Ordinary Love/Kyuhyun

====================

Kang Minjung’s PoV

Aku melangkah pelan menyusuri sekolah lalu berbelok ke sebuah lorong yang ramai. Tanpa menghitung, aku sudah sampai di ruang kedua dari ujung koridor. Aku masuk kelas dengan langkah gontai.

Begitu melihat pemandangan yang menyebalkan, aku mendengus. Kemudian aku berdeham agak keras. “Cari tempat lain untuk pacaran!”

Hyukjae terkesiap sementara Jiyoo mendongak dan langsung menoleh. “Ah~ Minjung-ah, baru datang?”

“Ng,” jawabku singkat. Kuletakkan tasku dengan agak kasar di depan Hyukjae. “Ya! Minggir sana~”

“Ck, ck, ck. Kenapa kau selalu galak? Bisa-bisa kau tidak dapat jodoh, Kang Minjung-ssi,” sahut Hyukjae. Ia buru-buru menunjukkan huruf V dengan jarinya setelah aku menatapnya galak. “Aku hanya bercanda~~”

“Sangat lucu,” timpalku cepat. Kutarik kursi kayu tempatku duduk.

Jiyoo mengerutkan kening dan memeriksa sekeliling. “Kau tidak bersama Kyuhyun?”

“Sejak kapan kami berangkat sekolah berdua? Kau seperti tidak kenal dia,” sahutku malas-malasan.

Aku membuka buku biologi dan mulai membaca. Walaupun aku sudah membenamkan mata dalam buku biologi yang tebal, aku masih bisa melihat pasangan di depanku ini.

Hyukjae memainkan tangan Jiyoo. “Nanti malam ada perayaan klub sepak bola, aku boleh datang kan?” sayup-sayup aku bisa mendengar percakapan JiHyuk.

Tanpa perlu menoleh, aku tahu Jiyoo sedang cemberut. “T.i.d.a.k. Kau tahu tidak manajer tim sekolah itu saaaangat suka cari perhatian? Aku tidak suka gadis itu!”

“Yoo-chaaaaan~~~” kali ini Hyukjae mulai merajuk. Aku tahu itu karena dia sudah mulai mengeluarkan panggilan sok imut, ‘Yoo-chan’. Cih.. apa itu?!

“Andwae! Sekali tidak, tetap tidak, Hyuk-poo!” balas Jiyoo. Diam-diam aku menjulurkan lidah mendengar nama panggilan mereka. Yang satu Yoo-chan, satu lagi Hyuk-poo. Dasar pasangan abnormal! Mereka memang lucu, tapi lama-lama sangat menjengkelkan. “Ah, Kyu-ya, annyeong~” ujar Jiyoo tiba-tiba.

Aku mendongak. Kyuhyun sedang berdiri di samping mejaku. Ia tersenyum singkat ke arah Jiyoo dan Hyukjae. “Annyeong,” Lalu kembali memandangku, “Jung-ah, temani aku sarapan.”

Kepalaku mengangguk sekali. Aku meletakkan buku biologi dengan cepat dan bangkit mengikuti Kyuhyun. Jiyoo menarik lenganku dan berbisik, “Pegangan tangan~”

Alisku mengernyit untuk dua detik lalu aku menggeleng dan berbisik. “Sejak kapan Cho Kyuhyun bisa bersikap mesra padaku?”

Mendengar jawabanku, Jiyoo menarik napas berat. Sepertinya dialah satu-satunya orang yang paling frustasi dengan hubungan ‘spesial’ku dengan Kyuhyun. Kami pacaran, benar. Tapi kami tidak terlihat seperti itu.

—-

“Kau hanya bawa roti lagi?” tegur Kyuhyun saat melihat sebungkus roti yang baru saja kukeluarkan. Aku mengangguk singkat. Ia mendesah. “Jangan-jangan semua orang akan mengira aku tidak bisa menjagamu dengan baik, Jung-ah.”

Aku mencibir. “Bukankah kau memang tidak pernah menjagaku?”

“Meskipun begitu, aku tetap pacarmu, bodoh~” sahutnya acuh.

“Ya~ mana ada pacar yang memanggil gadisnya dengan sebutan ‘bodoh’, bodoh~~?” balasku. Tapi kemudian aku teringat sesuatu. “Sudah berapa lama kita pacaran?”

Kyuhyun menghentikan kunyahannya, mulai berpikir. “Satu atau dua bulan?”

“Benar.. Tapi apa kita ini pasangan yang aneh?” tanyaku. Aku buru-buru melanjutkan. “Maksudku, apa kau tidak mau seperti Jiyoo dan Hyukjae? Selalu menunjukkan hubungan mereka di depan umum, bisa bermesraan kapan saja, kadang-kadang juga bisa bertengkar di depan banyak orang.”

Kyuhyun memperhatikanku lama. Ia mengerutkan kening. “Kau mau kita jadi seperti pasangan ajaib itu?”

“Buuukan~~~ kau pikir aku mau dilihat banyak orang gara-gara berteriak nyaring saat memanggilmu yang hanya ada di ujung koridor seperti yang dilakukan Jiyoo kemarin?” ujarku, mengingat kelakuan abnormal Jiyoo.

“Ng? Memangnya Jiyoo pernah berbuat begitu?” mata Kyuhyun terbelalak lebar lalu terkekeh. “Kalau Choi Jiyoo, aku tidak heran. Tapi kalau sampai kau yang bertingkah begitu, aku pasti sudah muntah darah.”

“Ya! Apa maksudmu? Memangnya kau pikir aku tidak bisa berbuat hal seromantis itu?” tantangku.

Kyuhyun berdecak. “Kau anggap itu romantis? Kang Minjung-ssi, kau sedang demam ya?”

“Ani.. aku hanya mau kita seperti pasangan lain,” tarikan napasku mulai terasa berat. “Memangnya kau tidak merasa aneh dengan gaya pacaran kita?”

Mata Kyuhyun mengerjap beberapa kali. Ia menggeleng singkat. “Tidak. Memangnya cara pacaran yang benar bagaimana?”

Aku meletakkan roti yang sudah kulahap setengah. “Setidaknya bersikaplah lebih mesra.”

“Aku tidak bisa. Aku paling tidak bisa bersikap begitu, aku alergi,” ujarnya santai. Aku menghela napas panjang. Kyuhyun menatapku, “Apa kau mau aku berubah?”

Otakku sibuk berdebat, jadi aku hanya diam di depannya. Saat ia mengalihkan pandangannya dariku, aku membuka mulut. “Iya! Jadilah lelaki yang romantis~~”

Kyuhyun mengernyitkan alis. “Aku tidak bisa. Kalau aku tidak bisa, bagaimana?”

“Kalau begitu, biarkan aku mencari lelaki yang lebih baik darimu,” ujarku asal. Kyuhyun terbelalak, nyaris membantah. Aku melanjutkan, “Kau tahu tidak, Lee Donghae itu masih suka menggodaku.”

“Begitu? Ya sudah, pergi saja bersama Lee Donghae yang itu,” Kyuhyun mengatakannya dengan santai sambil terus memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.

Aku cemberut, menunjukkan rasa kecewaku yang sudah terlalu dalam. Entah bagaimana aku bisa menyukai lelaki super cuek sepertinya. Tapi kali ini jelas, Kyuhyun sudah sangat membuatku kesal. Kadang-kadang aku juga penasaran, kenapa dia bisa menyatakan cinta padaku kalau sikapnya sekarang dan dulu itu tidak ada bedanya?

Hubungan cinta kami terlalu biasa, nyaris tidak istimewa. Kyuhyun dan aku.. aku bahkan sering ragu kalau kami ini sedang pacaran.

—-

-the next day-

“Menyebalkan~~~ Lee Hyukjae menyebalkan!!” masih pagi, tapi Jiyoo sudah mengomel tak jelas tepat ke telingaku. Aku tidak mau banyak bertanya, aku sudah tahu dia dan Hyukjae sedang bertengkar –entah kali ini apa sebabnya-

Mau tak mau, aku harus menunjukkan rasa empatiku. “Kenapa lagi?”

Jiyoo merengut dan bertopang dagu. “Kemarin sudah kubilang supaya dia jangan datang ke acara klubnya, tapi ternyata dia tetap pergi! Bahkan dia pergi tanpa memberitahuku! Bukankah itu keterlaluan?”

Aku hanya mengangguk-angguk setuju. Gadis gila ini tidak bisa ditentang kalau sedang kesal, jadi aku memilih diam saja. Jiyoo adalah tipe gadis yang selalu menunjukkan perasaannya, tapi kadang-kadang juga bisa sangat tertutup. Kalau dia sedang mengomel, ini berarti masalahnya tidak terlalu membuatnya sedih. Tipe gadis aneh.

“Yoo-chaaan~~~” suara cempreng membahana di seluruh kelas.

Kusenggol lengan Jiyoo. “Hyuk-poo kesayanganmu datang.”

Jiyoo melengos, mengalihkan pandangannya dari Hyukjae. Aku hanya bisa memutar bola mata, terlalu bosan melihat kelakuan pasangan abnormal ini.

“Yoo,” panggil Hyukjae. Kalau ia sudah tidak menggunakan panggilan aneh lagi, itu berarti dia sudah berubah serius. “Aku minta maaf. Kemarin itu.. Donghae yang memaksaku ikut.”

Alisku mengernyit. Tanpa sadar, aku menginterupsi. “Bukannya Donghae sudah keluar dari klub sepak bola sekolah?”

“Aish!” Hyukjae menempelkan telunjuk ke depan bibirnya, menyuruhku untuk diam. “Bukan, bukan, bukan Donghae, tapi Donghwa.”

Jiyoo cemberut. “Pembohong~” Ia menarik lenganku cepat. “Minjung-ah, ayo ke kantin.”

Aku patuh dan hanya mengikutinya. Hyukjae tidak mengikuti, ia tahu Yoo-channya itu masih sangat kesal. Melihat kelakuan mereka, aku jadi makin penasaran, apa pacaran yang sebenarnya itu seperti ini? Berarti aku dan Kyuhyun itu apa?

—-

“Jiyoo-ya,” aku memanggilnya pelan. “Menurutmu.. apa aku dan Kyuhyun itu-“

“Kau dan Kyuhyun kenapa? Kalian bertengkar? Apa Kyuhyun juga tipe cassanova seperti Hyukjae? Tapi kurasa dia tidak begitu,” Jiyoo langsung membuka mulut dan berbicara panjang-lebar.

Aku mendesah. “Dengarkan aku dulu~” Jiyoo nyengir lalu diam. “Bagaimana sosok Kyuhyun dan hubungan kami di matamu?”

“Kang Minjung, kau tidak mengira aku menyukai Kyuhyun kan?” terkanya asal.

“Aish~ kapan aku bilang begitu, Choi Jiyoo-ssi?” tuntutku. “Aku sedang serius dan tidak bisa diajak bercanda. Jawab aku.”

Jiyoo menggaruk pipinya, berpikir sejenak. “Kau dan dia itu aneh. Mana ada orang pacaran saling dingin begitu? Kalian hampir tidak pernah berdua, selalu sendiri-sendiri. Yaa, kecuali saat makan siang. Tapi tetap saja, aku tidak melihat aura sepasang kekasih dari kalian.”

“Aura sepasang kekasih? Apa itu~~~?” rajukku.

“Ng.. seperti chemistry. Kalian hampir tidak pernah saling bertatapan dengan dalam,” lagi-lagi Jiyoo mengatakan hal yang tidak kumengerti. “Eh, apa kalian pernah berciuman?”

“HE? Tentu saja tidak!” aku berteriak. Kalau dipikir-pikir, kenapa aku malah berteriak? Bukankah itu adalah pertanyaan wajar untuk pasangan seperti kami? Tapi kami memang belum pernah berciuman. Menyedihkan~

Jiyoo melongo. “Belum? Lalu selama dua bulan ini, apa saja yang kalian lakukan?”

“Mm.. makan siang bersama di atap sekolah, main game di pusat perbelanjaan. Eh, yang terakhir itu kuralat, aku tidak ikut main, hanya menemaninya main,” ujarku polos. “Lalu belajar bersama di perpustakaan.”

“Kalian benar-benar pacaran?” pertanyaan Jiyoo ini membuatku sedikit terhina.

Aku mendengus. “Tentu saja! Kau pikir apa?”

“Kupikir kalian sedang menjalin persahabatan yang saaaangat indah,” sindiran Jiyoo membuatku merengut. “Tapi kurasa tiap pasangan punya caranya sendiri untuk pacaran. Mungkin Kyuhyun suka yang seperti itu.”

Aku mendesah berat. “Seperti itu bagaimana? Bersikap dingin saat kubilang ada pria yang menggodaku?”

“Nugu?”

“Donghae,” jawabku. Aku mengeluarkan sebungkus cokelat dari saku. “Ini darinya kemarin. Dan sehari sebelumnya dia juga memberikan sebuah surat.”

Jiyoo mengerutkan kening. “Surat? Apa isinya?”

“Tidak tahu,” aku mengangkat bahu. “Suratnya sudah kubuang sebelum aku sempat membacanya. Aku takut Kyuhyun melihatnya.”

“Kang Minjung! Kau bodoh ya?” Jiyoo membelalakkan matanya dan menatapku gemas. “Kalau Kyuhyun saja tidak cemburu, kenapa kau tidak membaca surat itu saja? Bukankah hanya untuk tahu apa yang dipikirkan Lee Donghae tentangmu?”

Aku mengernyitkan alis, mencoba mencerna ucapan sang gadis gila. Donghae memang pernah bilang menyukaiku, saat dia memberikan cokelat ini. Aku tidak terlalu memikirkannya sampai Jiyoo menyadarkanku. Benar, Kyuhyun tidak pernah cemburu. Tapi saat kita membiarkan orang lain masuk ke dalam pikiran kita, bukankah itu artinya selingkuh?

—-

@nite

Lee Donghae berdiri di depan pagar saat dua menit yang lalu ia baru meneleponku. Harus aku akui, Donghae memang manis. Apalagi dengan setelan kemeja garis-garis yang lengannya digulung. Saaaangat manis!

Tapi mendadak bayangan Kyuhyun terlintas di kepalaku. Kyuhyun yang tidak pernah menunggu di depan pagar rumahku sendiri. Aku bergumam pelan. “Ini bukan selingkuh kan?”

“Minjung-ah~” Donghae berbalik dan menemukanku yang masih terpaku di depan pintu. Senyum cemerlangnya terarah padaku, hanya padaku.

Lagi-lagi aku tidak bisa menikmatinya. Justru senyuman Kyuhyun yang bercokol di pikiranku sekarang. Aish.. kenapa dia selalu membayangiku? Aku kan tidak sedang selingkuh.

“Sudah lama?” tanyaku basa-basi.

Donghae menggeleng sambil tersenyum ramah. “Tidak sama sekali. Eh, kenapa baru sekarang kau menerima ajakanku kencan?”

Aku meringis. “Siapa yang bilang kalau ini kencan? Aku hanya.. menghargai ajakanmu.”

“Menghargai?” ulangnya. “Saat kau sudah punya Jo Kyuhyun? Kurasa itu bukan menghargai, Jung-ah. Kau mau menjadikanku selingkuhanmu?”

Demi Tuhan! Kenapa hari ini kata ‘selingkuh’ memenuhi kepalaku?

Aku mendengus. “Hanya sebagai teman, tidak lebih. Lagipula kau sendiri yang memilihku jadi anggota kelompok pameran seni kan?”

“Bukannya kau sudah tahu alasanku mengajakmu pergi malam ini bukan untuk benar-benar mengerjakan pameran itu?” selidik Donghae.

“Baiklah~ anggap saja aku kalah,” kutarik napas panjang. “Aku memang mau belajar sesuatu darimu. Tentang pacaran.”

Donghae menyipitkan mata, heran. “Pacaran? Kenapa? Kau dan Kyuhyun tidak berjalan dengan baik?”

Aku tersenyum masam. Kepalaku mencerna hal itu cepat, ingin membantah dan menyangkalnya mentah-mentah. Tapi sialnya, Lee Donghae ini benar. “Katakan saja begitu. Lalu, bagaimana cara pacaranmu?”

“Ng.. tidak banyak yang berbeda. Hanya pergi berdua, makan es krim, nonton film romantis, atau..,” Donghae melambatkan nada suaranya. “Ah, kau pasti mengerti.”

Keningku berkerut. “Sama sekali tidak.”

“Ciuman.” Donghae mengucapkan hal itu dengan santai sementara aku yakin mulutku sedang terbuka lebar, melongo. Ia menyadari raut terkejutku. “Jangan bilang kalian..”

“Memang belum,” desahku singkat. Kenapa semua orang yang kutemui selalu heran mendengar jawabanku soal yang satu ini? Apa aku dan Kyuhyun memang seaneh itu?

Donghae menutup mulutnya, menahan ledakan tawa akibat ucapanku barusan. “Kalian pasangan luar biasa!”

Tarikan napasku makin berat. “Kau mau mengajariku atau tidak?”

Setelah puas meredam tawanya, Donghae mengangguk-angguk. “Ara.. ara.. Kita mulai besok saja ya? Malam ini aku sudah terlalu kecewa karena kau tidak benar-benar menjadikanku pasangan selingkuh.”

Aku mencibir kesal melihat ekspresi berlebihan Donghae. Lagipula aku tidak akan pernah selingkuh dari Jo Kyuhyun. Terpikir saja tidak!

—-

-the next day-

Kyuhyun duduk bersila di depan kotak bekal yang sudah kusiapkan untuknya. Salah satu ritual harian kami, makan siang di atap sekolah. Bukan hal baru yang dilakukan pasangan lain. Tapi saat pasangan lain melakukan hal yang romantis, hanya kami lah yang tidak bergeming.

“Ng.. nasi goreng kimchi?” alisnya bertaut heran. Aku mengangguk sekali. Kyuhyun mengambil sumpit dan mulai mencicipi. “Lumayan..”

Diam-diam aku menarik napas dan mengembuskannya berat. Hanya inilah kegiatan kami, makan siang, mengobrol biasa lalu kembali ke kelas masing-masing. Apa kami ini pasangan yang normal?

“Kyu..,” panggilanku cukup pelan, tapi Kyuhyun mendongak. “Apa kau tidak penasaran pada sesuatu?”

Kyuhyun mengunyah lambat-lambat. “Misalnya?”

“Kapan ciuman pertamaku, siapa pacarku sebelum kau, atau apa saja yang pernah kulewatkan bersama mantan pacarku?” ucapku dengan nada hati-hati. Ini pelajaran pertama yang diberikan Lee Donghae: uji keingintahuan pasanganmu tentang dirimu.

Ia meletakkan sumpitnya di kotak plastik lalu menatapku. “Memangnya itu penting?”

Lagi-lagi aku mengembuskan napas berat. Seharusnya aku sudah tahu kalau Cho Kyuhyun akan menjawab seperti ini. Kepalaku menggeleng pelan. Kyuhyun mengangkat bahu kemudian melanjutkan makan siangnya.

“Kyu?” kali ini aku memanggilnya sedikit lebih nyaring.

“Apa?” Kyuhyun menyahut tanpa melihatku. Hal ini juga yang sering membuatku kesal. Kenapa dia bahkan tidak menunjukkan kalau aku ini penting untuknya? Lelaki bodoh~

Aku menelan ludah, mengalihkan perasaan gugupku. “Cium aku.”

“He?” Kyuhyun melongo, heran. Lalu ia menempelkan telapak tangannya ke keningku. “Hari ini kau demam ya?”

Tubuhku langsung lemas. Nafsu makanku terbang entah kemana. Lelaki ini bisa membuatku mati berdiri! Sama sekali tidak pekaaaaa~~~

—-

“Dia bertanya apa kau sedang demam?” Jiyoo memekik cukup nyaring sebelum akhirnya tawanya meledak. “Kyuhyun itu unik!”

Aku merengut lalu bertopang dagu. “Berhenti tertawa. Tidak lucu!”

Jiyoo nyengir sambil menunjukkan huruf V dengan tangannya. “Tapi pacarmu itu memang benar-benar unik. Aku kagum padanya.”

Baru saja aku mau menginterupsi saat Hyukjae memotong lebih dulu. “Jadi kau tertarik pada Kyuhyun?”

“Kau cemburu?” tanya Jiyoo, sengaja membuat Hyukjae kesal. “Tentu saja tidak. Aku tidak pernah tertarik pada lelaki seperti Kyuhyun. Tidak, terima kasih.”

Hyukjae masih cemberut. Sepertinya ia tidak percaya kalau Choi Jiyoo sama sekali tidak suka pada Cho Kyuhyun. Mana ada gadis yang tidak tertarik pada Kyuhyun-ku? Dia tampan dan sikapnya tidak aneh-aneh. Aku berani bertaruh, semua gadis disini tidak akan bisa menolak pesonanya.

“Ng? Gadis lain?” gumamku, lebih pada diriku sendiri. Tiba-tiba saja pikiran itu menyelinap dan menyergap kepalaku. Aku menarik-narik lengan seragam Jiyoo. “Ya! Bagaimana kalau dia punya orang lain? Karena itu dia bersikap dingin padaku! Bukankah itu mungkin?”

Jiyoo memandangku heran, tampak berpikir. Kemudian kepalanya mengangguk-angguk lambat. “Mungkin saja.”

“Aish~ Cho Kyuhyun!” geramanku pelan tapi terdengar menakutkan.

—-

Mataku tidak bisa berhenti memandangi Kyuhyun yang sedang berjalan di sampingku. Rumah kami searah dan kami akan selalu pulang bersama. Bagi beberapa orang, ini romantis. Tapi tidak untukku. Dimana letak romantisnya saat kau dan pacarmu hanya bicara biasa? Tanpa ada selipan kata-kata manis dari sang pria?

Tapi bukan itu pusat pikiran dalam kepalaku sekarang. Aku hanya harus memastikan kalau Kyuhyun tidak sedang berselingkuh.

“Kyu?”

Kyuhyun menoleh ke samping. Alisnya bertaut. “Kenapa?”

“Bagaimana gadis-gadis di kelasmu?” pertanyaan pancingan pertama. “Ng.. apa ada yang suka mendekatimu?”

“Banyak.” Kyuhyun mengatakan hal itu sambil mengangkat bahu. Dan sikapnya itu hampir membuatku terkena serangan jantung. Bagaimana bisa ia bicara sesantai itu di depanku?

“Apa ada yang kau sukai?” tanyaku hati-hati. Sebenarnya kalau ditanya kenapa aku masih bisa berbuat hal senekat ini, jawabannya adalah karena lelaki ini selalu bisa membuatku nyaris gila. Padahal aku sama sekali tidak punya persiapan apapun seandainya jawabannya di luar perkiraanku.

Kaki Kyuhyun terhenti mendadak, membuatku ikut berhenti berjalan. Ia tampak berpikir. “Tidak ada.”

Aku tersenyum lebar. Walaupun Kyuhyun sangat menyebalkan, tapi setidaknya aku tahu dia tidak akan pernah berbohong padaku. Jadi kemungkinan dia selingkuh: NOL PERSEN.

“Kenapa?” tanyanya tiba-tiba. “Sejak siang, pertanyaanmu itu aneh. Kau sadar tidak? Sebenarnya ada apa?”

“Ng.. tidak ada,” kupegangi tengkukku dengan kaku. “Tidak ada apa-apa. Ayo pulang~~”

Aku merangkul lengan Kyuhyun dan bersandar di pundaknya. Kyuhyun mengerutkan kening, tapi tetap membiarkanku bertingkah aneh. Pacarku adalah lelaki yang setia.

—-

-the next day-

Sudah kuduga menceritakan kejadian kemarin pada Donghae adalah hal yang salah. Bahkan saaaaangat salah. Aku merengut kesal melihatnya tertawa bahkan sampai ia menangis. Lagipula ada apa dengan semua orang? Memangnya kejadian kemarin itu sangat lucu? Donghae dan Jiyoo bereaksi persis sama, meskipun Jiyoo tidak tertawa sepuas ini di depanku.

“Belum selesai tertawanya?” sindirku pada Donghae.

Donghae masih terkikik sampai ia melihat wajahku yang sudah ditekuk rapi. Ia lantas berdeham. “Maaf. Lalu, apa lagi yang mau kau lakukan? Kurasa Kyuhyun itu memang tipe pria ajaib.”

“Molla, molla. Karena itu aku ke kelasmu, minta petunjuk,” ujarku polos.

Lelaki di depanku ini mengernyitkan alis. “Kau pikir aku Tuhan? Ya sudah, coba saja pakai cara yang lebih frontal.”

“Apa?”

“Buat dia cemburu. Memangnya dia tidak pernah cemburu padamu?” tanya Donghae.

Aku memiringkan kepala, mencoba berpikir. “Bukan tidak pernah, hanya belum.”

“Sama saja, gadis bodoh~ Kenapa kau polos sekali?” Donghae mencubit pipiku gemas. “Aku memang tidak salah pernah menyukaimu.”

“Tidak ada hubungannya~~~~” rajukku. Semua gosip itu memang benar, Lee Donghae adalah playboy tingkat teri. Gaya rayuannya hampir selevel dengan makhluk ajaib lain bernama Lee Hyukjae. Aku melanjutkan, “Lalu, bagaimana?”

“Ikuti saja permainanku,” Donghae memamerkan senyuman manis sempurna sementara aku memutar bola mata, jengah.

—-

“Kyuuu~~~” aku berlari kecil menyusulnya ke perpustakaan. Ia menoleh dan mengernyitkan alis, mungkin heran melihat pacarnya terlalu bersemangat hari ini. “Kita.. harus.. bicara..”

Kyuhyun tidak menjawab tapi ia membiarkanku berjalan di sampingnya. Aku sedikit mencibir, kenapa dia tidak menggenggam tangan atau merangkul pundakku? Itu hal yang normal untuk pasangan seperti kami kan?

Kami duduk di sudut perpustakaan. Lebih sepi dan terpencil. Kami bisa bicara apapun tanpa takut akan mengganggu sekitar.

Kyuhyun mencondongkan tubuh ke depan, mendekati wajahku. “Jadi.. ada apa?”

“Ng.. jangan marah.”

“Kenapa aku harus marah?”tanyanya sambil mengerutkan kening.

Aku mengulurkan kelingking. “Janji~”

Bisa kulihat Kyuhyun memutar bola mata dan menyambut kelingkingku dengan enggan. Ia tidak suka hal-hal kekanakan seperti ini. Aku sangat hapal ketidaksukaannya yang satu itu.

“Seandainya..,” ujarku lambat-lambat, berusaha membuatnya penasaran. “Ini hanya seandainya. Seandainya ada pria yang.. mengirimiku surat cinta, bagaimana?”

“Surat cinta? Surat yang berisi pernyataan cinta itu?” Kyuhyun kembali mengernyit. “Ada yang berbuat begitu padamu?”

“Kau meremehkanku ya?” sengitku. Aku melanjutkan, “Tentu saja ada. Dia memberikan ini kemarin.”

Kusodorkan sebuah amplop merah muda tanpa identitas pengirim yang jelas. Kyuhyun mulai membukanya dan membaca dalam hati. Aku terus mengamati wajahnya, berusaha mengantisipasi setiap perubahan ekspresinya. Tapi nihil. Sejak dulu aku tidak pernah bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya.

Aku bertopang dagu dan bertanya, “Bagaimana?”

“Apanya yang bagaimana? Kau kan tidak tahu siapa pengirimnya,” ujarnya santai. Sama sekali bukan respon yang kuinginkan.

“Memang. Tapi aku hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu,” jelasku.

“Aku baik. Memangnya aku kenapa?” Kyuhyun menunjukkan wajahnya yang biasa, mahal ekspresi.

Aku menghela napas berat. “Kau tidak cemburu?”

“Tidak,” ucapnya ringan. “Apa aku harus?”

Ucapannya ini sudah membuatku gila. Kalau tidak ingat aku sedang ada di perpustakaan, aku pasti sudah berteriak sarkatis dan mengomel tak jelas padanya. Bagaimana bisa dia tidak merasakan apapun saat ini?

“Begitukah?” mati-matian aku meredam rasa sesak dalam dadaku. Aku menggigit bibir bawahku kuat. Suaraku bergetar saat aku berhasil mengambil kesimpulan. “Kau tidak pernah mencintaiku? Aish.. seharusnya aku tahu itu.”

“Ng? Apa yang sedang kau bicarakan, Jung-ah?” Kyuhyun memandangku dengan matanya yang hitam polos.

Aku merasakan panas di sekitar mataku. Air mata mulai menggantung disana. “Sebenarnya siapa aku untukmu? Apa kau memang tidak pernah memikirkanku? Apa selama ini aku hanya mencintaimu sepihak, seperti orang bodoh?”

Kyuhyun memandangku bingung. “Jung-ah, aku benar-benar tidak mengerti-“

“Memangnya apa yang pernah kau mengerti, Cho Kyuhyun-ssi?” aku mulai menggunakan bahasa formal, menunjukkan kekesalanku yang sudah hampir meledak.

Kyuhyun tidak menyahut, mungkin tahu sanggahannya tidak akan kudengar. Aku menyeka air mata dengan punggung tanganku. Tubuhku bangkit dengan cepat dan kudorong kursi ini ke belakang. Tenagaku musnah, tak bersisa. Kalau aku menangis di depannya, itu hanya akan membuatku tampak lebih bodoh.

Aku meninggalkannya disana sambil menggumam pelan. “Kang Minjung.. kenapa kau sangat bodoh?”

—-

-few days later-

@Jiyoo’s room

“Kalian putus??” Jiyoo hampir membuat telingaku pecah saat ia berteriak nyaring. “Kau serius? Minjung-ah, aku sedang tidak ingin bercanda.”

Aku mendesah. “Memangnya kau pikir aku sedang bercanda? Selera humorku tidak sejelek ini, Yoo.”

“Dia tidak menghubungimu?”

“Tidak. Tidak sejak aku meninggalkannya di perpustakaan. Apa perbuatanku tempo hari itu salah?” pandanganku menerawang ke langit-langit.

Jiyoo menatapku prihatin. “Kenapa harus jadi begini? Aku sangat suka saat kalian akhirnya bisa pacaran.”

“Kau pikir aku tidak suka? Aku bahkan hampir pingsan karena terlalu senang,” aku mengingat kembali saat itu. Sejenak ada semilir angin sejuk yang terasa di dadaku tapi kemudian angin itu berubah jadi rasa dingin yang membekukan syaraf.

Kepalaku menunduk dalam lalu kurasakan Jiyoo mengusap-usap punggungku. “Tenang saja. Aku akan coba bicara dengannya.”

“Tidak boleh!” larangku cepat. “Kami ini sudah dewasa. Kami bisa menyelesaikan ini sendiri, tanpa campur tangan orang luar. Ini hubungan kami, hanya Cho Kyuhyun dan Kang Minjung. Choi Jiyoo, Lee Donghae atau bahkan Lee Hyukjae, diam dan lihat saja kami dari jauh.”

Jiyoo mendengus. “Sok kuat.”

—-

@nite

Hampir pukul sembilan malam saat aku berjalan menuju rumah. Sejak siang aku mencari ketenangan di rumah Jiyoo tapi hasilnya nihil. Memang tidak sepenuhnya nihil, kalau saja Lee Hyukjae tidak datang tiba-tiba dan membuat perhatian sahabatku itu terpecah. Aku terlalu hapal siapa yang akan dipilih Jiyoo. Hyukjae, tentu saja. Aku tidak pernah menang melawannya. Sahabat macam apa itu?

Kakiku menendang-nendang kerikil kecil sambil terus mengomel. “Choi Jiyoo.. Lee Hyukjae.. mereka pasangan abnormal tapi setidaknya mereka saling mencintai..”

Diam-diam aku mengasihani diriku sendiri. Sepertinya tuduhanku pada Kyuhyun kemarin memang benar. Aku hanya mencintainya sepihak, karena itu hanya aku yang merasa kalau hubungan ini tidak seperti pasangan lainnya. Lagi-lagi aku merasa harus menggigit bibir, air mataku nyaris tumpah.

“Kang Minjung!” suara nyaring itu membuatku mendongak. Mataku terbelalak. Aku nyaris mencubit lenganku sendiri kalau saja tubuhku tidak terlalu beku.

“Kyuhyun-ah? Sedang apa kau di..,” ucapku terbata. “di rumahku?”

Kyuhyun berjalan mendekat. “Hampir sepuluh menit aku mencari alamatmu, lalu sudah tiga puluh dua menit aku menunggumu di depan pagar, dan reaksimu sedatar ini?”

“Memangnya aku harus bagaimana? Bertepuk tangan karena akhirnya kau melakukan hal normal sebagai kekasih untuk pertama kalinya?” aku tidak bisa mengontrol emosiku dengan baik. “Ah, ralat, Cho Kyuhyun sudah bukan siapa-siapa untuk Kang Minjung kan?”

“Siapa yang seenaknya pergi meninggalkanku di perpustakaan?” sindir Kyuhyun. “Pergi seenaknya, sama sekali tidak memberi kabar apa-apa. Sebenarnya ada apa denganmu?”

Aku menelan ludah lalu bergumam. “Aku pergi karena aku tahu tidak ada gunanya terus berada disana.”

Kyuhyun menatapku aneh, tatapan yang seperti biasa, merendahkan. Dan anehnya, aku rindu mata itu. “Kau benar-benar sedang labil ya?”

“Bagaimana tidak labil kalau aku baru saja sadar sudah bertingkah bodoh dengan mencintaimu sepihak?” cercaku.

“Siapa yang bilang sepihak? Kau pikir aku ini apa?”

“Kau? Tentu saja kau adalah Jo Kyuhyun yang tidak pernah berlaku manis padaku, dan Cho Kyuhyun yang tidak pernah mencintaiku dengan luar biasa,” aku menatap jauh ke dalam matanya, mencoba menunjukkan semua perasaanku.

Kyuhyun tersenyum samar. “Cinta yang luar biasa? Bagaimana kalau aku hanya punya cinta yang biasa?”

“Kau bahkan tidak pernah mencintaiku,” dengusku kesal.

“Jangan cepat menyimpulkan. Rata-rata semua kesimpulan yang kau tarik itu salah besar, Jung-ah,” ujarnya, masih tetap dengan gaya santai khasnya. Menyebalkan~

“Aku tidak salah. Tidak ada perlakuan istimewa dan luar biasa darimu itu sudah cukup membuktikan kalau kau tidak pernah mencintaiku,” aku menjelaskan. “Semua sikapmu sama sekali tidak menunjukkan apapun.”

Kyuhyun mengerutkan kening lalu meraih wajahku. “Hey, love is not about how to show my love to you. It’s about what I feel when I’m with you..”

Belum sempat aku mencerna kata-katanya, Kyuhyun sudah merengkuh pipiku dengan kedua tangannya. Wajahnya mendekat dan aku bisa merasakan ada sesuatu yang lembut menyentuh bibirku. Darahku terasa membeku agak lama sampai aku bisa menyadarkan kembali otakku.

“Kyu..,” panggilku lemah. “Ini benar-benar Cho Kyuhyun?”

“Menurutmu?”

Aku mundur tiga langkah. “Jangan-jangan kau itu setan jahat yang berubah jadi dia dan merebut ciuman pertamaku!!”

Kyuhyun memutar bola mata lalu terkekeh. “Kurasa aku tidak cocok berperan sebagai lelaki romantis.”

“Ng.. sepertinya begitu,” kepalaku mengangguk-angguk setuju. Dan kurasa ia benar, love is not about how to show his love to me. It’s about what he feels when he’s with me.. So this is not an ordinary love. It’s my amazing love story..

-FIN-

====================

Jjajan~ tamat! Fiuhh.. ngerjain ini hampir seminggu, susah nyuri2 waktu soalnya. >< Tapi untung bisa di post tepat waktu.

Nanda Elin Junaidi~~~ Hepi b’day yaa!! Ini ulang tahun kedua-mu yang kita lewatin bareng sebagai famz. U’ll never know how excited I am! XD

Yahh, selamat ulang tahun. Maaf lagi-lagi cuma bisa ngasih FF kacangan. Maaf juga kalo mengecewakan. *noel2 lante*

Mudah2an taun depan kita bisa lulus bareng. Masuk PTN yg diinginkan masing2. *amin.. amin.. amin..* NANDA~ Saengil chukhahae~!!! ^^

PS: maaf kalo foto diatas bikin sebel, abis aku suka foto itu. >< Maaf juga post lebih awal, besok ga sempet ol kayanya. ><

56 thoughts on “Ordinary Love/Kyuhyun

  1. Dongsaeng,OMO,kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!! Cerita sekeren ini malah kamuu blg kacangan? Kyu bgt,nih! Dingin n g peka, tp sekalinya romantis, jiah… bikin mimisan! Huhu…sekarang jd ketagihan y bikin cerita yg bintang utamanya Kyu oppa! Ckckck… Tapi kenapa foto yg dipampang hrs itu? Park Haneul,mantan Cho Kyuhyun,tp sutralah,tuh cewek emg cantik bgt! Haha… Dongsaeng,sekali2 bikinin buat aku napa? Hahaha… Kyu oppa itu kan suami aku!

  2. balik lagi buat komen , keren like always shel . kayak gini kacangan ? jangan merendah shel .
    suka cara kamu mendeskripsikan kyuhyun disini , berasa evil + romantisnya . pasti seneng tuh , temen yg dibuatin ne ff .

  3. shel, ini Nanda XD

    makasih, sangat makasih atas hadiah ffnya >__<

    JiHyuk ngeksis banget ya .__.

    dan, aku senyum2 sendiri pas baca ff ini XD

    yah, walopun ceritanya disini Kyuhyun cuek, yang penting ternyata dia mencintaiku juga haha

    dan untuk posternya, aku emang rada sakit kalo liat foto ciuman itu, tapi ya sudahlah

    ohya, mau nanya, kamu ngedit foto itu dimana ya? maaf kalo gak penting pertanyaanku

    dan….. sekali lagi, makasih sangat atas ffnya :*

    • Haii, Nandaaa~~
      Hepi sweet 17th.. 😀

      Iyaa, maaf ya aku pake foto itu. Aku suka kyu disitu soalnya.
      Eniwei, gravatarmu kereeeen, Nan~~ 😀
      Hehehe.. mudah2an ga kecewa ama FF ini yaa. ><
      Ini uda kependekan, pake foto ciuman pula. Sumpahh~ aku ga nyari masalah kok. XDD

      Ngedit foto pake Corel photo-paint. Dan masih berantakan. *mengasihani diri sendiri*

      Iyaa~ sama2. Panjang umur yaa, Nan~ :*

  4. kyakyakyaku… ><
    ntu abang donghae napa ikut2ikutan siy??? *jewer hae, jadi playboy mulu*

    gkgkgkgk… yoochan… jdi inget yoochun… #plakk
    g bisa bayangin jihyuk disini ma jihyuk di violetter… bedag banget!!!

    ff-nya ngena! good job shela!!
    ^^

    • pinjem donghae yaa~ jadi playboy mah uda takdirnya. *plak*
      Iyaa, aku juga inget yoochun pas bikin panggilan itu. XD
      Sengajaaa~ Jihyuk disini dan violetter itu pasangan yg beda karakter. Hohoho~

      Makasih uda baca ya onn~ 😀

  5. Kyaaa yg gni kok dibilang kacangan, ini keren tau gak shel…daebak pokoknya..!!

    aku doki2 bcnya hahaha..punya pcr kek kyu bner2 bkn gregetan deh, tp skalinya bikin sesuatu yg spesial, langsung bkn jantung mau copot kkkk..untung jung-ah gak ampe pingsan tadi pas d kisu kkkk~~~~

    ps: shel inget violenteer ama the chastain ya (^_^) jangan lama2 *ditabok*

  6. tetep ya jihyuk wajib eksis hohohohohoho……

    seru ceritanya… kyu keknya memang ga cocok jd cowok romantis ya hahahahhaa…

    buat ttg heechul dunk hehehehehe

    • JiHyuk amat sangat wajib eksis. Siapa lagi yg mau ngeksis-in kalo bukan diri sendiri? Hohoho~
      heechul? dulu uda, sekarang lagi ga sempet mikirin FF. Ini aja kebetulan emang uda dikerjain sejak sminggu/dua minggu lalu. ><

      Makasihh uda baca yaa~ 😀

  7. Wawawa…kereennn..xD
    kyu cuek bgt..ahai..
    Persis seperti yg ku inginkan..
    Jihyuk slalu ngeksis euy…
    Hah..daebak lah pokokx…xD

  8. wohoooo~ daebakkk~ ff bru lgiiii~
    eonniii.. kereeeeennnnnnn buaaannggeeettt~~
    gx perna bosen de baca ff eonni… hohohohho~
    dsar kyu.. emg gx peka deh… ckckckck~
    tpi ttp cinta.. :3 #plaaak!
    jdi eonn, boleh request ff gx?? rasanya bnr” cinta eonni sm blog ini deh,, hehe~

    • Bukan baru, ini FF kado doank kok. 🙂
      Iyaa deh, magnae satu itu sangat amat dicintai banyak istri-nya. -.-

      Maaf ya, buat sekarang lagi sibuk sesibuk2nya. Ga sempet mikirin FF, ini kan FF-nya dikerjaen uda lama, makanya bisa di post tepat waktu, kalo ga pasti telat ngasih kadonya. ><
      Tapi makasiiiih banget uda baca+komen disini. *bow* 😀

  9. *noel2 tanah*
    kasian amat laki aye… *nunjuk Hae*
    sini sayang… come to mama honey…
    wkwkwkwkwkwk

    ceritanya seperti biasa selalu daebak…
    wkwkwkwk…
    kyu datar banget, ya ollo… inget mantan kekasih saya jadinya…
    wkwkwkwkwkwk

    • Itu derita si ikan, suka goda2 unyuk (?)
      Jyahh~ genit dah ama laki sendiri.
      Uda tuh, emut2 si ikan. XDD

      Kyu kan emang ga bisa dibikin romantis.
      Stres dah kalo cintaku kaya gitu. *elus2 unyuk*
      Makasihh uda baca ya onn~ 😀

  10. Jihyuk selalu eksis yyah…
    atau authornya yang narsis???

    FF nya terlalu keren untuk dikatagorikan sebagai FF kacangan…

    Udah mau UN yah, selamat belajar yah
    semoga sukses

    • Yahh, wajib eksis lahh~ Siapa lagi yg mau bikin JiHyuk dikenal kecuali authornya sendiri?
      Daripada bikinin orang laen? 😛

      Makasihh uda baca yaa~ 😀

      Amin, amin.. Mudah2an sukses. ><
      Makasih doanya. 🙂

  11. Keren critany..
    Biarpun kyu g romantis tp yg pnting prasaanny..
    It foto ciuman yg dpajang *nunjuk” atas* bnran foto kyu bkan??

  12. oh noooo~ brb nangis ngeliat foto kissing kyu lagi TT.TT
    ah suka banget ngeliat perannya kyu disini hoho.. pas banget!
    ffnya keren banget..
    oh my kyu tak kusangka kamu bisa romantis juga (>///<)
    eh tapi klo aku jadi minjung pasti juga bakalan mikir dia kesurupan setan ahahaha xDD *ditendang kyu*

    • Uwaaa~~ mian, mian.. Abis aku suka ama kyu di foto itu. Terlihat cool di mataku. *plakk*
      Kyu emang romantis, tapi sering romantisnya ama umin ato mimi. Hehehe~ XD

      Makasih uda baca yaa~ 😀

  13. Annyeongg^^
    Ak reader baru dsini..
    Heheheheh..
    Ff prtma yg ak bca d blog ini..
    Bgs bgt ff na!!
    Si kyu mang gx bs d tebak..
    Hahhahaha..
    Gx romantis tp kl romantis kata” na bkn merinding.. Hahahahhaha..
    Author daebakk!!
    Btw, slam kenal y!! 😀 😀

  14. annyeong,,,reader baru^^

    satu kata…DAEBAK!!

    suka banget. Kyuhyun cool abiss…sumpah ikut keki sama dia di sini,,,bisa-bisanya sante banget padahal ceweknya udah naik darah sampe ubun-ubun wkwkwk….

    keren-keren

    salam kenal author^^

  15. hehehehehe 😀
    suka suka sama Couple ini ..
    NANDA EONNI ~~ ANNYEONG ^^/ #lambai2intangan
    endingnya so sweet ..
    ngebayanginnya ya kayak yg diposter ..
    ciuman dijalaaaaaaaannnn :O
    uda gitu pacaran beberapa bulan tapi sampe gag tau rumahnya ~~
    aigoooooooo ~~ Kyu baboooo ><

  16. Sakit hati emang kalo nemu cowo kaya kyu begini.. Pacaran kaya bukan pacaran -_____-
    Apalg kalo cwnya penyuka hal2 romantis.. Makin sakit hati 😦
    Tp untungnya endingnya manis 🙂

Leave a reply to Spencer Love Cancel reply