Violetter #3


====================

-previously-

“Aku sudah memikirkan hal ini sejak dua hari yang lalu, saat di Sukira. Tepat sebelum Jiyoo sakit,” jelas Eunhyuk. Ia berusaha tenang sambil mengatur kata-kata yang akan keluar. “Sikap kalian berdua juga mencurigakan. Jadi sekarang aku tidak punya kemungkinan lain selain hal ini.”

Kyuhyun menggaruk pipi, bingung. “Bisa tolong jelaskan dengan lebih pelan? Aku masih bingung.”

“Hyung..,” Eunhyuk menarik napas dan kembali menatap Leeteuk. “Jiyoo hamil kan?”

—-

Semua member terbelalak menatap Eunhyuk dan Leeteuk bergantian. Tapi kemudian Leeteuk menempelkan telapak tangan ke kening Eunhyuk. “Ya~ kau demam?”

“Ani, aku baik-baik saja,” Eunhyuk menepis tangan Leeteuk lemah. “Katakan saja, apa hubungan hyung dan Jiyoo memang sudah sejauh itu?”

Leeteuk berdecak, “Kalau kau tidak demam, berarti hanya ada satu kemungkinan.” Ia mundur selangkah dari Eunhyuk, “Kau pasti sudah gila!”

“Hyung, aku serius!” tegas Eunhyuk. Matanya tetap tidak lepas dari Leeteuk.

Kemudian Leeteuk mengerjap beberapa kali lalu tergelak. “Ya! Kau pikir aku lelaki macam apa? Ah, bukan, kau pikir Jiyoo itu gadis seperti apa? Bodoh!”

“Ng? Jadi Jiyoo tidak hamil? Bukankah kemarin dia sakit perut?” tanya Eunhyuk polos.

Sungmin menyela. “Kau pikir sakit perut itu hanya karena hamil? Aku jadi ingin tahu berapa nilai biologimu di sekolah.”

Eunhyuk mengerucutkan bibir. Setelah bisa berhenti tertawa, Leeteuk merebahkan tubuh di sofa. “Maag akut.” Mendengar itu, alis Eunhyuk terangkat. “Iya, Jiyoo memang sering sakit perut, dan itu karena maag akutnya.”

“He? Jadi Jiyoo sakit maag sudah lama?” tanya Donghae. Leeteuk mengangguk. “Sejak kapan?”

“Mm.. seingatku dia bilang sejak SMA. Tapi memang sering kambuh seperti kemarin,” jelas Leeteuk santai.

Sekarang Eunhyuk benar-benar membeku di tempatnya. Gadis itu bahkan bercerita soal sepele pada Leeteuk. Harus ia akui, ia sedikit cemburu. Tapi setidaknya ia bisa lega, kemungkinan terakhir yang ada di kepalanya terbantahkan. Jiyoo tidak hamil.

Eunhyuk langsung tertawa nyaring, membuat seluruh member menatapnya aneh. Donghae memiringkan kepala, “Hyuk-ah, kau benar-benar sudah gila?”

“Sepertinya begitu,” sahutnya santai. Eunhyuk bisa jadi gila dalam arti yang sebenarnya hanya karena gadis bernama Choi Jiyoo.

—-

@Jiyoo’s House

“…anak itu menuduhku menghamilimu!” Leeteuk bercerita sambil menahan tawanya setengah mati. “Hyukjae babo~!”

Jiyoo yang duduk di sampingnya hanya bisa mengernyitkan kening. “Kenapa dia bisa-“

“Molla, molla. Belakangan ini dia memang aneh. Apa kau tidak merasakannya?” tanya Leeteuk, membuat Jiyoo heran. “Apa kau tidak merasa dia selalu penasaran denganmu?”

“Sedikit,” Jiyoo membuat jarak yang kecil dengan jari telunjuk dan jempolnya. Tapi kemudian pandangannya menerawang. “Seharusnya aku memang tidak datang ke dekatnya.”

Leeteuk mengerutkan kening. “Kau tidak suka aku mengajakmu bekerja denganku?”

Bibir Jiyoo tertarik ke belakang, menunjukkan senyuman kecil disana. “Aniyo. Hanya.. ah, oppa tahu aku tidak akan tahan kalau ada di-“

“Ara.. tapi aku juga tidak bisa membiarkanmu hidup sendirian, tanpa pengawasan seperti dulu,” ujar Leeteuk, sedikit bergidik saat mengingatnya.

Jiyoo tetap mempertahankan senyumnya, tapi ia tahu tubuhnya bergetar. Ia ketakutan. “A-aku..”

“Geokjeongma, ada aku disini. Iya kan?” mata Leeteuk berubah teduh. “Tidak akan ada hal buruk lain yang terjadi padamu. Tapi caranya memang begini, harus membuatmu selalu bertemu Hyukjae.”

“Ng,” kepala Jiyoo mengangguk lemah. “Aku.. tidak setakut itu pada Eunhyuk oppa.”

Leeteuk tersenyum mendukung. Ia tahu gadis itu tak sepenuhnya jujur. Lee Hyukjae tetap menjadi ketakutan terbesar Choi Jiyoo. Kadang ia meringis tiap mengingat Choi Jiyoo dan masa lalunya. Terlalu menakutkan..

—-

-the next day-

Aku melihatnya berdiri di belakang Teuk hyung, seolah gadis itu menempel kuat disana. Tanpa sadar, aku mendengus. Teuk hyung dan Choi Jiyoo.. membayangkannya saja bisa membuatku kesal. Tapi ada sesuatu yang masih mengganggu pikiranku, soal J.

Kakiku berjalan ke arahnya. “Ng, Ji-“

“Hyuk-ah, ayo ke studio,” Teuk hyung menarikku paksa, membuatku meninggalkan Jiyoo bahkan sebelum aku mulai bertanya. Jangankan bertanya, menyapanya saja aku tidak sempat.

—-

Mataku menyapu sekeliling, mencari dia. Dalam hati aku mengumpat, kenapa Teuk hyung harus mengajakku ke studio kalau tidak ada yang dikerjakan? Menyebalkan..

Sedetik berikutnya, aku bisa melihat Jiyoo sedang merapikan tas Teuk hyung di pojok ruangan. Aku mencoba lagi, dan kali ini aku harus bisa bertanya.

“Jiyoo-ya,” panggilanku membuat Jiyoo menoleh, sikapnya tetap defensif. Aku sedikit merasa terhina, apa aku memang semenyebalkan itu baginya? Tapi aku mencoba mengacuhkan perasaan itu. “Ada yang ingin ku-“

“Ya~ Hyuk-ah, aku mencarimu,” lagi-lagi Teuk hyung muncul dan langsung menyeretku menjauhi Jiyoo. “Hodong hyung mau mentraktir kita makan. Kaja~”

Aku melongo sementara Teuk hyung masih menarikku paksa.

—-

Dengan setengah berlari, aku menemukan Jiyoo. Ia duduk di salah satu kursi plastik sambil menulis sesuatu di buku kecilnya. Mataku bersiaga, memeriksa Teuk hyung yang mungkin akan datang tanpa diundang lagi. Kali ini aku harus waspada, sepertinya ada sesuatu yang aneh dengan Teuk hyung sejak pagi ini.

Aku berjalan mengendap ke arah Jiyoo. Dengan cepat, kutarik lengannya. Ia mendongak dan terbelalak saat menatapku. “Mau apa?!” teriaknya.

Terpaksa aku membekap mulutnya. Aku berbisik. “Jangan berisik. Ikut aku sekarang.”

Aku menuntunnya dari belakang, membuat hidungku puas dengan wangi lavendernya. Saat menemukan pintu gudang tua di belakang studio, aku membawanya masuk dan menutup pintunya.

Jiyoo berontak dari peganganku. “Aku mau pergi dari sini!” ujarnya. Aku berdiri menghalangi. “Ya! Aku mau keluar. Minggir, atau aku akan teriak!”

“Aku hanya butuh waktumu sedikit, aku janji,” ucapku, berharap bisa menenangkannya.

“Tapi aku tidak mau!” pekiknya, membuatku harus membekap mulutnya lagi.

—-

Eunhyuk membiarkan Jiyoo terus memberontak dalam ‘pelukan’ tak langsungnya. Ia sendiri tidak menyangka kalau ia bisa melakukan hal nekat seperti ini. Jantungnya bahkan nyaris melompat keluar saat ia harus berdekatan dengan Choi Jiyoo.

“Ya~ aku tidak tahu kenapa kau sangat membenciku, dan aku juga tidak peduli,” ujarnya tegas.

Napas Jiyoo terasa tak beraturan di tangan Eunhyuk. Diam-diam ia takut gadis itu akan kehabisan napas dan mati, jadi ia membuka bekapannya. Tapi sekarang napasnya lah yang seolah berhenti. Eunhyuk membeku, terlalu terkejut dengan apa yang dilihatnya. Jiyoo menangis. Ia menangis sesenggukan tanpa suara.

Eunhyuk benar-benar berubah linglung, tidak tahu apa yang sudah ia lakukan dan apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia melihat dengan matanya sendiri, tubuh gadis itu bergetar hebat. Kemudian Jiyoo jatuh duduk sambil menekuk lututnya erat. Kepalanya menunduk, membuat Eunhyuk tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Ia mendekat dan berjongkok. “J-jiyoo-ya?”

“PERGI!” Jiyoo berteriak sarkatis dengan suara parau. “Jangan mendekat!” Lalu Jiyoo kembali menangis. “Tinggalkan aku sendiri! Jangan ganggu aku!” ujarnya sesenggukan.

Entah bagaimana, Eunhyuk merasa hatinya terluka melihat reaksi Jiyoo. Ada sesuatu dalam gadis itu yang membuatnya begini. Tanpa sadar, ia memeluk tubuh Jiyoo cepat. “Jangan takut.. kau baik-baik saja.”

Jiyoo masih terisak dan bergetar ketakutan. “Jangan ganggu aku..” suaranya masih serak.

Eunhyuk tahu kata-kata itu bukan untuknya karena pandangan gadis itu menerawang jauh. Sama sekali tidak terfokus padanya. Tangannya mengusap-usap pundak Jiyoo, mencoba menenangkan gadis itu. Ia menelan ludah dengan susah payah. Eunhyuk bahkan ikut meringis dan mengeratkan pelukannya, seolah apa yang dipeluknya adalah barang pecah belah yang rapuh.

—-

Jiyoo berusaha mengatur kembali perasaannya. Jantungnya tetap tidak berubah normal walaupun sudah ada yang memeluknya. Lygophobia dan ketakutan masa lalunya mendadak kambuh. Ia sama sekali tidak bisa menghentikan itu, bahkan ia tidak sadar sudah bertingkah seperti orang gila di depan Eunhyuk.

“Kau.. baik-baik saja?” suara bening itu membuatnya mendongak perlahan.

Bibirnya terbuka tapi Jiyoo tidak bisa menemukan suaranya. Karena ia masih susah menjawab, jadi ia hanya mengangguk lemah.

Eunhyuk memandangnya cemas. “Mianhae.. aku pasti sangat menakutimu. Aku.. aku sama sekali tidak bermaksud apa-apa. Aku hany-“

Pintu gudang dibuka paksa. Menimbulkan suara gaduh yang membuat Eunhyuk dan Jiyoo menoleh bersamaan. Leeteuk berdiri disana dan menatap tajam ke arah Eunhyuk. “Ya! Kau pikir apa yang baru saja kau lakukan?!”

“Hyung, ak-“

“Jiyoo-ya, gwaenchanha?” Leeteuk menarik Jiyoo menjauh dari Eunhyuk. Tangannya memeriksa seluruh bagian wajah Jiyoo. “Apa yang terjadi?”

Walaupun bisa mendengar pertanyaan Leeteuk dengan sangat jelas, tapi Jiyoo masih belum bisa mengeluarkan suara apapun. Jiyoo hanya diam dan semakin terisak saat pelukan Eunhyuk berubah menjadi dekapan Leeteuk.

“Hyuk-ah, jangan dekati Jiyoo lagi,” ujar Leeteuk. “Anggap saja aku memohon padamu.” Leeteuk menambahkan saat Eunhyuk baru membuka mulut.

—-

Teuk hyung memegang erat pundak Jiyoo dan membawanya pergi dari hadapanku. Aku sudah mau gila! Aku tidak berbuat apa-apa padanya. Bahkan tadi aku hampir berhasil menenangkannya kan?

Ada sedikit perasaan takut saat aku melihat Jiyoo yang histeris seperti itu. Tanganku terangkat ke udara, berusaha merasakan tubuh gadis yang bergetar hebat tadi. Aku sama sekali tidak bisa bergerak, kurasa aku sudah lumpuh mendadak. Choi Jiyoo benar-benar sudah mengusik pikiranku, bahkan sejak pertama kali aku melihatnya.

Aku merogoh saku jaket dan memandangi surat ungu di tanganku. “J.. apa kau benar-benar Jiyoo?”

—-

“Kau baik-baik saja?” tanya Leeteuk sambil menyerahkan secangkir teh hangat pada Jiyoo.

Jiyoo mengangguk lemah. Wajahnya pucat dan tubuhnya masih bergetar. Gadis itu berusaha menutupinya dengan memeluk lengannya sendiri. Setelah meniup isi cangkirnya, ia menyesap minuman itu perlahan, berusaha menghilangkan rasa takutnya.

Tangan Leeteuk mengusap rambut Jiyoo. “Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia.. menyakitimu?”

Gadis itu diam, seperti masih harus mencerna arti pertanyaan Leeteuk. Kemudian ia menggeleng. Jiyoo tidak mengeluarkan suara. Tenggorokannya terlalu kering bahkan meskipun ia sudah minum setengah cangkir teh tadi.

“Maaf,” ucap Leeteuk. Jiyoo mendongak dan menatap Leeteuk heran. “Anggap saja aku minta maaf atas perbuatan Hyukjae.”

Lagi-lagi Jiyoo tidak menyahut. Ia ingin menjawab tapi suaranya benar-benar tertahan, seolah membeku disana. Setelah menelan ludah dengan susah payah, bibirnya terbuka. “A-ani.. aku baik-baik saja. Dia tidak.. salah.”

Leeteuk tercengang agak lama, belum terbiasa dengan suara serak Jiyoo. “Tetap saja. Aku bahkan tidak bisa mencegahnya mendekatimu sampai seperti itu.”

“Mungkin dia tidak berniat menakutiku. Maksudku, tidak ada yang tahu kalau aku punya Lygophobia.” Jiyoo menunduk.

“Memang, memang tidak ada yang tahu,” ujar Leeteuk sambil menerawang. Diam-diam ia meringis mengingat Choi Jiyoo dan Lygophobia-nya.

Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sesekali Jiyoo kembali mengingat bagaimana Eunhyuk memeluk tubuhnya. Ia tahu pria itu panik melihatnya histeris nyaris seperti orang gila, ia juga tahu lelaki itu bahkan hampir ikut menangis saat itu. Jiyoo memikirkan hal-hal seperti itu dan kepalanya mendadak pening, bingung harus senang atau justru sedih.

Pikiran Leeteuk lebih sederhana. Hanya ada rasa takut disana. Diam-diam kepalanya memutar kembali peristiwa saat itu. Saat dia menemukan Jiyoo sebelum gadis itu punya phobia di tempat gelap atau Lygophobia. Ia kembali meringis pelan.

—-

-the next day-

@dorm

Eunhyuk sibuk melirik jam bundar yang tergantung di dinding sebelum ia menarik napas panjang untuk yang kesekian kali. Matanya sama sekali tidak bisa terpejam sedikit pun. Pikirannya berdebat sendiri, tapi tidak ada satu hal pun yang bisa membuatnya tenang.

“Annyeong~~” pintu dorm dibuka dan Donghae muncul disana. “Hyuk-ah, tumben kau bangun pagi?”

Eunhyuk kembali mendesah berat begitu melihat Donghae di pintu. Donghae bukan orang yang ia harapkan saat ini. “Teuk hyung ada di atas?”

“Ng? Sepertinya.. tidak,” ujar Donghae. “Wae?”

Kepalanya menggeleng pelan. Rasanya ia ingin sekali mengumpat, tapi bibirnya terlalu kaku untuk melakukan itu. Akhirnya ia hanya bergumam, “Apa dia tidak pulang?”

“Sepertinya begitu,” jawab Donghae sekenanya. “Biasanya dia selalu jadi yang pertama bangun, tapi sejak pagi aku tidak mendengar suaranya. Ah, dan juga, kamarnya masih rapi.”

Lagi-lagi Eunhyuk menarik napas berat. Hal yang paling tidak ingin ia pikirkan sepertinya jadi kenyataan. Sejak semalam ia memang menebak-nebak apa Leeteuk akan memarahinya atau malah tidak pulang ke dorm dan menginap di..

“Teuk hyung ada di rumah Jiyoo,” Kyuhyun menyahut setelah keluar dari kamarnya. Ia beringsut duduk di kursi meja makan.

“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Donghae cepat, seolah menyuarakan pertanyaan di otak Eunhyuk.

“Semalam dia meneleponku dan bilang dia sedang ada disana,” jawab Kyuhyun sambil menyomot sepotong roti. “Sepertinya Jiyoo sakit lagi, jadi dia harus menjaganya.”

Donghae kembali menyuarakan pikiran Eunhyuk. “Kenapa dia harus menjaga Jiyoo? Memangnya Teuk hyung itu pacarnya?”

“Mungkin,” Kyuhyun mengangkat bahu ringan.

Kall ini Eunhyuk tidak bisa berpikir lagi, jadi Donghae hanya mengatakan pendapatnya sendiri. “Kenapa Teuk hyung tidak pernah bilang apa-apa? Lagipula bukankah Jiyoo itu masih terlalu.. muda?”

“Molla, molla. Yang kutahu Teuk hyung sedang ada di rumah Jiyoo sekarang,” Kyuhyun bangkit dari tempatnya lalu melangkah gontai ke kamar mandi.

Gantian Donghae yang mendesah. “Apa Teuk hyung memang pacaran dengan Jiyoo?”

“Tidak. Itu sama sekali tidak mungkin,” sahut Eunhyuk cepat. Donghae mengerutkan kening. “Donghae-ya, aku mau cerita sesuatu.”

—-

@Jiyoo’s house

Leeteuk menggeliat pelan di ranjang Jiyoo. Mendadak matanya terbuka dan terbelalak. “Jiyoo-ya~~~” teriaknya.

“Ne?” Jiyoo muncul di pintu dengan mengenakan celemek hijau. “Oppa sudah bangun? Mau sarapan?”

“Ya~ kenapa aku bisa tidur disini? Lalu semalam kau tidur dimana?” tanya Leeteuk. Kepalanya terus memandangi sekeliling bergantian.

Jiyoo tersenyum kaku. “Disitu juga.”

“MWO? Kau tidur di sampingku? Jadi kita tidur.. seranjang?” pekik Leeteuk. Seketika itu juga ia menutupi tubuhnya dengan selimut, membuat Jiyoo berdecak kesal.

“Memangnya oppa pikir aku yang akan berbuat macam-macam? Aku ini yeoja!” tegas Jiyoo. “Lagipula siapa suruh oppa malah tidur di samping ranjangku? Aku tidak tega. Tapi begitu kusuruh naik, oppa langsung menurut tanpa berusaha menolak.”

Leeteuk mengernyitkan alis. “Jinjja?”

“Ng. Makanya kupikir oppa pasti saaaaangat lelah,” Jiyoo tersenyum sayu.

“Apa kau.. baik-baik saja?”

Alis Jiyoo terangkat. “Memangnya kenapa?”

“Ani, aku kan lelaki. Apa kau tidak takut padaku?” tanya Leeteuk hati-hati.

“Aku tidak takut pada orang seperti oppa. Tenang saja,” bibir Jiyoo tertarik ke belakang, membuat senyuman kecil disana. “Lagipula oppa tidur seperti wanita, jadi aku tidak merasa sudah tidur seranjang dengan lelaki.”

“Ya~ apa maksudmu? Memangnya aku tidak seperti seorang lelaki untukmu?” Leeteuk bangkit dari ranjang.

Jiyoo tertawa sambil mengibas-ibaskan tangannya. “Aniyo, aniyo. Oppa jangan mendekat~~” Melihat Leeteuk hanya berdiri di tempatnya, Jiyoo mengerutkan kening. “Kenapa diam?”

“Ani, hanya senang kau bisa tertawa seperti ini,” sahut Leeteuk. Kemudian ia mengacak rambut Jiyoo. “Tetaplah tersenyum~ Aku mandi dulu.”

Kali ini Jiyoo yang diam. Ia mengusap kepalanya pelan. Tapi selanjutnya ia menggigit bibir, menahan tangisannya yang akan meledak. Seandainya bisa, ia pasti akan selalu tersenyum. Tapi rasanya ia sudah lupa lagi bagaimana cara melakukannya.

—-

@dorm

Donghae duduk bersila di ranjang Eunhyuk, masih menunggu sahabatnya bercerita. “Ppali~ kau mau membuatku mati bosan disini?”

“Aku baru akan mulai,” sela Eunhyuk. Kemudian ia mengeluarkan selembar kertas lusuh berwarna ungu. “Kau tahu kertas ini.”

“Kertas catatan belanjamu?”

Tangan Eunhyuk mendarat cepat di kepala Donghae. “Bukan, bodoh. Ini surat, dari penggemarku.”

“Lalu? Kau mau pamer?”

“Ya! Kau tidak bisa dengarkan aku dulu? Kenapa seenaknya saja memotong ucapanku?” dengus Eunhyuk. Ia menyodorkan surat ungu itu. “Apa kau ingat aku sering mendapat surat seperti ini?”

Donghae memiringkan kepalanya lalu berseru. “Ingat! Yang pernah kau pamerkan pada semua orang kan? Kau bilang itu dari penggemar abadimu.” Kepala Eunhyuk mengangguk. “Ng.. tapi apa hubungannya dengan hal yang mau kau ceritakan?”

“Kurasa aku tahu siapa penggemar abadiku itu,” ucap Eunhyuk ragu.

“Nuguya?”

Eunhyuk menelan ludah lalu membuka mulut. “Jiyoo..?”

“Jiyoo? Choi Jiyoo? Uri Jiyoo?” pekik Donghae.

“Ya! ‘Uri Jiyoo’? Sejak kapan Jiyoo jadi milikmu, ha?” tuntut Eunhyuk.

Donghae mengangkat bahu. “Bukankah Jiyoo itu dekat dengan Teuk hyung? Berarti kan dia sudah jadi keluarga.” Buru-buru ia mengalihkan pembicaraan, “Memangnya Jiyoo yang itu? Bagaimana kau bisa-”

“Bagaimana aku tahu? Memang tidak yakin, tapi kurasa aku tidak salah tebak. Ada wangi yang sama dari Jiyoo dan surat ini. Wangi lavender,” Eunhyuk berusaha mendramatisir dengan tersenyum lebar. “Mungkin karena itu juga aku selalu penasaran pada Jiyoo sejak dia datang bersama Teuk hyung.”

Donghae mengerutkan kening. “Memangnya kau belum bertanya soal ini pada Jiyoo? Bukankah tinggal bertanya saja?”

“Sudah kubilang aku masih ragu,” elak Eunhyuk. Donghae mengarahkan pandangan bingung. “Kau tahu, Jiyoo dan J itu berbeda.”

“Apa bedanya?”

Eunhyuk memutar bola mata lalu menatap Donghae kesal. “Ya! Kau sama sekali tidak mendengarkan ceritaku ya?”

“Dengar,” tegas Donghae. Tapi kemudian ia ragu sendiri. “Tapi aku masih bingung.” Donghae menggaruk pipi.

“Itu artinya kau tidak mendengarku, Donghae-ya,” dengus Eunhyuk. “Begini, menurutmu, bagaimana sikap J selama mengirimiku surat?”

“Ng.. dia penggemar abadimu, bahkan saaaangat menyukaimu. Walaupun aku tidak tahu apa yang disukainya darimu,” Donghae berceloteh.

“Aku tidak butuh pernyataanmu yang itu,” Eunhyuk mencibir kesal. “Lalu bagaimana sikap Jiyoo padaku yang kau tahu?”

Donghae mengerutkan kening. “Dia.. dingin. Tapi kurasa bukan hanya padamu, pada semua member, kecuali Teuk hyung, juga begitu kan?”

“Kalau memang begitu, aku tidak akan sedepresi ini,” desah Eunhyuk berat. “Beberapa hari yang lalu gadis itu menangis sambil mengusirku dari rumahnya. Kemarin, dia ketakutan saat bersamaku sampai Teuk hyung melarangku mendekatinya lagi.”

“Jadi semalam kau ada masalah dengan Teuk hyung?” tanya Donghae.

“Begitulah. Tapi yang kupikirkan hanya Jiyoo, kurasa gadis itu sangat membenciku,” lagi-lagi Eunhyuk hanya bisa mendesah. “Jiyoo dan J sangat berbeda, tapi aku tetap yakin mereka itu orang yang sama.”

—-

@Jiyoo’s house

“Jiyoo-ya,” panggil Leeteuk. Kepala Jiyoo mendongak sebentar lalu kembali sibuk dengan piring di tangannya. “Kalau.. seandainya Hyukjae mengingatmu dan menyesal, apa kau akan-“

“Tidak,” potong Jiyoo cepat. Ia menelan ludah dan berkata, “Aku tidak akan mengijinkannya mengingatku.”

Leeteuk mendesah. “Lalu bagaimana?”

“Ng? Apanya?” kali ini Jiyoo berbalik badan dan menghadap Leeteuk.

“Bukankah Hyukjae sudah menunjukkannya? Tanda-tanda penasarannya padamu?” Leeteuk balik menatap Jiyoo lekat-lekat.

Jiyoo tidak bisa membalas tatapan itu. Ucapan Leeteuk sama sekali tidak bisa dibantah. Lee Hyukjae berkali-kali mendekat dan seolah mengingatnya, tapi Jiyoo tidak mau membiarkan pikirannya itu menang.

Leeteuk menyunggingkan senyum kecil lalu mengacak rambut Jiyoo. “Ya~ tidak usah mengerutkan kening begitu. Kau jadi terlihat tua.”

Gadis itu tidak menjawab. Detik berikutnya, Jiyoo menarik napas dan menggigit bibir. “Aku tidak bisa terus-terusan ada di sekitarnya. Terlalu.. menakutkan.”

“Kau mau mengundurkan diri jadi asistenku?”

Jiyoo mengangguk. “Sepertinya keputusanku yang itu memang sudah salah sejak awal. Iya kan?”

“Mungkin benar. Mungkin juga ini salahku karena memaksamu berbuat ini,” sahut Leeteuk.

“Aniyo. Oppa hanya.. mau membantuku. Walaupun caranya agak aneh, tapi kurasa oppa sudah memikirkan semuanya,” desah Jiyoo berat. “Cara mengalahkan ketakutanmu adalah dengan menghadapinya. Begitu kan?”

“Tapi aku terlalu memaksa,” kilah Leeteuk.

Jiyoo memaksakan bibirnya tersenyum lebar tapi yang tampak hanya seringaian aneh. “Gwaenchanha. Aku tidak akan mundur. Setelah ini aku pasti bisa mengalahkan ketakutanku.”

Tatapan Leeteuk berubah sayu, seolah mengerti kata-kata Jiyoo barusan adalah kebohongan. Ia tidak bisa berbuat apapun selain mengusap kepala gadis itu lembut. Leeteuk tersenyum mendukung.

—-

@dorm

Eunhyuk gelisah sambil melirik jam digital di ponselnya. Sudah masuk jam makan siang tapi Leeteuk sama sekali belum menunjukkan batang hidungnya. Dalam hati ia terus menggerutu kenapa Leeteuk harus ada di rumah Jiyoo terlalu lama?

Ponselnya berdering, membuatnya terkesiap sejenak. Eunhyuk menjawabnya dengan cepat. “Yeoboseyo?”

“Hyuk-ah, kau mencari Teuk hyung kan?” sahut Donghae di ujung telepon.

Mata Eunhyuk berbinar. “Apa dia sudah pulang?”

“Baaaaru saja. Dia ada di kamar sekarang,” ucapan terakhir Donghae membuat Eunhyuk langsung memutuskan telepon.

—-

Aku berlari cepat dan segera menekan tombol lift. Setelah sampai di lantai 12, aku mengatur napas di depan pintu dorm. Tapi akhirnya aku mencaci diri sendiri, kenapa aku harus segugup ini?

“Annyeong,” aku yakin suaraku normal. “Apa ada makanan disini?”

Heechul hyung menoleh melihat kedatanganku. “Hyukjae-ya, kenapa kau kesini?”

“Memangnya dilarang?” aku nyengir lebar. Kemudian mataku berkeliling, mencoba menemukan seseorang yang sudah sangat kutunggu. “Apa.. Teuk hyung ada?”

Heechul hyung mengarahkan telunjuknya ke kamar Teuk hyung tanpa suara. Aku tidak perlu menunggu perintah untuk langsung melangkah masuk kesana. Tapi sama seperti tadi, aku harus mengatur napasku yang terdengar terlalu bersemangat.

Tanganku meraih knop pintu Teuk hyung. Aku melongok masuk kesana. “Hyung, apa kau si-“

“Masuklah. Ada yang harus kubicarakan denganmu,” Teuk hyung memotong ucapanku lebih dulu.

Harus kuakui ini memang hal yang sangat kutunggu-tunggu. Tapi akhirnya jantungku malah makin memburu cepat. Apa yang akan ia bicarakan? Apa soal Jiyoo?

Aku beringsut pelan ke tepi ranjang. “W-waeyo, hyung?”

“Ani, tidak ada apa-apa,” Teuk hyung tersenyum tapi aku malah merasa aneh dengan senyumannya. “Kau takut aku masih marah soal semalam?”

Kepalaku mengangguk pelan. Aku tidak bisa bersuara, takut membuat Teuk hyung marah. Tapi akhirnya ada pertanyaan yang mengganggu otakku. “Hyung.. tidak akan menyuruhku menjauhi Jiyoo kan?”

Teuk hyung mengernyitkan alis sejenak, lalu tersenyum samar. “Tidak.”

Mendadak aku tidak bisa bernapas. Aku terlalu senang sampai dadaku nyaris meledak. Kupikir Teuk hyung akan mati-matian melarangku mendekati Jiyoo setelah kejadian semalam. Tapi sekarang kurasa semuanya sudah normal.

“Kau tahu kenapa Jiyoo seolah menjauhimu?” pertanyaan ini mengusikku. Teuk hyung sadar pada hal itu? Kupikir hanya aku yang merasa sikap Jiyoo yang aneh padaku.

Kali ini kepalaku menggeleng. “Hyung pasti tahu sesuatu kan?”

Teuk hyung mengiyakan tanpa suara. Ia menelan ludah dan menarik napas panjang sebelum membuka mulut. “Ada sesuatu yang membuatnya begitu.”

“Jiyoo itu.. J?” ucapan itu meluncur begitu saja dari bibirku. Melihat Teuk hyung mengangguk, aku memekik. “Jinjja? Lalu kenapa dia menjauhiku?”

“Kalau kau mendengar ceritaku, kau akan sangat mengerti kenapa dia takut padamu,” ujar Teuk hyung misterius. Nyaris terdengar konyol karena aku sedang tidak ingin bermain tebak-tebakan.

Pertanyaan utamaku sudah terjawab, J itu Jiyoo. Choi Jiyoo yang sama. Choi Jiyoo yang selalu membuatku hampir gila. Tapi ternyata aku sama sekali tidak merasa lega. Sebaliknya, ada banyak pertanyaan yang sekarang berputar-putar di kepalaku, mencari jawabannya sendiri.

Teuk hyung menarik napas berat sekali lagi. Bibirnya mulai terbuka perlahan. Aku punya firasat jelek soal ini.

-TBC-

====================

Violetter #4 bakal full-flashback. Mudah2an ga bingung. 🙂

PS: masalah Silent Reader, uda beneran kesel sendiri. Jadiii, buat yg ga bisa komen disini, bisa di Twitter: @AllRiseLove

Tambahan: gimana poster barunya? <= gapen. -.-

70 thoughts on “Violetter #3

  1. Dongsaeng!!!!Nah aku komen,nih!!!First lagi!!!Astaga,kamu beneran d,nyambungnya bikin penasaran!!!!Kapan mau diposting part 4 nya?Bener2,deh!!!PENASARAAAAAAAAAAAAAAAAAANNNNNNNNNNN!!!!kasihanilah fansmu ini!!!!Haha…

  2. Ha9 bagus Onnie, aku sekarang ‘jarang’ jadi silent reader gara gara Onnie 😀 he9
    part 4 nya sangat amat ditunggu =D Onnie hwaiting !!!!!

  3. onnie saiia datang lgie udah lma ngak k snie !!!!!!!!!

    seru onn lanjooooot
    smuax bkal d jlasin d part slanjutx ya onn ngak bleh ampe ktinggaland nie
    “udah siap ancang-ancang” ngak ska gelap ya onn ya udah d t4 terang aj ya !

    posterx keren yang ini onn lbih g mna gtu

    • Iyaa~~ makasihh uda dateeeng lagi deh. XD

      Lanjuut. 😀
      Siapin lampu yg terang yak, biar ga gelap. (?)

      Posternya fresh kali, soalnya baru di edit pas mau di post. Jadi buru2. XD
      Makasihh uda komen2 yaa~ 🙂

  4. huaaa penasaran akut nich ma masa lalu y jiyoo mang pa salah bang eunhyuk sampai dikau ketakutan gitu…#plakk komengapen# nice ff, lanjutan y jgn lama2 y…

  5. Hahaha, onnie telat ngasih komen yaa? *micingin yg first komen* hehe
    Bagus2, tapi lama2 onnie jitak nih dongsaeng,
    Buat orang gemes, ceritanya digantung mulu :(, kasihanilah reader yg penasaran ini *ngasih obat tetes mata ke mata*

    • Ho’oh~ katanya ngebet pingin baca tapi malah ilang. :3

      Hehehe.. lagi pingin maen tebak2an aja onn. Tar juga ketauan di part 4 kok. Suer~ *ngebocorin cerita*
      Mungkin minggu depan belon bisa apdet, masih ada project laen.
      Dua minggu lagi paling baru posting part 4. Sabar yaa~ XDD

      • Jam 7kurang onnie udah mampir, tapi belum ada update-an ffmu,
        Terus ya terus, baru download sushow 2, jadi nonton deh, hehehe
        Mian ya dongsaeng :p
        Sebagai balasannya, part 4 ga apa2 agak lama,, tapi jgn kelamaan 🙂
        Tenang, onnie pasti setia menunggu, *bahasaanyaaa *

      • Kan aku bilangnya jam7an onn, jadi pasti jam 7 lewat2 dikit. XD
        Soalnya masihh bikin poster barunya noh. Hehehe…
        Tapi aku uda nonton Sushow 2 lohh~ *pamer*

        Minggu depan ada project, jadi mungkin dua minggu lagi baru apdet. Hehehe…
        Awas yaa, harus setia, jangan bosen. ><

  6. akhirnya couple…
    daku mendarat dengan sukses disini…
    wkwkwkwkwkwk….

    intinya : SAYA GEMES!!!
    kalian berdua ini, saling suka aja kok susah bener ngaku gitu aja…
    ckckckckckck…
    aaaarrrrgggghhh jiyooo what happen with you neng?
    jodohmu itu hyuk udh mentok gak bisa pindah!!!

    lanjutkaaan couple!

    • Couple~ sms onnie baru aku baca pagi ini. Mianhae~~ ><

      Hehh, di violetter tu yg suka mah si teri doank, Jiyoo-nya cool. XD
      Huahahaha… jodohku unyuk? ga bisa pindah lagi? BENER~!!! XDD

      Makasihh onn~ 🙂

  7. wah sumpah akhirnya keluar juja….
    wat hepen aya naon neng……???
    lygophobia tp or Androphobia sch….??????????
    kug tkut ma eunhyuk ??????
    ~wah seru bgt n bkin pnasaran ma part 4nya~
    ditunggu jgn biarkan daku mati penasaran gara” nunggu lama !!!!!!
    hiks…hiks…..hiks….

    • Nunggunya lama ya? Maaf yaa~~ ><

      Lygophobia, takut ruang gelap gitu. Masa takut ama unyuk? rugiii~ XD
      Iyaa, mudah2an secepaatnya apdet dehh. Kan nunggu komen yg banyak <= author rakus. XDD
      Makasihh uda baca yaa~ 😀

  8. Onnie,jeongmal mianhae aq baru komen,semalem pas mau komen pulsaq abis..T.T

    lygophobia *bner ga ni tulisnx?* apa?hehe
    huaa..PENASARAN….
    Ternyata dugaanq salah y,aq pikir jiyoo bneran hamil..xD
    untung yg d ajak tidur brg teuki,kalo unyuk udah jadi anak tuh..#plakk

    poster jiyoo nya tuh beda orang lg y?

    • Iyaa~ gapapa nenengku sayang. 🙂

      Lygophobia itu takut ruang gelap. Perasaan uda aku jelasin di tengah2 cerita dehh, say. :3
      Hehh~ dirimu pikir Jiyoo itu cewek macam apa? Jiyoo itu cewek baek2~~
      Huahahaha.. iya juga ya, kalo tidur barengnya ama unyuk, yg ada uda ga selamet aja tuh Jiyoo. XD

      Ho’oh, beda orang. Soalnya aku nyari foto ulzzangnya yg pas~ XDD

  9. huah , bener bener frustasi *ngikutin gaya Eunhyuk* . udah kebuka sedikit tentang Jiyoo , mau fullnya tapi harus sabar nunggu part 4 .
    pokoknya wait for the next .
    bagus shel .

  10. Ehemm.. mw ngaku dulu, sbnr’x dh lama jd SR, tp biasa’x ol pke hape n males bikin twitter, *ngaku az gaptek* kekeke… so ga komen deh.. Mian ya dek, tp mulai skrg diusahain komen deh..
    Cerita’x seru dek, next update asap y dek… *mantan SR ga tw diri*
    Hwaiting!!

  11. Seru. .
    Hehe. .^_^
    tpi klw dbndingin amore lbh suka amore cafe. .hehe. .
    Yg ini trlalu dtutup2in critanya. .*bilang aja pnasaran*. .
    Lam knal y. .

  12. P.E.N.A.S.A.R.A.N…………. “CAPS OFF*

    hehehehehehhe, jgn lama2 ya next chap ya… gw dah penasaran akut pengen tau napa seorang jiyoo bisa takut ama seorang hyuk jae hohohohohoho

    aniwei nice chap…. ^__^

  13. Huwaaa aq makin lama makin ngepens ma ji hyuk couple..sumpah ya dimana2 ni couple bkn gemes mulu..pengen cubit2 deh..

    bener2 dh penasaran ma masa lalu jiyoo ke kunyuk..si kunyuk ngapain si ampe jiyoo kapok gt

    pengen curhat..jujur ya nih, aq makin ngepens ma authornya nih, suka bgt ma gaya bhs kamu…bc ff kamu tuh si kunyuk terasa bgt karakter realx yg babo tp menggemaskan hahahaha..btw aq ijin ya follow twitmu..follback ya^^

    • Asiiik~~~ nambah lagi Jihyuk shipper!! Horeee~~~ 😀

      Authornya punya namaa, panggil Shela aja. 🙂
      Kamu orang kedua yg bilang gitu, katanya karakter unyuknya real banget. Yaahh, sebenernya sihh itu hasil mikirin dia tiap menit, jadi suka bikin karakter unyuk yg begitu adanya. XD

      Tar mention aja yaa, biar aku folback. 🙂

  14. akhirnya part 3nya keluar juga.. sumpah nungguin kelanjutan ini ff dari lama ;____;
    huwaaaaa makin penasaran banget sama kelanjutannya ceritanya
    lanjutannya buruan dong dipublishnya xDDD *ditabok author*

    • Jinjja? Maaf uda bikin lama nunggu. >< *bow*
      Abis ngepostnya kadang2 suka ga tau waktu. Lagi iseng, tau2 ngepost. XD <= author ga ada kerjaan

      Tapi buat info, biasanya aku ngepostnya pas weekend. 🙂
      Makasihh uda baca yaa~ 😀

  15. Wawawawawawaaa~
    Diriku kemana aja ya, akhir2 ni? *amnesia*
    Mian unnie~ baru sempet baca.
    Kemaren aye lagi sibuk2nya *baca: males2nya* di rumah.
    Jadi baru sempet mampir sekarang.
    Ketinggalan 2 chappy pula.
    hhaa
    Violetter 4 nya ntar malem aja ya komennya.
    *Unnie: Ini anak mw komen ato mw curhat seeeh?*
    XDDD
    Yey! Unyuuk~!
    Ayo dekati Jiyoo! Biar semuanya jelas! hahhahaa
    Jiyoo is J! Woot! *apa seh ni anak?* Seru seru seru.
    Aduuh.. geje. Ga ngerti mw ngomong ape nih. Mumett~
    Pengen tw cerita flashbacknya.. T.T
    Tpi kyanya harus nunggu ampe malem ni. Task is never die.. ~.~
    Anyway.. hwaiting onn!
    Ntar q muncul lagi kq di part 4. hha ^^

  16. ooooh jadi c neng jiyoo penggemar kunyuk? lah napa judes coba? .__.
    aaaaaaa lanjuuuuuuuutttt~~~ *terbang ke part 4*

  17. ah,,, waaaaeeeeeee????
    Kenapa to be continued di tempat strategis sih, eonni????
    Aku kan jadi penasaran *DL
    Sip, mesti baca part 4nya kilat!!!

  18. ho ho hoo… teuk oppa akhirnyah mau cerita…. palli oppa.. aku akan dngarkan baik2..

    jadi penasaran kaya eunhyuk..

  19. akhirnya teukie oppa mau ngasih tau jg alsn jiyoo tkt sm eunhyuk.. jd jiyoo punya phobia tkt gelap ya? trus apa hubungannya ya sm eunhyuk oppa?

  20. Aiiissshhh beneran masih berlanjut tebak-tebakannya di part ini *geregetan*
    Penasaran bangeeettt!!!
    Jungsoo oppa, marhaebwa! Ppali, oppa…ppali! Kasihan Poo bisa sakit penasaran dia *peluk Poo*

  21. :v babang dongek kok mendadak lola bang~
    *dikissdongek*
    ai lop yu~

    akhirny teuk mw crita,,,
    penasaran, jd langsung capcus ke part 4 >_<

Leave a reply to Spencer Love Cancel reply