Lovabook Story #10

-previously-

Ibu Hyukjae mengangguk-angguk. Benar, Kim Kibum adalah pemilik setengah Lovabook sementara setengahnya lagi miliknya. Yang pasti, Lee Hyukjae tak akan mendekati apapun yang masih berhubungan dengan ibunya sendiri. Bekerja di Lovabook sebagai pegawai biasa saja adalah hasil bujukan Hyunyoung. Anak nakal, pikirnya.

Kibum bertanya dengan hati-hati, “Memangnya Hyukjae sudah bilang kalau dia punya.. pacar?”

“Mm,” Ibu Hyukjae kembali menenggak teh dalam cangkirnya. “Aku juga sudah bertemu dengan gadis itu. Seseorang yang bernama.. Choi Jiyoo?”

==========================

Chapter 10

“Choi Jiyoo..?” ulang Kibum. Tangannya tertahan di udara memegang cangkir mungil. Keningnya membentuk kerutan kecil, bingung. Choi Jiyoo yang disebut Nyonya Lee di depannya ini, Choi Jiyoo yang sama dengan pikirannya atau tidak?

Ibu Hyukjae mengernyitkan alis lalu mencondongkan tubuh ke depan, mendekatkannya pada Kibum. “Kau kenal?”

“Aa.. tidak, mungkin hanya tak asing dengan nama itu,” elaknya. Kibum meneguk teh melatinya dan menelan kebingungannya bulat-bulat. Ia berdeham, “Ajumma tadi bilang sudah bertemu dengannya?”

“Begitulah,” jawaban Ibu Hyukjae makin membuat Kibum terkejut.

Memang kecil kemungkinan Choi Jiyoo yang dipikirkannya sama dengan Choi Jiyoo, yang menurut Ibu Hyukjae, adalah pacar Lee Hyukjae. Tapi setidak mungkin apapun perkiraannya kali ini, selalu ada kemungkinan yang pasti; mengingat Hyukjae tak punya kenalan lain bernama Choi Jiyoo lain –walaupun seharusnya Choi Jiyoo yang ada di pikiran Kibum ini sama sekali tak bisa dikategorikan sebagai kenalan Hyukjae.

Tapi mengulang pernyataan Ibu Hyukjae pun juga makin membuatnya bingung.

Pacar Lee Hyukjae itu.. Choi Jiyoo?

“Kibum-ah,” panggil wanita berkacamata dengan rambut gelap sebahu itu. “Ajumma punya satu permintaan. Soal gedung Lovabook..”

Kibum mengerutkan kening. Entah bagaimana Ibu Hyukjae sudah mendapat topik lain untuk mereka siang ini. “Lovabook?”

“Bukankah lantai dua tidak dipakai?” tanyanya. Kibum mengangguk ragu tanpa suara. “Aku sudah memikirkan ini, Ajumma ingin lantai dua dipakai Lee Hyukjae dan gadis itu setelah mereka menikah.”

“Me- apa?” mata Kibum terbelalak. Kemudian ia berdeham, “Mm.. maksudku, mereka akan menikah..?”

Ibu Hyukjae mengangguk penuh semangat. “Aku tidak bisa membiarkan Hyukjae mengacaukan acara kencan buta terus-menerus, kan? Dia punya dua pilihan kemarin, menikahi pacarnya atau menikah dengan gadis pasangan kencan butanya minggu lalu.”

“A-ajumma, apa ini tidak terburu-buru?” sela Kibum.

“Kenapa?” tanyanya dengan nada tinggi. “Kenapa kau yang panik, Kibum-ah? Hyukjae sudah memilih dan dia akan segera menikah. Tapi karena aku tidak mau mereka tinggal di rumahku dan berpura-pura di depanku, aku ingin mereka menempati Lovabook. Dan kau, Ajumma mau kau mengawasi mereka disana.”

Kibum benar-benar tak bisa menangkap maksud orang tua di depannya. “Ajumma..”

—-

“MENIKAH?” Park Hana berteriak dengan nada setengah histeris saat Hyunyoung, Jiyoo, dan Siwon berkumpul di meja makan. “Agashi.. akan menikah? Secepat ini? Dengan Lee Hyukjae, laki-laki bodoh itu?”

Hyunyoung menyela, “Eomma! Hyukjae itu temanku. Dia tidak bodoh.”

“Aigoo.. setidaknya dia terlihat begitu,” kilah Park Hana. Kemudian ia kembali menatap Jiyoo. “Apa ini.. benar?”

Jiyoo meniup poni depannya frustasi. Sambil melirik satu per satu wajah orang yang mengelilinginya, ia berpikir agak lama. Jiyoo tahu mereka sedang menunggu, tapi ia sendiri tak tahu harus menjawab apa. Kepalanya nyaris meledak!

Iya, aku akan menikah?’ Jawaban itu terdengar seperti jawaban yang diinginkan semua orang.

Atau.. ‘Tidak, siapa yang mau menikah dengan orang asing?’ Itu jawaban paling logis yang bisa diucapkannya. Tapi bibirnya seolah saling menempel dan menentang kata itu meluncur dari mulutnya.

“Yoo?” kali ini Siwon berhasil mengembalikkan Jiyoo ke dunia nyata.

Jiyoo menoleh, menemukan laki-laki itu menatapnya dengan pandangan yang aneh. “Aku.. tidak tahu.”

“Jiyoo-ssi, kalau kau menikah dengan Hyukjae, aku yakin ibunya akan menyerah,” ucap Hyunyoung –masih bertahan dengan skenario drama picisan yang dimainkannya sendiri. “Jadi..?”

Dengan tatapan tajam, Jiyoo melirik Hyunyoung. Lagi-lagi gadis yang dipandangnya memasang wajah polos tak berdosa. Gadis itu sudah seenaknya mengarang indah soal “lamaran” mendadak Lee Hyukjae, dan sekarang ia masih berani membuat semua orang bermain dalam dramanya.

Hyunyoung tersenyum kaku lalu merangkul pundak Jiyoo. Ia berbisik, “Bantulah Hyukie..”

“Hah! Bantu? Satu-satunya yang butuh bantuan disini adalah ak–“

“Iya, iya, aku tahu, Jiyoo-ssi. Kau dan Hyukjae memang butuh bantuan kami, kan?” potong Hyunyoung cepat. Sambil mengusap-usap puncak kepala Jiyoo, ia mengeluarkan ponsel. “Ini, hubungi Hyukjae.”

Jiyoo menatap Hyunyoung tak percaya. “Hubungi Lee Hyukjae?”

Sebelum Park Hana dan Siwon menyadari nada sinis dalam ucapan Jiyoo, Hyunyoung menyela, “Tentu saja. Pengantin harus menyiapkan mental, kan? Bicarakanlah rencana kalian berikutnya sementara kami disini mengatur urusan registrasi dan upacara pernikahan..”

“Ya! Park Hyun–“

“Ayo, ayo, hubungi Hyukjae~~~” Hyunyoung menarik tangan Jiyoo dan keluar rumah. Setelah memastikan pintunya tertutup rapat dan dua orang dalam rumah tak akan mendengar mereka, ia mendesah. “Jiyoo-ssi, tolong jangan kacaukan rencanaku.”

“Rencanamu?” Jiyoo mengulangnya dengan nada sarkastis. “Sejak kapan masalah pernikahanKU masuk dalam agenda rencanaMU dan Lee Hyukjae?”

Hyunyoung menarik napas panjang. “Aku tidak mau dia dipaksa menikah dengan gadis yang tidak dikenalnya.”

“Lalu kau pikir dia mengenalku?” bantah Jiyoo. “Hah! Kalian sangat aneh.”

“Maaf,” bisik Hyunyoung. Jiyoo menoleh spontan ke arahnya, mengira indera pendengarannya sudah rusak. Hyunyoung terpaksa mengulangnya. “Aku minta maaf, anggap saja aku juga mewakili Hyukjae. Aku janji kau tidak akan terjebak selamanya dalam masalah ini, tapi bantulah anak itu.”

Jiyoo menatap gadis di sampingnya ini tak percaya. “Kau ini kenapa? Apa kau harus bertindak seperti ini hanya untuk membantunya?”

“Tidak, tapi saat ini dia memang tidak punya pilihan. Setidaknya dia tahu dirimu, aku juga mengenalmu –walaupun tidak banyak. Jadi kupikir kau jauh lebih baik dibandingkan gadis kencan buta itu,” jelas Hyunyoung.

“Kau..” sambil mengembuskan napas berat, Jiyoo memijat-mijat pelipisnya.

Hyunyoung tersenyum kecil, “Bantu dia ya?”

—-

Pagi ini Lee Hyukjae sudah berdiri tegap di depan pintu apartemen Hyunyoung. Berkali-kali ia mencoba menenangkan dentuman jantungnya yang tak karuan. Kalau sampai Park Hyunyoung berani mempermainkannya, gadis itu tidak akan selamat.
Hyukjae ingat bagaimana suara nyaring Hyunyoung nyaris membuat telinganya tuli semalam.

“Jiyoo sudah setuju akan membantumu!!” begitu katanya. Terlalu mustahil, memang. Tapi tak ada salahnya mencoba percaya pada temannya itu, kan?

Pintu biru terbuka perlahan. Hyukjae menelan ludah sebelum melihat wajah Jiyoo menyambutnya disana. “Selamat.. pagi.”

Jiyoo mengangguk lemah. Dalam hati Hyukjae bersorak, setidaknya gadis itu tak berusaha membentak atau mengusirnya. Awal yang bagus.

“Oh, kau datang?” Hyunyoung muncul di belakang Jiyoo, tersenyum lebar dan merangkul pundak Jiyoo. Sebuah pemandangan yang aneh untuk Hyukjae, atau mungkin untuk Hyunyoung sendiri..? Tapi ia mengabaikan pikiran itu, “Bicaralah berdua, cari tanggal yang baik. Secepatnya.”

Lagi-lagi Hyukjae menelan ludah lalu buru-buru menatap Jiyoo. Laki-laki itu seolah ingin memastikan kalau Jiyoo benar-benar tak akan membentaknya kali ini. Terbukti pikirannya salah; gadis itu tetap tenang.

Jiyoo menarik napas panjang lalu berjalan mendahului Hyukjae. “Kita tidak akan bicara disini.”

“Eh?” ulang Hyukjae. Hyunyoung langsung mencubit lengannya, memberi isyarat untuk menuruti Jiyoo sekarang. “Maksudku, tentu saja.”

Hyunyoung tersenyum puas. Tindakannya kali ini benar-benar bijaksana. Ia membantu Hyukjae dan mendapatkan kesempatan untuk bebas dari shift malam Lovabook. Sambil melambaikan tangan pada Hyukjae dan Jiyoo yang makin menjauh, ia bergumam, “Park Hyunyoung, kau sangat hebat..”

“Jiyoo akan menikah dengannya?” suara Siwon dari balik tengkuknya membuat Hyunyoung nyaris melompat karena terkejut.

“Omo~~~” pekiknya spontan. “Oppa, kau menakutiku!”

Siwon tidak minta maaf, ia bahkan tak tersenyum pada Hyunyoung. Pandangannya masih tertuju pada gadis dan laki-laki yang sudah tak terlihat punggungnya. “Laki-laki itu.. orang yang baik, kan?”

“Hyukjae-eyo? Dia baik, walaupun terlihat bodoh dan lemah begitu, dia benar-benar baik. Aku mengenalnya sejak masih sekolah dulu,” jawab Hyunyoung mantap. Melihat Siwon yang tak menyahut, ia berdeham, “Oppa, kau tidak mengidap Sister-complex, kan?”

Dalam beberapa detik Siwon berusaha mengartikan arti ucapan Hyunyoung tadi. Ia lantas tersenyum kecil, “Mungkin tidak..”

“Mungkin?” ulang Hyunyoung. Alisnya terangkat sebelah, bingung dengan jawaban tuan muda di depannya ini. “Berarti.. ada kemungkinan iya?”

Siwon tetap tersenyum lemah tanpa mencoba membalas tatapan aneh Hyunyoung. Laki-laki itu tak tahu kenapa ia tak membantah tebakan asal dari Hyunyoung, dan sekarang ia sudah membuat gadis itu bingung. “Memangnya tidak boleh?”

“Eh? Apa?” Hyunyoung membelalakkan mata lebar-lebar. “Oppa sedang bercanda, kan?”

Sambil mendesah berat, Siwon balas menatap Hyunyoung, “Lalu, kau? Apa kau sedang bercanda saat menanyakan hal itu?”

“Aku.. tentu saja! Aku hanya bercanda!” jawab Hyunyoung nyaring. “Mana mungkin Oppa menyukai adik sendiri? Kalian kan bersaudara.. Hahaha.. Bodoh sekali aku!” ia tertawa hambar.

Siwon menyandarkan kepalanya ke tepi pintu sambil berkata, “Kalau dia bukan saudaraku, apa aku tetap tidak boleh menyukainya?”

“Eh?” lagi-lagi Hyunyoung dibuat terkejut dengan jawaban Siwon. “Kalian bukan saudara?”

“HYUN~~~ Telepon dari Kibum!” teriakan Park Hana dari ruang tengah membuat Hyunyoung dan Siwon menoleh bersamaan.

Siwon mengendikkan bahu, menunjuk ruangan tempat ibu Hyunyoung berada. “Ada telepon untukmu..”

“Oppa, kau dan Jiyoo-ssi–“

“PARK HYUNYOUNG!” kali ini teriakan ibunya membuat Hyunyoung berdecak kesal. “Kalau sampai hitungan ketiga kau tidak kesini, Eomma akan bocorkan kejelekanmu pada Kibum!“

Hyunyoung memutar bola mata. “Eomma! Jangan coba-coba bicara dengan Kibum Oppa-ku!”

—-

Sekali lagi mereka –Lee Hyukjae dan Choi Jiyoo- berada di taman ini; duduk di kursi kayu bercat hijau, dan kembali saling menunggu. Banyak hal yang ingin ditanyakan Hyukjae dan sekarang ia sedang sibuk mengurutkan semua hal itu menjadi susunan yang benar. Semua pertanyaan di kepalanya terlalu banyak, membuat otaknya sesak.

Jiyoo sendiri tak tahu apa yang harus ia katakan. Sepertinya otaknya sudah rusak sejak semalam. Kalau tidak, bagaimana bisa ia menyanggupi hal bodoh yang diucapkan Park Hyunyoung?

“Baik. Kita lihat sampai dimana tingkat kesabaranku untuk membantunya.”

Kalimat itu. Kalimat itu sudah membuatnya terjebak dalam situasi ini. Kenapa Jiyoo menjawab Hyunyoung dengan kalimat itu, ia tak tahu.

“Ternyata kau memang ingin membantunya, kan?”

Itu kata Hyunyoung. Jiyoo mendengus pelan. Jelas-jelas itu adalah tebakan yang salah. Tidak ada alasan untuknya membantu Lee Hyukjae dan tenggelam di perahu yang sama dengan laki-laki itu. Tapi sebagian pikiran Jiyoo mengatakan kalau tebakan itu tak sepenuhnya salah.

Jiyoo menarik napas. Mungkin benar ia juga ingin membantu Lee Hyukjae.

“Atau sebenarnya kau tidak ingin Hyukjae menikah dengan gadis kencan buta itu?”

Tebakan paling konyol yang pernah Jiyoo dengar. Hyunyoung menebak semua hal di balik alasannya membantu Hyukjae, dan parahnya, semua tebakannya sangat tidak masuk akal!

Kali ini Jiyoo mendengus. Tidak ada alasan yang bisa membuatnya tidak ingin melihat laki-laki itu menikah dengan orang lain. Tak ada pikiran sekonyol itu dalam kepalanya.

“Sebenarnya.. kenapa kau mau membantuku?” tanya Hyukjae. Jiyoo meninggalkan semua perdebatan sengit dalam lamunannya, ia menoleh. “Apa.. kau sudah dengar rencana awalku?”

Jiyoo mengerjapkan mata lalu menatap laki-laki itu sinis. “Soal menikah pura-pura itu?”

Dalam hitungan detik Hyukjae mengangguk-angguk. “Aku tidak tahu kenapa kau membantuku, dan aku tidak mau tahu. Tapi kau harus tahu aku tidak akan memaksamu untuk setuju dengan rencana ini. Dan jangan bertanya sampai kapan kita harus menjalani pernikahan aneh itu karena aku juga tidak tahu. Jadi kalau kau mau menyerah sek–“

“Aku sudah bilang pada Hyunyoung kalau aku akan melakukannya,” potong Jiyoo. Ia mengabaikan tatapan ingin tahu Hyukjae. “Dan aku tidak bisa menjamin kalau aku akan melakukan ini sampai akhir. Pasti akan ada saatnya untukku menyerah, jadi kalau kau–“

“Joha!” kali ini Hyukjae yang memotong. “Saat kau berpikir untuk menyerah, aku akan membuatmu melupakan pikiran itu!”
Jiyoo menatap laki-laki itu dengan tatapan tak percaya. Sepertinya laki-laki itu memang sudah bodoh sejak dulu. “Kalau begitu,” Hyukjae tersenyum lebar sambil mengulurkan tangan kanannya. “mohon bantuanmu..”

Untuk sejenak Jiyoo masih sempat berdebat dengan pikirannya untuk menyambut uluran tangan ini atau tidak. Ia mulai menggerakkan tangannya, tapi tertahan di udara. Hyukjae menyadari itu dan langsung menarik tangan kanan Jiyoo.

“Kau..” desis Jiyoo.

Hyukjae tersenyum bodoh –lagi. “Besok pagi kita harus mengisi formulir pernikahan. Setelah itu baru kita bisa menunjukkannya pada Eomma. Lalu kalau dia sudah percaya, tunggulah selama seminggu, dan dia akan melupakan masalah pernikahan itu. Kemudian yippy! Kita bisa kembali hidup normal!”

“Kita?” ulang Jiyoo pelan.

Sementara gadis itu masih sibuk mencari arti kata ‘Kita’ dalam kamus kecil di otaknya, Hyukjae tersenyum lebar. “Kita akan membuat banyak kenangan indah selama kita menikah pura-pura!”

Jiyoo mendengus pelan. “Apa kau harus menggabungkanku dalam kata ‘kita’ yang selalu kau ucapkan itu?”

“Tentu saja, sekarang tidak ada lagi kau atau aku,” ucapnya. “Hanya ada kita..”

—-

‘Cling.. cling..’

Suara lonceng kecil yang terdengar saat pintu kaca restoran dibuka itu membuat Kibum menoleh. Senyumnya langsung terkembang begitu melihat Hyunyoung mengedarkan pandangannya ke penjuru restoran. Tangannya terangkat ke atas, memanggil gadis itu datang ke mejanya.

“Oppa!” Hyunyoung menarik kursi tepat di depan Kibum. “Maaf, tadi Eomma masih menyuruhku membereskan dapur.”

Kibum tersenyum lembut. “Tidak apa-apa. Aku sudah pesan cappuccino hangat untukmu.”

Sambil memegangi cangkir yang ada di meja, Hyunyoung menengguk sebagian isi cangkirnya. “Ada apa? Oppa merindukanku ya? Aa~ jadi walaupun Lovabook sedang tutup, Oppa masih merindukan Park Hyunyoung ini?”

“Mungkin,” jawab Kibum setengah bercanda. Hyunyoung cemberut sementara Kibum tertawa lepas. “Ada yang ingin kutanyakan..”

Hyunyoung meletakkan kembali cangkirnya, “Soal?”

“Hyukjae,” Kibum menampakkan raut wajah serius. “Apa dia punya pacar?”

“Hyukjae-yo? Pacar? Oppa tahu darimana?”

Kibum membelalakkan mata, “Jadi benar? Dengan Choi Jiyoo? Choi Jiyoo yang mana?”

“Setahuku hanya ada satu Choi Jiyoo yang ada di dekat Hyukjae. Apa Oppa masih berhubungan dengan Ajumma cerewet itu? Maksudku Ibu Hyukjae,” cibir Hyunyoung. Melihat Kibum hanya mengangguk, Hyunyoung kembali menutup mulutnya.

Bukan hal yang bijak untuk membocorkan rahasiamu pada sekutu musuh, bukan?

Masalah sandiwara Hyukjae dan Jiyoo akan jadi rahasia pribadinya sendiri. Kalau sampai masalah ini diketahui Kibum, yang walaupun statusnya adalah pacarnya sendiri, Hyunyoung tetap tak bisa menjamin Ibu Hyukjae tidak akan tidak tahu.

“Mereka akan menikah?” tanya Kibum tiba-tiba.

Hyunyoung mendongakkan kepala kilat. Cepat sekali kabar seperti itu menyebar. Jangan-jangan Ibu Hyukjae memang sudah merencanakan semua ini? pikirnya. “Mm. Sepertinya begitu. Apa Ajumma itu cerita semuanya pada Oppa?”

“Sejak kapan kau tahu?” Kibum menyandarkan punggung ke sandaran kursi.

“Eh? Apa?” ulang Hyunyoung. Ia kemudian mengerti sesuatu, “Ah, Hyukjae dan Jiyoo? Aku tidak tahu banyak, tapi bukankah Oppa bisa melihatnya sendiri, mereka tidak seperti teman biasa. Lagipula tatapan Hyukjae pada Jiyoo itu juga tidak bisa dibilang ‘biasa’, kan?” ujarnya, sengaja menekankan kata ‘biasa’ pada Kibum.

Kibum hanya mengangguk-angguk pelan sementara Hyunyoung sibuk memuji dirinya sendiri. Entah bagaimana ia bisa mengarang cerita sehebat itu. Dan entah bagaimana semua orang di sekitarnya selalu gampang percaya dengan cerita karangannya.

Hyunyoung diam-diam mencondongkan tubuhnya ke depan. “Oppa, apa rencana Ajumma itu?”

“Menikahkan mereka,” jawab Kibum santai.

“Lalu?”

Kibum mengerjap-ngerjapkan mata lalu berkata, “Entahlah. Tapi sepertinya mereka harus tinggal berdua sampai Ajumma percaya kalau mereka benar-benar suami-istri.”

“EH?” pekik Hyunyoung. “Maksud Oppa, Ajumma itu tidak percaya pada hubungan Hyukjae dan Jiyoo? Kapan Ajumma itu bilang begitu?”

“Aku sempat bertemu dengannya kemarin. Kenapa kau panik? Kau meresponnya seolah Hyukjae dan Jiyoo itu pasangan palsu,” ujar Kibum sambil menyeruput black coffeenya.

Hyunyoung menggigit bibir lalu bergumam pelan, “Mereka memang tidak asli..”

“Apa katamu?”

“Ani, kubilang mereka memang asli, aku heran kenapa Ajumma itu malah bertingkah begitu,” ujar Hyunyoung sambil tertawa kaku. “Lalu apa lagi rencana Ajumma cerewet itu?”

Kibum tertawa kecil kemudian mencubit hidung gadisnya, “Jangan terlalu banyak mengurusi masalah orang lain. Ayo, kuantar pulang.” Laki-laki itu mendorong kursinya ke belakang dan berjalan mendahului Hyunyoung.

Dengan wajah yang merah, Hyunyoung berbisik, “Kalau masalah itu tidak ditimbulkan olehku juga, aku tidak akan mau mengurusinya..”

—-

Lee Hyukjae berjalan santai di belakang Jiyoo yang masih tampak ragu dengan keputusan yang baru saja diambilnya. Laki-laki berjaket biru itu sesekali berhenti di depan Jiyoo, tapi gadis itu mengabaikannya. Suasana hati mereka sangat bertolak belakang hari ini.

“Hh~” ini sudah ketiga kalinya Jiyoo menghela napas berat seperti itu.

Entah apa yang ada di pikirannya saat ia setuju. Entah apa yang membuat otaknya rusak dan menghancurkan dinding beton dalam kepalanya. Ia melirik Hyukjae yang masih kelihatan sangat gembira.

Dia. Orang itulah yang sudah mengacak-acak pikirannya. Orang bernama Lee Hyukjae itulah yang sudah membuatnya berubah jadi gadis bodoh.

“Kenapa melihatku begitu?” tanya Hyukjae. Ia memiringkan kepala, berusaha mengartikan tatapan Jiyoo padanya. “Kau tidak jatuh cinta padaku, kan?”

Jiyoo membuang muka lalu mendesis, “Untungnya tidak.”

“Lalu kenapa? Apa aku terlihat tampan untukmu?” tanyanya lagi. Kali ini laki-laki itu memasang senyum lebar yang selalu tampak bodoh untuk Jiyoo.

Untuk sejenak, Jiyoo berhenti dan mencoba mengamati wajah laki-laki itu. “Mm.. sama sekali tidak. Darimana kau dapat pikiran bodoh seperti itu?”

“Tidak bisakah kau berbohong saja dan bilang kalau aku tampan?” keluh Hyukjae sambil cemberut. “Memangnya aku tidak cukup tampan untukmu?”

Jiyoo kembali memerhatikan setiap inchi wajah laki-laki di depannya lalu tampak berpikir keras. “Hmm… Kau mau aku bilang kau tampan?” Hyukjae mengangguk-angguk penuh semangat. Jiyoo menarik napas, “Tapi kau tidak cukup tampan untukku.”

“Ya! Kau tidak tahu ada berapa gadis yang tergila-gila padaku?” tegas Hyukjae.

“Ralat, ada berapa gadis yang sudah kau buat gila dengan tingkahmu. Kalau itu, aku juga termasuk.” Jiyoo berjalan mendahului Hyukjae yang masih cemberut.

Hyukjae buru-buru menyusul Jiyoo dan menyejajarkan langkahnya dengan gadis itu. “Ya! Kau akan menikah denganku, setidaknya berikanlah satu pujian untuk calon suamimu ini~~~”

“Calon suami? Hah! Kau benar-benar lucu!” Jiyoo berdecak kesal.

“Walaupun pura-pura, mainkanlah peranmu dengan baik,” bujuk Hyukjae. Kemudian ia berdeham, “Panggil aku ‘Yeobo’~~~”

Jiyoo kembali mendaratkan tatapan tajam ke arah Hyukjae, “Kau mau mati?”

“Hanya bercanda, kenapa kau harus segalak ini?” Hyukjae membelakangi Jiyoo dan berjalan di depan. Tapi tahu-tahu ia berbalik lagi, “Yoo, sebenarnya kenapa kau mau membantuku?”

Langkah kaki Jiyoo, yang nyaris mencapai Hyukjae, berhenti sesaat. “Bukankah aku sudah bilang ini tidak termasuk bantuan? Aku bisa berhenti kapan pun aku mau. Kau lupa?”

“Tahu.. tapi tetap saja ini bisa dianggap sebagai bantuan,” ucapnya. Hyukjae cukup berjalan dua langkah untuk sampai di depan Jiyoo. “Apa kau tidak berpikir untuk menolak permintaan Hyunyoung mentah-mentah? Kenapa kau harus repot-repot membantuku?”

Jiyoo mendongak untuk bisa melihat kedua mata laki-laki itu secara langsung. Untuk beberapa detik, Jiyoo merasa kedua mata Hyukjae itu indah. Ia tersenyum sinis, “Kau ingin aku menjawab apa?”

“Eh?”

“Kau ingin aku bilang kalau aku peduli padamu, makanya aku setuju membantumu dengan rencana konyol seperti ini?” tebak Jiyoo.

Hyukjae mengerutkan kening, “Aku tidak berpikir begitu. Aku hanya merasa kau tidak sekeras kepala yang kuduga, dan ternyata memang benar. Setidaknya kau mempertimbangkan rencana ini.” Laki-laki itu tersenyum lembut, “Terima kasih..”

Mata Jiyoo tak berkedip. Pandangannya masih tertuju lurus ke arah Hyukjae. “Bodoh..”

“Yah.. begitulah aku,” sahut Hyukjae santai. Ia kemudian kembali berjalan di depan Jiyoo sambil sesekali menoleh, “Itu apartemenmu~”

Jiyoo mengikuti arah yang ditunjuk laki-laki itu. Benar, gedung apartemen kecilnya ada di depan mereka. Seharusnya perjalanan pulang dari taman itu tak secepat ini. Atau memang perhatiannya memang sama sekali tak terpusat pada waktu?

Apa karena ia bersama Hyukjae, hingga ajaibnya waktu menjadi hal yang tak berarti..?

“Kau diam sambil melihatku lagi,” tegurnya. Sebelum Jiyoo sempat membantah, Hyukjae berkata, “Kau yakin tidak mau bilang kalau aku tampan?”

Jiyoo memutar bola mata lalu mendengus, “Tidak, terima kasih..”

Dengan wajah pura-pura sedih, Hyukjae menyentuh dada kirinya. “Jleb! Sakit sekalii..” Untuk sesaat, ia bisa melihat Jiyoo menahan tawanya, “Aku akan membuatmu banyak tersenyum, kau percaya padaku, kan?”

“Tidak,” sahut Jiyoo dingin sambil memunggungi laki-laki itu. “Aku tidak mau percaya padamu.”

“Baguslah. Berarti kalau suatu saat aku melanggar ucapanku, kau tidak bisa marah-marah,” Hyukjae tersenyum bodoh di balik punggung Jiyoo. “Masuklah.. dan, terima kasih lagi..”

Diam-diam Jiyoo tersenyum tipis. “Terima kasihmu sudah terlalu banyak untuk sesuatu yang belum pasti.”

“Aku tidak peduli hal itu pasti atau tidak,” ujarnya mantap, “aku hanya tahu kau sudah mempertimbangkan hal yang tidak pasti itu dan sudah memutuskan untuk membantuku. Itu cukup sebagai alasanku berterima kasih..”

Jiyoo berbalik dan menghilangkan senyuman di wajahnya, “Pulang sana..”

“Arasseo~~~” Hyukjae sempat melambaikan tangan dan tersenyum lebar sebelum meninggalkan Jiyoo di dekat tangga apartemen.

“Kalau begitu,” Jiyoo mengamati punggung laki-laki yang sudah menjauh itu tanpa berkedip, “ada berapa hutang terima kasihku padamu?”

Sambil mengingat-ingat semua hal yang pernah dan sedang dilakukan Lee Hyukjae padanya, Jiyoo menghitung ucapan terima kasih yang harus ia ucapkan pada laki-laki itu. Ada banyak hal yang dilakukan Hyukjae yang tanpa sadar sudah membuat perasaannya nyaman. Yang paling disukainya adalah senyuman bodoh laki-laki konyol itu.

Jiyoo tersenyum sendiri, “Terima kasih juga untukmu..”

—-

“Aku pulang,” Jiyoo membuka pintu bercat biru itu dan menemukan Park Hana sedang menyiapkan makan malam di dapur. “Ah, Ajumma, biar kubantu..”

Park Hana tersenyum ramah lalu menyenggol lengan Jiyoo. “Hyukjae mengantarmu pulang?”

“Ne? Ya, begitulah,” jawabnya. Jiyoo kembali menyibukkan diri dengan tumpukan piring yang harus disusunnya di meja makan.

“Apa kalian akan benar-benar menikah?” tanya Park Hana hati-hati. “Apa keluargamu di Jepang tahu soal ini? Atau Siwon sudah memberi tahu orang tua kalian?”

Jiyoo menoleh sekilas ke arah wanita yang seumuran dengan ibunya itu lalu kembali pura-pura sibuk dengan pekerjaannya. Tangannya tak berhenti mengelap piring dan gelas yang jelas-jelas sudah kering. Topik mengenai Lee Hyukjae –dan pernikahannya- sama sekali bukan topik yang ingin dibahasnya saat ini.

“Aku sudah memberitahu orang tua kami, Ajumma,” Siwon menuruni tangga. Rambutnya sedikit basah dan tangannya memegang handuk kecil. Laki-laki itu mengambil tempat di samping Jiyoo.

Jiyoo menatap Siwon tak percaya. Walaupun ia jelas-jelas butuh penjelasan dari laki-laki itu, tapi Siwon sama sekali tak meliriknya. Jiyoo menyenggol lengan Siwon, “Apa maksudnya?”

“Apa?”

“Kau benar-benar memberitahu ayah dan ibu? Kau bercanda, kan?” bisiknya pelan.

Siwon melayangkan tatapan aneh pada Jiyoo; tatapan yang tak bisa diartikan sebagai tatapan yang baik. “Kenapa? Bukankah ini hal baik?”

“Choi Siwon!” kali ini Jiyoo berubah serius. “Bagaimana bisa kau menceritakan masalah ini pada mereka?”

“Kenapa tidak bisa? Mereka orang tuamu, kan? Memangnya apa yang kau inginkan? Menikah diam-diam?” Siwon tak bisa mengalihkan matanya dari mata gadis itu. Kedua pasang mata mereka berkilat-kilat.

Park Hana memerhatikan kedua anak muda di dekatnya itu bergantian. Setelah melepas celemek merah yang dikenakannya, ia berdeham, “Mm.. aku akan menunggu Hyunyoung di luar,” kemudian melenggang keluar dan menutup pintu.

Jiyoo menyerah. Ia menghela napas panjang lalu memutuskan melihat hal lain selain mata Siwon. Dalam hati, ia kesal setengah mati. Pernikahan bodoh ini memang akan dilakukannya secara diam-diam. Bagaimana mungkin ia bilang akan menikah secepat ini pada orang tuanya?

Mengatakan kalau pernikahan yang akan dilakukannya ini hanya pura-pura?

Hah! Yang benar saja! Jiyoo berdecak dalam diam. Memangnya ia sudah tidak waras?

“Katakan yang sebenarnya padaku,” ucap Siwon tiba-tiba. “Apa dia memang pacarmu?”

Jiyoo baru saja akan mendengus kasar sebelum memejamkan mata sekilas. Ia mengangguk, “Benar.”

“Sejak kapan?” Jiyoo reflek menoleh saat mendengar nada defensif dalam suara saudaranya. Siwon menatapnya tajam, “Sejak kapan kau mengenalnya?”

Untuk beberapa saat rasanya tubuh Jiyoo membatu. Tak ada yang bisa dilakukannya selain beradu pandang dengan laki-laki di depannya ini. Mata itu tajam, terasa mendominasi dan terlalu berkuasa.

Hanya perasaannya atau Siwon memang sedang marah?

Jiyoo meletakkan piring di tangannya dan mendongak untuk melihat laki-laki itu lebih dekat. “Itu bukan urusanmu.”

“Kalau kubilang ini adalah urusanku, bag–“

“Ini sama sekali tidak ada urusannya denganmu, Choi Siwon-ssi,” sela Jiyoo. Gadis yang masih mengenakan jaket putihnya itu membalikkan badan, bermaksud meninggalkan Siwon. Tapi lengannya tertahan. Ia menyipitkan mata, “Apa?”

Siwon tak memandangnya kali ini. Laki-laki itu lebih suka menatap kosong ke arah meja makan. “Sampai kapan aku harus pura-pura tidak tahu?”

“Eh?”

“Sampai kapan aku hanya bisa mengawasimu tanpa berbuat apa-apa?” ujarnya. Entah imajinasi Jiyoo atau bukan, tapi ia mendengar suara laki-laki itu tertahan di tenggorokan. “Benar, aku ada di dekatmu. Benar, aku selalu di belakangmu. Benar, aku tak bisa berhenti mengawasimu. Tapi aku ingin lebih dari itu, Yoo..”

Jiyoo memilih mendongak dan memerhatikan wajah Siwon lebih lama. Ia sama sekali tak bisa menangkap apa maksud ucapan laki-laki itu. Matanya mengerjap beberapa kali saat Siwon tak memberinya kesempatan untuk membebaskan lengan dari cengkeramannya.

“Tidak bisakah kau bergantung padaku?” ucapnya. “Tidak bisakah kau melihatku saat ini?”

Lagi-lagi tubuh Jiyoo terasa membantu. “S-siwon Oppa..”

“Saat kau hanya mengurung diri sejak pulang dari Seoul tiga tahun lalu, kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi padamu selama disini?” bisiknya pelan. “Apa kau kira aku benar-benar percaya kalau kau baik-baik saja? Memangnya menurutmu aku tidak tahu kalau Kim Heechul itu orang yang ingin kau temui di Seoul? Dan apa menurutmu aku tidak tahu apa yang terjadi pada laki-laki itu?”

Tenggorokan Jiyoo tercekat. Ia bahkan sudah tak punya tenaga untuk menelan ludah dan membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Sambil merasakan pipinya yang tiba-tiba basah, Jiyoo tersenyum sinis, “Kau tahu semuanya? Lalu apa? Kau bangga?”

“Yoo..” panggilnya lemah.

“Kalau kau tahu seperti apa perasaanku waktu itu, lantas kenapa?” tuntut Jiyoo. Dadanya sesak. Ia tak tahu apa yang sudah menghimpit tubuhnya sampai semuanya terasa berat saat ini.

Siwon berusaha meraih tangan Jiyoo namun gadis itu mengelak.

Sambil menyeka air matanya, ia mendengus, “Apa ini.. kenapa aku menangis?”

Entah apa nama perasaan yang dirasakannya saat ini, tapi Jiyoo merasa semua luka yang nyaris sembuh itu kembali terbuka dan mengeluarkan darah. Ada rasa nyeri tak terlihat yang menyergap jantungnya. Ia merasa tak ada gunanya Siwon memberitahunya soal ini. Bagi Jiyoo, ia akan jauh baik-baik saja jika laki-laki itu tetap diam.

“Yoo..” sekali lagi Siwon berusaha membisikkan namanya.

Jiyoo, dengan susah payah, berhasil menatap wajah laki-laki itu. “Walaupun kau tahu, kau tidak berusaha menghiburku? Kau tahu, Siwon-ssi, aku..” gadis itu berusaha menahan isakannya mati-matian, “aku lebih suka kalau kau tidak mengatakan ini padaku.”

—-

Park Hana berkali-kali mencoba mengintip apa yang terjadi melalui lubang kecil di pintunya. Tapi akhirnya ia menyerah. Tak ada yang didapatnya dari tingkah sia-sia seperti itu, jadi ia hanya menguping sedikit.

Ia bisa mendengar suara Jiyoo yang parau seolah sedang menangis. Alisnya terangkat sebelah, “Apa mereka bertengkar?” gumamnya.

Tubuhnya nyaris terjatuh ke depan saat pintu biru itu terbuka tiba-tiba.

“Omomo~” pekiknya. Park Hana menemukan Jiyoo berdiri di tepi pintu dengan mata sembab. “A-agassi..”

Jiyoo menarik napas lalu menyeka sisa lintasan air mata di pipinya. “Ajumma, aku akan pulang terlambat.”

Gadis itu sempat membungkukkan badan sebelum berlalu dari hadapan Park Hana kemudian menuruni tangga dan menghilang di ujung jalan kecil. Park Hana menatap kepergian gadis muda itu sejenak lalu mengintip ke dalam rumahnya.

Siwon berdiri diam, tak bergerak. Walaupun tak melihatnya secara langsung, Park Hana tahu laki-laki itu sedang menatap kosong ke arah lantai. Sama sekali tak ada obyek tertentu dalam matanya.

Mungkin karena satu-satunya obyek yang ingin dilihatnya sudah pergi entah kemana..

=========================

Ini sudah panjaaaaang loh~ sampe pegel ngetiknya.. Sumpahh, ini suda panjang bangets~ lagi berusaha nambah dosis lembar2 cerita.. XD

As usual, comments are waited.. 😀 *bow*

105 thoughts on “Lovabook Story #10

  1. Eerrrrrr.
    KYURANG BANYAAK /KICKED/
    Speechless baca part akhir hahaha TT___TT
    Entah kenapa saya ikutan sedih, nyeri2, galau gimanaaaa gitu *halah*
    Hm~
    Yoo, gpp kalo ga mau sama siwon, saya juga mau -» nah kan kumat lagi labil + genitnya =_=

  2. Done.. Bacanya sambil merem2, ngantuk bgt.. 😮

    kmu publisnya ga nanggung2, shel. Dua masaaaa.. Aku bc yg ini dulu deh. Flories ama real man-nya nyusul.

    mreka mau nikaaaaah… Ah aku senengnya pake banget ini… Tapi miris liat siwon..

    Ga bs komen panjang, sayang.. Pke hp, dan ngntuk bgt u,u mianhae.. :3

  3. ahhh siwon kaaannn, jadinya nangis tuh yoo nya *injeksiwon
    yoo kemana?? ketempet poo??? 😀

    aaaaahh hyukieeeeee konyol banget ih, tapi suka xD *buangsiwon *tarik,peluk hyuki :p

  4. No komen.

    Krik krik krik.

    AIIAAAHH.. SIWON SSI PERANMU SUNGGUH MENYEBALKAN !!

    Gak mau tauuu..
    Jihyuk musti kawiinnn..
    Gak mau tauuu pokoknya siwon jangan ganggu,
    *maksa*

    Noh benerkan siwon cinta jiyoo..
    Kan kesialan hyukie,dia kalah pamor..
    *digiling hyuk*

  5. jiaaah, JiHyuk bner2 mau nikah….
    gara2 Hyunyoung tuh, mslah’y merembes kmn2..

    speechless bc prtengkaran siwon-jiyoo,, galau…

  6. Halo, shela~~ *lambai2* 😀
    Abang kuda, Choi Siwon.. Haha, aku ga bisa mendalami peranmu disini gara” image teasermu *plak* sooo HOT! 😀

    Hyuk, senyum bodohmu itu suda membuat Choi Jiyoo terpesona~~ *colekjiyoo*
    JiHyuk harus nikah! HARUS *maksa* atau jangan” Jiyoo ntar milih Siwon (?)
    *tendangshelakemalanglagi*
    Eh, kalo ni komen eror, aku mau jadi SiDer *diinjek* aku ga bisa mendalami peranmu disini gara” image teasermu *plak* sooo HOT! 😀

    Hyuk, senyum bodohmu itu suda membuat Choi Jiyoo terpesona~~ *colekjiyoo*
    JiHyuk harus nikah! HARUS *maksa* atau jangan” Jiyoo ntar milih Siwon (?)
    *tendangshelakemalanglagi*
    Eh, kalo ni komen eror, aku mau jadi SiDer *diinjek*

  7. oke, knp aku ngerasa perannya siwon makin kemari makin berbahaya yah. Hahaha #ngaco. ga bs komen bnyk2. pokoknya jihyuk cpt kawin ya! ditunggu undangannya haha

  8. Yeiy . Yoo nrima ^ Hyun pintr . Brhasil ituh rencana
    ih senyum2 trus dh saia bca part ini d kira gila sm anak2 skelas

    bkal nikah bneran gk tuh Yoo sm poo ataw ad rintangan ny lg T_T arg ! bang siwon gk boleh ituh suka sm adik ndiri wlau bkan adik kndung

    overall nice ff . Lanjuut onnie (n_n) #lemparHYUKberpita

    • emang gak boleh beneran walopun sepupu? *ikut mikir*
      soalnya author sama sekali gak mikirin itu.. /egois. XD
      makasihh suda baca yahhh~ makasihh juga hyuk berpitanya.. :3 :*

  9. huaaa..
    Siwon ska ma yoo yaaa??
    Trus yoo.. Jgn nangis donk.. *elus2*
    Horee.. Nikah ni jdnyaa.
    Dpt undangan la bentar lgiii…

  10. oww…oww..ow…
    seru bgt nih part 10 ini
    bener kan, kayanya siwon oppa sbnernya dah bergantung bgt ma yoo
    dya g bisa liat yoo ma cwo lain
    ow….sister complex syndrom, haha

  11. Kenapa Siwon harus suka sama Yoo?? /sakit hati
    Padahal ada aku yang lebih ngefans sama dia /dijewer Hae

    Yoo sebenarnya beruntung atau sial ceh?
    Dy punya Siwon yang selalu ada buat dia ‘n disisi lain ada Poo dengan senyum bodohnya..

    Abis baca ini perasaanku jadi ikut kacau kayak Yoo *LebayModeOn
    Makanya komenku jadi ikut kacau juga kekekeee

    • BANG HAE~~~ Chaesun onnie nakaaaaaaaal.. :3

      Kekeke.. wah, saya juga kurang tau sebenernya yoo beruntung ato malah sial banget. XD
      cihuyyy~ asik nih bisa bikin orang galau bareng2. XD
      makasihh suda baca+komenn.. ;D

  12. iseng-iseng buka blog ini, eeehh, lovabook story part 10 udah ada 😀
    wah wah wah, sepertinya hyuk sudah mulai menutup luka di hati Yoo nih (kalimat sok dramatis)
    bang kuda ternyata beneran suka ma yoo -,-
    itu Yoo pergi ke tempatnya hyuk kan?? iya kan?? bener kan?? *reader sotoy*
    pokoknya seru banget dah part ini!! like it! ^^b
    okeeyy, saya tunggu next partnya, eonni fighting!! ^O^

  13. SIWON… apa maksudmu dgn mengatakan ‘ingin lebih’?????
    astaga shel…. makin grgetan deh, hyuk makin manis, siwon makin ngotot, yoo mulai melunak arrrgggggghhhh!
    buruan cari siwon pasangan biar dia ga patah hati karna yoo (?)

  14. Tuh Khan Siwon tahu…
    eh tapi tapi siwon itu suka ya *babo*
    Yoo mo Nikah mo Poo…. bakal kyk apa ntu rumah tangga mereka????
    kurang panjangggggggggggg #plakkkk
    si Yoo mo kemana ntu /? nyari Poonya ya???

  15. Entah knp baca part ini aq jd sebel bgt sm siwon…
    Haah.. Kenapa msti ngungkit2 masalah yg udh lalu sih? Kalo dr awal udh pura2 ngga tau mstinya sampe akhir pun jgn mmberi tahu.. Knp ngga dr dlu dia ngaku kalo dia tahu masalh jiyoo? Mskipun jiyoo keras kepala jg, toh dy pny sisi baik jg kan.. Kalo ada yg ngasih perhatian ke jiyoo scra continue,jiyoo psti bs ngerubah sikapna.. Batu pun akan rapuh kalo ditetsi air.. Heumm,, mungkin ini gunanya Unyuk ya..

    Okelah part selanjutnya smg ngga seemosi part ini.. Dan choi siwoon~ ubah kelakuanmu yg ngga dewasa ituuu…..

    Oia terakhir buat hyunyoung,, kalo ada bnrn org kyk dia, pgn tak cubiit.. Emang hidup ini semudah di drama-drama apa?? Ckckck..

    • aduhh~ jangan sebel dong ama siwon. Saya jadi tak enak ati.. :3
      Wahh.. apa Anda peramal? kenapa bisa nebak isi chapter 11?? /brb-ubah cerita. XD
      ngek~ ada kok, hyunyoung nyata, REAL! XDD

      makasihh suda baca yaa~ ;D

  16. Siwon ad sister complex ya? Bahaya nie /plakk
    Yoo mw pergi kemana? Cariin si Hyuk ya? *cuit2*
    Kenapa ya si Yoo mw bantu Hyuk? #penasaran berat
    Tmbh lama tmbh seru! XD
    wkwkwk Lanjutt eonnie! 😀
    Hwaiting! ^_^

  17. Asoy lah yg mo nikah~ Ehemm bget gtu…,kekeke
    Owh~ Masi apa maksudNya sie,?ngrusak suasana aja,!
    BgusNya mah pas Jiyoo galau tu ketemu Kunyuk lagi,.kekeke
    Cieeee

  18. JiHyuk ‘get married’ di depan mata *taburteri* Cieeeee ..
    Hyukjae eomma, aku dukung kegigihanmu ><
    Dan harus berterima kasih kepada Hyunyoung ;D Gomawoyoo~ udah bantu Hyukjae, tulus kan? Kekekeke~
    Eh, udah seneng2 jd rada sedih karena Mr. Choi. Yg sabar ya bang kuda. Sister complex doang tuh .___. *maksa*
    Ditunggu undangan pernikahannya dichap 11 yaaaaa *siulsiul*

  19. I’m comming….
    waduh… kasian siwon Oppa /usap-usap Siwon/
    tenang bang klo jodoh g bakal kemana… biar Jiyoo sama Hyukjae… abang sama saya aja /iket heechul/

    Ayooo Adjumma ibunya Hyukjae… aku dukung pesta pernikahan Jihyuk… \^o^/ fighting…

  20. loh???? kok mau nikah diam2??
    ntar kita ga diundang dunk *nangis*
    pantesan siwon dulu langsung setuju ga mau nikah
    ternyata dia naksir jiyoo ya,
    iklasin aja bang, nyari aja cewek lain *hayo…ha yoo sapa yg mau?* hehehehe

    ayo jiyoo jgn kebanyakan mikir ntar malah pusing sendiri hehehehe

  21. hadeeeeeh maish kebayang senyum konyol hyukie, bikin ketawa

    siwon sister-complex ni, dasar !!

    jiyoo gak mau sama woonie oppa, aku mau kok :p #emangsiwonmau?

    • lah, kebayang senyumnya hyuk? waaahh~ senyumnya ajaib ternyata (?)
      siwon mau kok, dia nerima siapa ajah.. *siapin formulir pendaftaran* XD
      makasihh suda baca yaaahh~ ;D

  22. Tumben pendek 🙂
    hehe
    itu si Yoo mau pergi kemana?Dasar Siwon,dia naksir Jiyoo gak sih ?Kan kesian kalo dia naksir Yoo si Hyuk pasti kalah telak dalam urusan tampang XDv kkkk~
    keep up the good work 😀

    • Ya? Pendek? kalo ini pendek yang laen apa dongs? ini suad lebih banyak. XD
      Nyehehehe.. kalah dalam urusan tampang, sepertinya begitu.. /slapped
      makasihh suda baca yaaah~ ;D

  23. halo onnie, maafkan diriku yg sudah tertinggal banyak update dr blog onnie, aku sedih T_T (yeaaa)
    hari ini aku langsung baca lovabook dan one day exchange looh

    wohooo jiyoo sudah mulai menerima hyukjae \(‘o’)/ jadi makin semangat baca ceritanya. terima kasih banyak kepada hyunyoung yg sudah menyatukan mereka berdua hehehehe
    onniee!! aku benci dengan kehadiran choi siwon disini, mengganggu saja hehe *ditendang sm istri2 siwon* di part berikutnya dia ada lagi gak?

    • Lohaaa~ gak papah, blog ini juga gak bakal pindah kok. Jadi kapan aja boleh mampirs. ;D

      Nyehehehe.. Hyunyoung jadi tokoh yang paling berjasa yah disini.. XD
      part berikutnyaa.. ada sih, tapi dikit.. :3
      makasihh suda baca yahh~ ;D

  24. siwonnya suka toh ma jiyoo,,,
    ya ampuuunn mpe ikut nyesek baca percakapan mereka…
    jiyooo ke luar neh,ntar psti ketemu hyukjae,, trus hyukjae melakukan hal bodoh lg yg bisa bkin jiyoo senyyum deh,,
    bener kata jiyoo klo emang siwon tau tentang itu knp siiwon ga mencoba menghibur jiyoo wktu itu,hukjae yg hanya tau sedikit msa lalu jiyoo dan baru kenal jiyoo aja langsung bsa bikin jiyoo senyum ,,^^

  25. saya belum baca dari awal,, jadi part ini bingung…

    Beberapa efef yang saya baca kok membuat saya jatuh cinta sama eunhyuk ya…
    Ah tidak… *peluk kyu..

  26. telat baca… telat baca… Maaaaappp…
    jadi pengkomen yang ke-61.
    otak lagi ndak bisa terkoneksi dgn baiiik…/Slapped~~ jadinya hanya ingin ninggalin jejak cintaku aja disini… Chuuu~ Yoo, mmmuaaaahhh…
    ditunggu lanjutannya yaaa.. Yoo sayang.. 🙂

  27. Huaaa…nangis baca part2 terakhirnya…T.T
    siwon sama jiyoo kok kayak ngenes bgt gt ya… #plakk
    ahaaii…hyunyoung hebat bgt bikin jiyoo mau nikah ma hyuk,pantesan kibum jatuh cinta… >//<
    daebaklah pokoknya,buruan d lanjutin y… 😀

  28. gra2 modem mandek2, jd telat baca Lovabook /lemparmodem/

    Hyukiiie…. Gak bole nikah ma Jiyoo- masi kecil…

    /getokSiwon/ apaan sih sama adek sndiri nyatain cinta, kan Jiyoo jd bimbang.. *kabuurr*

  29. Onni mian br komen *bow*
    ais siwon mengidap apatd sister komplex? Jgn atuh mengerikan ih kalo gt mngerikan kasian si hyukjae kalah saing bgt #plak
    itu kata2nya yg jiyoo perang(?) sm siwon dlem bgt. Jiyoo pun kmbali dgn image coolnya hahah.
    Poo Yoo, ehm kalian lama ih nikahnya cptan dong beri aku kponakan yg lucu #kabur

  30. Huwaa -,-” sya telatt.. Kekekek~

    Uwaaa hyungyong daebak !! #peluk hyun gr” hyun jihyuk jd kawin XD kakakak~ onie puasa” kawin ni yee XDD wkkk..

    Bang won kan.. Kan.. Kan.. Btul T.T bang won suka ma jiyoo ntar ga jd kwin nih.. Heuheuheu.. Sini bang sma ak aj lngsung ke gereja kta hahah XDD

    Wkkkk onie next part kwin nih yee XD aihh.. Ga sbar ak bsa mkn gratis dikwinan onie (?) Wkkwwk #diinjek
    Hahahahha XDD

  31. Eh,,,beneran siwon suka sm Yoo. Lha,,,kan mereka sepu2an,,bukane dilarang sm agama yak.*PLAAKK

    Yaaaaa,,,Poo nari kegirangan gara2 Yoo mw diajakin nikah. Baklan makek adat pah neh pz nikahan ntar.*PLEETAAAKK
    makin serruuuu ajah neh Shel ceritanya…..!!!! Itu yg part Siwon duel(?) sm Jiyoo dapet banget feelnya.

    Bakalan nuggu next partnya. *CHu Jiyooo ^_^

  32. sbnernya siwon oppa suka sama yoo y?
    tp ky ngga mungkin biar gimana jg dy kan masih ttp satu darah biar beda bpk n ibu?
    tp kan msh sedrah??!!

    haduh jd pngen baca klanjutannya….
    keren….
    saya suka n tambah seru….

  33. Lanjut.. mudahan akhirnya Jiyoo suka beneran sm Hyukie. Nggak apa-apa panjang. toh isinya menarik. Jangan lama-lama ya lanjutannya. Penasaran ending dan lika-likunya,..jiaah begaya…

  34. Siiiip. Jadi penasaran apa Hyukie berhasil dengan rencananya atw enggak. Lovabook ini ceritanya keren. idenya itu kreatif banget. Daebak & sori baru komen sekarang. Baru buka lagi soalnya…

  35. apa ya??itu part akhrnya bikn speechless, pdhl udh senyum2 gaje pas bagian jihyuk nya..
    Siwon-ssi knp kamu bikn rusak suasana??

  36. Missi0n awal cr istri bwt siwon! Ech malah dy yg dpat suami. Hohohohoho.

    Aaa brother c0mpleks. Pantas saja siwon begi2.

    Hufch acungi 2 jr buwat young! N 4 jari buat author..

  37. Eeiihh kenapa part ini sediihhh?? Ehh benr gak kalau ternyata siwon menganggap jiyoo lebih dari adiknya?? Kalau bener.. Huaaaa kasian siwon oppa huhu..

  38. Entah kenapa jadi sebal sendiri liat tingkah Siwon oppa di part ini.
    Omo omo berarti kemungkinan besarnya mereka benar-benar married ntar. Ah makin mau habis FF ini makin bagus 🙂

  39. Yakkkk !!!!! Knpa bnyak yg bilang hyukjae itu bodoh ??? Huuuaaa eommmaaaaa (⌣̩̩́_⌣̩̩̀)
    Hyukjae gk bodoh tau,, cuma gk pinter aja #SamaAjaDong みaみaみa

    Kekekekek serrruuu eonni,, lanjutt Ɣå媪

Leave a reply to Spencer Love Cancel reply