[Drabble] Too Ordinary

..Cause I’m not a main cast in your love story..

Mencintaimu.. seperti sesuatu yang terlarang untukku.

Apa yang kau lihat? Apa yang kau temukan?

Tak ada yang istimewa dariku. Tak ada yang bisa kau dapatkan dari gadis biasa sepertiku. Aku.. terlalu biasa. Di hadapanmu yang terlihat sempurna, aku sangat biasa..

–Jung Haneul

***

“Apa yang kau lihat?” aku menegur begitu mendapatinya memandangi wajahku tanpa berkedip. Lelaki itu tersenyum lalu menggeleng.

Ia memalingkan wajahnya, melempar pandangannya ke sembarang arah. Lelaki itu tetap tersenyum. Aku bertanya-tanya, kapan lelaki itu –Lee Sungmin- tak tersenyum untukku. “Kenapa?”

“Eh?” aku kembali menatap wajahnya yang masih terarah lurus ke depan.

“Kenapa kau tidak pernah mau melihat mataku?” pertanyaan konyol itu meluncur lagi darinya.

Bagiku; bagi Jung Haneul, pertanyaan itu adalah pertanyaan yang punya jawaban paling mudah sedunia. Alasanku tak bisa menoleh dan balas menatap ke dalam matanya adalah: karena aku terlalu biasa. Karena mataku ini tidak seindah mata lain yang melihatnya. Karena sepasang mata ini tak akan terlihat istimewa saat disandingkan dengan gadis lain. Karena aku.. biasa.

Aku bukan seseorang yang cocok menjadi pemeran utama dalam sebuah kisah.

Tapi aku dan Lee Sungmin bukan sebuah kisah, kami.. nyata. Dengan banyak hal yang mempersatukan kami, kami ini bukan sebuah dongeng pengantar tidur.

“Aku suka matamu,” ujarnya. Aku menoleh, lagi-lagi menemukannya sedang menatapku. “Aku suka hidungmu, aku suka bibirmu, aku suka wajahmu, dan aku suka kau.”

Sambil setengah geli, aku mendengus, “Cih~ darimana kau belajar kata-kata aneh begitu?”

“Apa kau tidak menyukaiku seperti aku menyukaimu?” lagi-lagi pertanyaan konyol.

Aku memberanikan diri menatap langsung ke matanya, berusaha mencari tahu sedalam apa sepasang manik itu bisa menenggelamkanku dalam jurang terbaiknya. “Tidak.”

“Begitu? Apa aku tidak cukup istimewa untuk bisa kau sukai?” aku tersenyum geli mendengar pertanyaannya.

“Akulah yang harus bertanya begitu,” sahutku tenang. Aku tidak pernah membahas masalah ini dengannya. Sungmin tak pernah tahu bagaimana rasanya jadi gadis yang terlalu biasa untuknya. “Kenapa.. kau bertahan di sampingku?”

Sungmin menghela napas panjang, mengembuskannya berat lalu kembali memantapkan arah pandangannya ke sembarang tempat. “Karena.. entahlah. Menurutmu?”

“Karena kau bosan dengan gadis-gadis istimewa?” tebakku asal, setengah kesal karena aku berharap ia akan mengucapkan hal yang bisa menenangkanku. “Kau hanya ingin bermain-main dengan gadis super biasa sepertiku..”

Lelaki itu menatapku tak percaya. Sepertinya yang baru saja kuucapkan adalah kunci peti kemarahannya.

“Karena kau bisa mencintaiku dengan istimewa,” ia mendesah, tampak lelah dengan tebakanku yang salah. “Bukan berarti yang lain tidak bisa, tapi kurasa aku sudah cukup mendapatkan cinta istimewa dari satu gadis yang biasa. Walaupun sebenarnya gadis bodoh itu sama sekali tidak sadar kalau dia sangat istimewa.. untukku.”

“Lee Sungmin,” ucapku pelan. Mataku mengerjap beberapa kali kemudian aku menegur, “Aku? Bodoh?”

***

Aku melihat semuanya darimu. Aku menemukan banyak hal darimu..

Kau istimewa. Saat setiap orang mengira dirinya tidak, tunggulah. Tunggu sampai ada seseorang yang bisa mengistimewakan setiap hal yang ada padamu..

Dan untukmu, orang itu adalah aku..

–Lee Sungmin

======================

Nyahahaha.. saya setres di kost-an. Mamah suda pulang dan saya sendiriaaaann~~~ TT^TT Dan daripada ngelanjutin ceritanya abang Changmin, saya malah bikin drabble gaje.. *ngesot-ngesot di aspal*

Sambil ditemenin sms-an malem-malem ama E-mom, terciptalah karya ajaib (?) ini..

Korban kedua: Kakak Orange Labuuuu… XD Gatau deh ini Yoo bikin apaan, maap yaaahh.. *bow*