hehehehe

      • Eh emang iya? xD Gak ada liat update-an anak2 suju niiiihh….
        Pffftt… kamu pinter deh mengartikan bahasa tubuh (?) leehyukjae. xD
        Nanti yaa, cancee.. nanti yoon lahir ke dunia. :’)

  6. aaaaaaaaaaaa sebel sebel sebel kenapa disini cho kuyunnya manis bgt siiiiiiiih aplg pas yg ngasih coklat ke hyo errrrrr
    padahal kan lg mw fokus sama jihyuk nya #plakkkk

    duh yah awal2 tuh yah yg pling miris deh…. kyknya lg pada sensi bgt tauuuu si hyuk marah2 yoo emosi si hyori yg emang terlalu bnyak peran dlm jihyuk *pssst jgn blg2 sm hyo ya* hahaha
    dan gk tau kenapa justru si kyu yg pling waras wktu lg perang dingin….

    dan untung lah berakhir dgn damai biarpun jihyuk masihhhh gantuuuuung
    tp ini bs kan dianggap udh balikan lg
    hahaha

    okke akyunya jg menunggu MY and baby Yoon

  7. skrg kakak tau apa maksud twitan shela “seandainya kak vanny tau” ternyata oh ternyta ada ketjupan dibalik selang inpus hahahahahaha….

    pengen scene jikyu en hyukhyo diperbanyak, saiyah suka!!!!!! hahahahaha…
    kalu gini caranya kapan jihyuk balikan ya hihihihi..

    seorang cho kyuhyun porepa mesum, niat bgt ngasi coklat biar dpt kectjupan juga hahahahaha… good job dude

  8. ahh.. so sweet..
    jadi sepertinya Jihyuk ada harapan ini. tergantung jawabn yoo selepas hyuk pulang dr south america. huwahh.. semoga hyuk g kesem-sem sama gadis amerika, atau yoo akan mengubah pikirannya dalam satu detik. kekeke..
    Yes eonnie, i’m waiting for marry yoo and aqua-serious ~~^^

  9. Ini so sweet banget! Tp kalo disurug jelasin bagian mananya, aku malah bingung. Aku suka 2 pasangan di sini, terkesan manusiawi sekali. Kkk~

  10. ”Bahwa… sesering apapun
    kita memutarbalikkan
    waktu, pada akhirnya
    jarumnya akan selalu
    berakhir di tempat yang
    sama.” g tau kenapa nyesek bgt ma tu kalimat 😦
    kau membangkitkan jiwa galau q shel 😦
    tapi, tapi, semua keren, terbayar dgn skinship kisseu kyuhyo ma jihyuk wkwkwkwk

  11. jjaajjjaaaang,,, eoonniiiiiii *toa mesjid dipinjam
    kyaaaa,, udah lama gg masuk2 k sini lagi ihuii ada ff baru ini lanjutan truth or dare kahh,, agh gg papa deg disini aja aq kommntnya,, selalu buka di hp jadi malas mao kommn panjang2 sesuai keinginan hati,tapi wess lah,, itu kenapa belom kembali lagii,,kkkk cwe2 brazil kece2 lho unnie,kita tunngu saja lanjutan kisah ini,,aq sanagat berharap mereka bergabung kembali*bergabung dimana ? ,eoh bersatu maksudnya,,:) ,,sepertinya jadwal unn menulis akan sangat menyita waktu banyak,,keep fighting n jaga kesehatan ya jangan kaya yoo yang menyiksa diri gitu,,,><

    • Eh eh toanya balikiiiin! Dicariin penjaga mesjid tuuuuhh~ xD
      Waaaah.. kamu unyu sekali ngingetin authornya buat jaga kesehatan. Terima kasyiiihh.. ;w;
      Tapi sayang, authornya keburu kena FBD. Hahahahahaha~

      • heheehe,, iya ,udah dibalikin kog ,,, authornya kan ramah tamah,ihihiii

  12. koalisi yg unik antara Hyori-Eunhyuk, Jiyoo-Kyuhyun..
    murni adek kakak kan? kali aja da benih2 cinta, hehehehe

    memang dsaat sedih, sosok oppa d’butuhkan.. bs melihat suatu masalah dr sudut pandang laen..
    jd pengen pny oppa… 😥

    da sinyal2 Jihyuk balikan nih, d’tunggu scpat’y.. 😀

    • Eh, eh, apa onn? Benih-benih cinta?
      Gaaaak. Suda cukup jiyoo dapet bantal melayang dari shinhyo gara-gara salah satu adegan di sini……….

      *lempar oppar* ini oppar yang dorkies bisa dibawa pulang. 🙂

  13. SUMPAH DEMI APAPUN INI JIHYUKISM YANG PALING BAGUS. jujur aja ya penggunan katanya itu bagus banget. yg nulis kuliah sastra ya? seriusan ini ceritanya keren banget

  14. OHMYMOM !!!!! Cho KyuHyun gw makin cinta ma Loeee . . . . . . . . . . . . . 😀
    Jiahaha,, psngn abnormal KyuHyo lg menjadi dwasa,, + koplak, wkwkwkwk.
    Aigoo aku g nyangka cho kyuhyun bz ky gtU, KEREN.
    Ah JiHyuk bikin panas dingin, Trharu, pokok’y aduh mrka br2 ini, g bz diungkpn pke kata”,, lucu pas bagian hyo meluk hyuk, kyu meluk yoo, sling mlengkpi. 🙂 #Jiyoo-ssi SarangHae ❤
    jd ap Hyuk bkL blikn lg ma Yoo ??
    #brhrp ia ,,

  15. hahaha,,,WAH SHIN HYORI, eonni emank paling cetar membahana deh!!! akh, so sweet bgd deh eonn, mksd’y baik bgd seh eonni ada di pihak hyukppa n mw menemenin hyukjae yg lg nggalau,,,
    Choi jiyoo ayo lah jgn lama2 pisah dri hyukppa? kalo memang dr dulu udah daehyun mungkn gk bakal sesusah ini lepas dri hyukjae,,,hehe,,aku becanda eonni,,,piss V

    Ah benar eonni, marry yoo memang sudah menanti dilanjutkan,,,

    eonni, aku tunggu cerita” slnjtnya dri eon,,

      • hahahaha,,,ini semua gr” hyukppa yg lebih cetak membahana kekeke,,,gr” eonn ada dipihak hyukjae n sllu nemenin hyukjae yg lg nggalau, aku jadi terharu sm kebaikan nya,,,kakakaka,,,,

        Mmmm,,,tapi lebih keren jiyoo (ka shela) yg pinter bgd bikin fanfict nya,,,upss,,,aku keceplosan,,,

        gk sabar nunggu kelanjutan nya jihyuk!!! akh,,,semoga sja jihyuk bsa bersatu lg,,, 😀

      • ka shinhyo: skinship??? AHA,,,aku setuju eonn!!! skinship emang diperlukan jihyuk makin akur,,,
        ka shela: hehe,,,gpp klw belum ada ide nya yg pnting udah ada niat, klw udah ngomong jihyuk aku selalu semangat!!!!!
        Eonn,,,buat marry yoo nya jgn sedih” yahh hyukjae nya,,,,

        hehehe,,,

  16. B-A-L-I-K-AN BALIKAN Balllliiikaaan.. *bawa pom pom nyemangatin Jihyuk*
    kaka tunggu jawaban dari Yoo sepulang pasukan itu dari Amerika sono yaaa.. yaaa.. yaaa.. 😉
    asiiik yang dapet kissue kissue dari Lee hyuk *toel toel Yoo* baydewei akunya kangen denger suara Yoo manggil Hyukjae Oppa, “Poo” deh ;;___;;
    dan Cho Kyuhyun.. kadar ketampanannya meningkat kalo lagi dewasa + manis kaya gini :3 pake kasih cokelat segala.. dan itu tuh.. cium-cium ShinHyo, mihihihi..

    • Apa sih kakak Jingga kok ikutan ngedemo? ;w;
      Pfftt…. jiyoo belom ada nyiapin jawaban apa-apa……….
      Iya yak, ini jiyoo juga agak kagok kalo gak nyebut dia pake sebutan itu. :’)
      Chokyu dapet peran istimewa tau disini kak. xD Semacam kakak dan kekasih yang bisa membagi diri (?) dengan baik. xD

  17. eonni!!! keren bangeettt! kerasa bener feel nya. waktu mereka berantem, waktu kasihsayang “adik-kakak” itu, semuanya deh. keren banget! eonnie jjang~
    marry yoo juga ditunggu ya eonni^^

  18. Yayaya adegan jihyo berantem seru tuh .. Mereka teriak2 di dpn pujaan hatinya gitu huhuhu *ganyambung*
    Jiyooo untung masih ada kyu buat jadi tempat curhat sekalinya marah langsung di kasih coklat …
    Coklat buat hyo pasti lebih manis kan di tambah kisseu hoho
    Dan jiyoo akhirnyaa ngerasain poppo manis dari eunhyuk lagii … Ayooo sabar bgt harus sampe mereka pulang dulu dari amerika ~

    • Pffttt… saya ngetik adegan berantem itu pake hati loh *pake hati, gak pake jemari (?)*
      Nyehehhehe~ suda paling bahagia dapet cokelat ala shinhyo lah. Bonusnya dapet kisseu. xD
      Mudah2an hyuk oppahnya lama ya di amerika. Saya belom nyiapin jawaban apa-apa…………….

  19. Waaaaa smoga ini petanda baik bagi jihyuk yah (ˇʃƪˇ)
    Kyu sweet nih sebagai ‘oppa’ nya jiyoo dan sama hyori juga *ehem* (?)
    Smoga hyuk di brazil kemarin -entah ngapain- tetep bawa positif ke hubungan sama ‘yoo’ nya ya ><
    Pas adegan 'berantem' agak2 serem ya apalagi pas jiyoo lepasin infus /glek/

    • Semoga.. (?)
      Pfftt… Kyuhyun disini semacam memperbaiki imej. Dia jadi idaman banget. Oppa idaman, kekasih idaman. xD
      Iyah, jiyoo emang serem banget. xD xD

  20. bolehkah kali ini aku berharap mereka bakalan balikan?? oh hyukjae cepatlah kembali, dan semoga kali ini jjyioo akan menjawab YA. dan untuk Cho kyuhyun kenapa kali ini aku merasa kau sangat tampan dan keren banget, setan(?) sepertimu bisa menjelma menjadi seorang malaikat tanpa sayap bijak banget.

  21. kyaaaaa aku mati aku mati~~~ udah balikan aja itu berdua :3 lucu dan manis disaat bersamaan, walaupun awalnya galau banget gaada godaan buat berhenti baca :3 jujur ya kak ya, aku teriak loh pas jiyoo dapet mini album bap…ditambah photocard daehyun….ditambah tiket fanmeeting! kurang sempurna apa hidupnya coba ;-;

    • Jangan, jangan… jangan mati!
      yah bagus deh kalo gak berenti tengah jalan. Hehehehe~
      Pffftt.. itu cara baikannya jihyo emang melibatkan bap sama song joongki, jadi yaaa….. xD xD xD
      SEMPURNA BANGEEEEETT! ;w;

  22. Oalaaahhh…. Jd beneran nih??? Mau balikan lagi???? Yaiyyy… *potong tumpeng* 😀
    Akhirnyaaaaa, yoo, jgn marahan lg sm eunhyuk oppa yah?? Saiia juga ikutan galau.. 😀
    Ya ampuuunn, dah kangen banget sm Marry Yoo n kyutoria couple.
    Welcome back jihyuk… *__*
    Dialog antar tokohnya sesuatu banget yah.. Cetarrr.. Dalam banget dah.. 😀

  23. AH Maniiis >////< tegang sih waktu Jiyoo hyukjae sama hyori marah-marah dikamar rumah sakit itu. Tapi bisa baikan dengan Joongki PB sama album BAP PC Daehyun. Hoaaaaaaah Hyori-ssi, buat aku aja itu PB Joongki /plak/
    scen Kyu Jiyoo, jga enak kali yee bisa deket sama Kyuhyun begono. Terus pas permen yang dikasih buat hyori bonus kecupan . Isssh mupeng tauk. Iri sama hyori HAHAHA. Nah, shellaaaaaaaa Onnie. Hyukjae udah kembali dari Amerika. Semoga jawabannya Yoo kembali sama HYUKJAE!!!! Kangen Jihyuk bersatu lagi XDDDD

  24. HUAAA.. long time I’m not coming here…hehehe
    I love Kyu’s role here~
    Hahaha, he really has a manner as an old-bro. Huhuhu I want it too~
    Well, but I loves to see Hyo-Hyuk scene here.. hahaha
    Changing couple, but still sweet~ >.<
    I almost can’t hold my shrieking when read the moment when Hyuk want to go to Brazil, and Yoo hold him up.
    And, hey~ what’s the meaning of the last scene?? Huaaaa, Yoo will accept Hyuk,again, rite???? Hahaha

    NB: hey, why "Aqua serous" was protected?? I want to read to too~~ where is I can get the pasword??

  25. Itu itu si magnae kenapa bisa semanis dan sedewasa ituuu???
    #sambil tutup mulut ga percaya,,,

    Mau mauuuuu jadi adeknya kyuhyuuuunnn,,,,,

    Shela onnie, ini cerita kenapa okweh buanget!!!
    #sambil ngeces

    Saranghae Jihyuk,,!!!!

  26. Wahhhh ternyata baca FF eunhyuk juga seru, kkkk~ sebenernya tergantung sama author yang pinter ngerangkai kata kata 😀

    Baca ff eunhyuk itu_ random, karena susah cari ff hyuk serius, conflik nya keren, dan bukan comedy 😀

    Wkkkkksss, Jiyoo disini nyebelin asli!

Leave a reply to She Cancel reply