Amore Cafe 6th cup [Last cup]

====================

Jiyoo’s PoV

 

Rasanya aku sudah mulai tidak nyaman berdiri di tengah-tengah Hyukjae dan Henry seperti ini. kulihat Henry menarik napas panjang, “Geurae, aku bicara disini,” Matanya menatapku dalam, “Jiyoo-ssi, aku mencintaimu.”

Saat itu juga, aku yakin jantungku berdetak dengan cepat. Butuh perjuangan berat untuk menenangkan otakku. Lututku terasa lemas, rasanya aku sudah tak sanggup menopang tubuhku sendiri. Mendadak lidahku seolah kelu, tidak bisa membantuku mengucapkan sesuatu.

Hyukjae mendahuluiku, “Begitukah? Kau mencintainya?”

Nada suaranya parau. Aku terlalu takut menatap wajahnya hingga tak berani menoleh ke arah Hyukjae. Tanganku seolah mencari-cari. Aku mencari pegangan darinya, entah kenapa.

“Sejak dulu, sejak Jiyoo datang dan melamar pekerjaan paruh waktu di Amore,” jelas Henry. Rasanya otakku lumpuh. Aku juga tidak berani menatap Henry. Sejujurnya, aku hanya memandang lurus ke depan tanpa benar-benar berkonsentrasi pada satu objek.

“Baguslah, karena gadis ini juga sangat menyukaimu,” ujar Hyukjae santai.

Aku menoleh cepat melayangkan tatapan protes. Ingin sekali aku berteriak apa haknya sampai berani berkata begitu di depan Henry. Tapi sayangnya, sebagian besar inderaku sudah tak berfungsi, kecuali telinga yang sejak tadi kupakai untuk mendengarkan percakapan mereka.

Henry mengerutkan kening, “Lalu, kau?”

“Aku.. aku kan hanya pengganggunya,” Hyukjae mengangkat bahu. Ia melirikku, “Bukankah kau tahu kalau setiap hari dia sangat merasa terganggu dengan kehadiranku?”

Demi Tuhan! Aku benci mereka! Mereka terus membicarakanku tanpa benar-benar sadar kalau aku juga ada disini. Bagaimana bisa mereka terus memutuskan apa yang kurasakan?

“Kau tidak menentangku?” tanya Henry lagi.

Kepala Hyukjae menggeleng, dan aku sangat ingin memukul kepalanya itu. “Kurasa kalian bisa bicara berdua sekarang. Annyeong~”

Hyukjae berbalik dan meninggalkanku yang masih mematung seperti orang bodoh. Setiap jarak yang ia ambil untuk menjauh dariku seolah merampas sedikit demi sedikit ruang oksigen dalam paru-paru kecilku. Rasanya sesak tapi bahkan ia tak peduli. Sekali saja, aku berharap Hyukjae akan menoleh dan menarik tanganku.. Hanya sekali..

Haejin dan Donghae yang bersembunyi buru-buru mengejar Hyukjae. Mereka lebih tertarik pada perasaan Hyukjae daripada melihat Jiyoo dan Henry yang masih saling membeku.

Donghae menahan lengan Hyukjae, “Ya~ apa yang baru saja kau lakukan, bodoh?”

“Ng?”

“Bukankah kau menyukai Jiyoo, Hyukjae-ya?” tanya Haejin. Ia sibuk memerhatikan apa yang ada dalam otak bodoh sepupunya ini.

Alis Hyukjae terangkat sejenak lalu ia mengangguk mengerti, “Kalian menguping ya?”

“Aish~ itu tidak penting. Yang penting adalah, bagaimana perasaanmu?” Haejin benar-benar tida bisa membaca apa yang ada dalam pikiran Hyukjae.

“Perasaanku? Baik. Memangnya kenapa, noona?”

Tangan Donghae menempel di kening lelaki di depannya. “Tidak panas. Kau tidak demam, tapi kenapa tindakanmu tadi benar-benar aneh?”

“Apanya?” Hyukjae berusaha bersikap sewajar mungkin di depan mereka.

Haejin menghembuskan napas panjang. “Sekarang kau pasti sangat sedih. Geurae, tenangkan saja dirimu dulu, baru kau pulang ke rumah. Atau kau ijin saja hari ini, pasti sulit bagimu berada di dekat Jiyoo saat ini kan?”

Senyum kecil terkembang di bibir Hyukjae. Ia menggeleng, “Aku baik-baik saja, dan aku tidak perlu ijin.”

Donghae dan Haejin saling berpandangan. Semburat cemas terpancar dari mereka. Bagaimanapun, mereka tahu Hyukjae tidak sedang baik-baik saja. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan selain membiarkan Hyukjae menenangkan perasaan sesuai caranya sendiri.

Henry terus menatapku tanpa berkedip, seperti menunggu sesuatu. Aku berdeham, “Sunbae hanya bercanda kan?”

“Soal?”

Aku menggaruk pipi gugup, “Itu.. soal tadi, yang sunbae bilang sunbae men..” Aku sama sekali tidak bisa meneruskan kata-kataku.

Tanpa menunggu ucapanku selesai, Henry mengangguk. “Kau tidak merasakannya?”

Kepalaku menggeleng lemah. Benar kan? Mana mungkin aku menyadarinya kalau dia sama sekali tidak membiarkanku tahu? Hatiku mendadak kosong, rasanya ada rasa gelap yang menyusup masuk kesana.

“Kau tidak suka?” ujarnya tiba-tiba, membuatku reflek menoleh. “Soal perasaanku ini.. kau tidak suka… padaku?”

Aku diam. Sebenarnya, seharusnya aku senang. Bagaimanapun aku menyukainya. Sangat menyukainya. Sejak dulu.. Tapi itu sebelum aku merasakan sesuatu yang lain. Itu.. sebelum aku mengenal rasa strawberry chesse cake dan merasakan ketenangan dari Lee Hyukjae. Dalam hati aku mulai membandingkan mereka. Sensasi yang kudapat sangat berbeda. Kalau aku terbiasa merasakan manis dan pahitnya tiramisu, aku malah suka rasa asam dan manis dari krim strawberry. Dan kalau aku bisa merasakan jantungku yang seolah berhenti setiap berada dekat dengan Henry, saat bersama Hyukjae aku bisa merasakan ketenangan yang luar biasa. Mereka saling.. melengkapi.

“Tidak apa-apa,” ucapnya tiba-tiba.

Aku mendongak, “Ng?”

Henry menatapku sayu, matanya lembut sekali. “Tidak apa-apa kalau kau tidak menyukaiku. Aku.. mungkin aku akan sedih, sangat sedih, tapi kurasa aku tidak bisa memaksamu.”

“Ani, aku menyukai Henry sunbaenim. Sangat menyukai sunbaenim,” kupejamkan mataku rapat-rapat, berdoa bahwa ini adalah tindakan yang tidak akan pernah kusesali.

“Henry,” ujarnya. Aku mengerutkan kening. “Panggil aku ‘Henry’ saja. Aku lebih suka kau memanggilku begitu.”

Suaraku tertahan di tenggorokan, rasanya sulit melakukan itu. “H-henry? Henry-ssi, begitu?”

“Jangan. Panggil aku seperti kau memanggil Hyukjae-ssi,” Henry memusatkan pandangannya ke dalam mataku. Aku bisa mendengar nada perintah dalam kata-kata itu.

“Henry-ya?”

Henry tersenyum puas. “Mm. Seperti itu.” Ia bergumam pelan, “Aku benar-benar ingin mendapat perlakuan yang sama dengan Lee Hyukjae.”

Henry baru saja menutup pintu ruangannya saat aku berjalan pelan ke belakang mesin kasir. Disana aku melihat Hyukjae yang sibuk menyiapkan secangkir cokelat panas. Mendadak langkahku melambat, seperti ada tolakan medan magnet di antara kami. Aku sama sekali tidak berani mendekat.

Ia mendongak dan menatapku sejenak, “Kau sudah kembali? Bantu aku menyiapkan kue pelanggan.”

“He?” mataku mengerjap bingung. Sikapnya benar-benar tidak aneh, ia tetap Hyukjae yang sama. Aku menggelengkan kepala kuat-kuat, “Ne, kue apa?”

Hyukjae berhenti bergerak. Untuk pertama kalinya, aku merasa tiga detik ini sangat panjang. Bibirnya terbuka, “Strawberry cheese cake.”

Selanjutnya aku tahu dia juga merasakan hal yang sama denganku. Dadaku berdenyut nyeri, sepertinya sama dengannya. Aku merasa menjadi orang jahat saat ini. Eh? TIDAK, bukan aku yang jahat, dia sendiri yang sudah seenaknya bilang pada Henry kalau aku menyukainya. Padahal kalau saja Hyukjae tahu aku.. sudah mulai melihatnya.

“Jiyoo-ya?” suara Henry menyadarkanku. Kulihat ia berdiri di pintu kantor sambil merapikan kemeja birunya.

Buru-buru kuputar tubuhku. “Henry-ya, waeyo?”

Henry tersenyum lebar, terlihat sekali ia puas dengan panggilan baruku. “Kuantar kau pulang sore ini.” Sebelum aku mengangguk, ia menambahkan. “Tapi sekarang aku harus keluar, kau bisa menjaga Amore kan?”

“He? Iya, mungkin,” aku mendadak gelagapan di depannya. “Hati-hati di jalan.”

Aku sempat membalas lambaian tangan Henry saat ia mulai masuk ke dalam mobil sedan silvernya. Tapi kurasa mataku tidak benar-benar tertuju kesana. Sejak tadi aku bisa melihat Hyukjae yang diam saat mendengar perubahan nama panggilan Henry.

“Mm.. tadi kau butuh apa? Strawberry cheese cake ya?” aku berdeham dan mengalihkan pembicaraan.

Hyukjae menoleh lambat-lambat tapi tetap mengatupkan bibir. Kemudian ia hanya mengangguk membenarkan. Aku bisa melihat matanya yang sedih dan rasa nyeri di dadaku muncul lagi.

@Amore Café, -19.23-

Amore sudah kututup tapi aku masih ada disini, menunggu Henry yang tidak ada kabar. Aku mulai kesal. Aku bukan tipe orang penyabar yang suka menunggu, menunggu adalah hal yang sangat, tidak, paling menjengkelkan.

“Dia belum datang?” Hyukjae beringsut duduk di sampingku.

Rasanya masih tidak nyaman, tapi aku juga tidak mau bergerak dari sini. “Mm. Mungkin macet. Kau tidak pulang?”

“Belum ingin,” jawabnya. Kemudian Hyukjae menatapku, “Kalau aku bilang alasan yang sebenarnya, apa kau akan marah?”

Kumiringkan kepalaku, “Tergantung. Apa?”

“Aku hanya ingin memastikan kalau pria Cina itu tidak datang menjemputmu, jadi aku bisa mengantarmu naik bis,” jelas Hyukjae santai.

Dengan cepat, kupukul lengannya. “Ya~ kenapa doamu jelek sekali? Kau suka melihatku terus menunggu disini sampai larut malam?”

“Anieyo, aku hanya mau melihatmu tersenyum. Bukankah aku sudah bilang hal itu padamu?” tatapannya berubah hangat. Tatapan seorang Lee Hyukjae yang sanggup membuat sosok Henry terlupakan dari kepalaku.

“Hyukjae-ya.. berhenti mengharapkan kebahagiaan orang lain,” aku menarik napas panjang. “Sekarang sudah waktunya kau berharap untuk kebahagiaan dan senyumanmu sendiri.”

Lelaki di depanku ini diam sambil terus memandangiku. Sedetik berikutnya, Hyukjae tersenyum. “Bagaimana kalau senyumanku ini hanya bisa datang dari kebahagiaanmu?”

DEG! Sekujur tubuhku membeku, seolah jawaban Hyukjae barusan adalah mantera khusus untuk menghipnotis orang. Aku membuka bibir lambat, “Haruskah kau bersikap begini? Haruskah kau terus membuatku jadi orang paling jahat di dunia?”

“Ng? Siapa yang bilang kau jahat?”

“KAU! Kau terus berpura-pura kalau semuanya baik-baik saja. Kau terus menunjukkan senyumanmu yang palsu itu,” teriakku. “Apa kau tahu bagaimana sakitnya aku saat kau terus berakting seperti ini? Aktingmu itu payah!”

Hyukjae terkekeh. “Aku memang bukan aktor, Jiyoo-ya. Kalau aku jago akting, aku pasti sudah main drama dan terkenal, bukannya jadi pelayan café.”

“Lee Hyukjae..” aku berbisik lirih. Kuraih tangannya dengan jemariku yang mulai membeku karena udara dingin. “Katakanlah sesuatu, tentangmu, bukan tentangku.”

Ia menggenggam tanganku erat. “Naneun Lee Hyukjae imnida. Umurku 24 tahun dan aku tinggal bersama Lee Haejin noona di sebuah apartemen kecil milik bibiku. Mm… sekarang aku bekerja di sebuah café bernama Amore. Jadwal kerjaku dari jam 14.00 sampai jam 18.00 bersama Choi Jiyoo. Ah, dan aku saaaaaaaaangat menyukainya. Aku menyukai, tidak, aku mencintai Choi Jiyoo.”

Aku mencibir, “Katakan yang lain, bodoh~”

“Ng? Yang lain?” Hyukjae tersenyum lebar tapi kemudian senyumannya mengecil, berubah samar. “Jiyoo bilang, aku harus mulai memikirkan tentang kebahagiaanku sendiri. Rasanya aku bisa melakukannya, tapi itu hanya kulakukan kalau aku sudah gila.”

“Kau malah gila saat terus memikirkanku,” kupalingkan wajahku darinya. Kemudian aku balas menatapnya lagi, “Kenapa? Memangnya apa yang akan kau lakukan?”

Hyukjae memiringkan kepalanya dan mengenggam tanganku lebih erat. “Aku akan bersikap egois.”

Sesaat tidak ada seorang pun dari kami yang bicara. Otakku bekerja cukup lambat untuk mencerna kata-katanya. Seperti apa sikap egois yang bisa ia lakukan untuk meraih senyumannya sendiri?

Seolah mendengarku, Hyukjae menjawab, “Seperti kejadian tadi siang, kalau aku sudah gila, aku pasti akan memukul Henry dan menarikmu keluar dari Amore. Tapi kalau itu kulakukan, kau pasti akan saaaangat membenciku kan?”

Lagi-lagi jantungku berhenti berdetak. Tapi kemudian rasanya aku sangat ingin berteriak. Aku ingin berteriak sarkatis dan bertanya kenapa dia tidak melakukan itu saja?

“Lalu kenapa kau tidak memukulku tadi siang?” suara Henry mengejutkanku. Sejak kapan ia berdiri di seberang jalan? Atau memang aku sama sekali tidak peduli pada sekitarku saat aku bersama Hyukjae?

Hyukjae melepaskan tanganku. Ia bangkit dan menatap Henry lekat-lekat. “Kau mendengarnya kan? Itu karena aku tidak mau bersikap egois pada Jiyoo. Jadi berterimakasih sajalah.”

“Begitu? Aku harus berterimakasih untuk kesempatan yang sudah kau berikan?” gumam Henry. Aku bisa mendengarnya berdesis saat merespon.

Henry melangkah maju mendekati Hyukjae. Dengan cepat, aku berdiri diantara mereka. “Sunbaenim, bukankah kau datang menjemputku? Kaja~”

Tatapan Henry berubah ke arahku, tampak lebih lembut. Ia meraih tanganku dan menggiringku masuk ke dalam mobilnya. Aku sama sekali tidak berani menoleh ke belakang, seolah aku bisa meramalkan rasa nyeri yang akan datang saat aku menatap wajahnya. Wajah Lee Hyukjae.

-the next morning-

Haejin membuka selimut putihku sebelum mataku terbuka sepenuhnya. Ia terus mengomel, terdengar seperti gumaman tak jelas di telingaku. “Jiyoo-ya~~ banguuuun!!”

“Ng?” aku merespon dengan mata setengah terbuka.

“Hari ini aku dan Donghae akan belanja, apa kau bisa jaga rumah?” ujarnya.

Tubuhku menggeliat sebentar sebelum aku duduk di pinggiran ranjang. “Memangnya setelah belanja eonni dan Donghae-ssi mau langsung ke Amore?”

“Kita kan libur hari ini. Kau lupa?” Haejin menjelaskan tanpa melihatku. Ia sibuk mematut diri di cermin dan mengatur syal biru muda di lehernya.

Otakku berusaha berpikir cepat. “Benar. Aku lupa kita diberi libur sehari. Ahh~ berarti aku bisa seharian di rumah. Geurae, eonni pergi saja bersama Donghae-ssi. Tidak kembali juga tidak apa-apa.”

“Ya~ apa maksudmu ‘tidak kembali juga tidak apa-apa’?” ia hanya menoleh dan melirikku tajam untuk dua detik lalu kembali melihat pantulan wajahnya di cermin. “Ada roti untuk sarapan, untuk makan siang, masih ada ramyeon di dapur.”

Aku setengah berteriak, “Siang? Eonni mau pergi sampai siang?”

“Mm.. mungkin?” ujarnya santai. “Pokoknya aku meninggalkan kalian dengan bahan makanan yang cukup.”

“Aigo~ memangnya eonni mau pergi belanja kemana? Ke Mars?” cibirku. Tapi kemudian aku baru sadar ada penggunaan kata jamak disana. “Sebentar, ‘kalian’? Maksudnya aku tidak akan benar-benar sendirian?”

Haejin memandangku heran. “Memangnya kau lupa kalau kau tinggal disini bersamaku dan Hyukjae? Tentu saja kau akan bersama Hyukjae hari ini.”

Kugigit bibir bawahku, “Eonni.. aku tidak bisa bersamanya dulu. Ah, eonni kan bisa mengajaknya pergi belanja bersama?”

“Andwae. Kau pikir apa alasan utamaku dan Donghae belanja? Tentu saja sekalian kencan, Jiyoo sayang.” Haejin memamerkan deretan gigi putihnya.

“Eonni, tap-“

“Annyeong~” Haejin menutup pintu apartemen tanpa membiarkanku menyelesaikan kata-kata protesku. Aku hanya bisa tetap terduduk lemas sambil memikirkan apa yang bisa kubicarakan dengan Hyukjae setelah kejadian semalam..

Aku mengunyah roti strawberry-ku dengan malas. Rasanya malas sekali makan sesuatu saat jantungmu terasa akan melompat keluar. Aku gugup, untuk alasan yang tak jelas. Telingaku terpasang kuat-kuat untuk mencari tahu suara pintu kamar yang terbuka.

Tapi sampai dua menit aku duduk di meja makan, suasana tetap hening. “Apa dia pingsan?” gumamku.

Kuletakkan potongan kecil sisa sarapan dan aku melangkah pelan, berjinjit tepatnya, ke depan pintu kamar Hyukjae. Ada sensasi aneh dalam tubuhku. Rasanya ada kupu-kupu yang terbang dalam perutku, menggelitik tapi jelas tak nyaman.

“Hyukjae-ya?” panggilanku terdengar terlalu pelan, jadi aku mengulanginya. “Hyukjae-ya?”

“Mm?” aneh.. suaranya lemas.

Aku menelan ludah. “Boleh aku.. masuk?”

“Masuk saja…,” jawabnya, tetap dengan suara parau yang sama. Tapi kemudian ia berteriak, “Andwae! Kau bisa tertular, jangan masuk!”

“Tertular?” ulangku. Sedetik berikutnya, aku memekik. “Kau SAKIT??”

Tidak perlu menunggu jawabannya saat aku membuka pintu kamarnya paksa. Hyukjae memakai selimut, tidak, bukan cuma selimut, dia juga memakai jaket tebal sambil meringkuk di ranjang. “Sudah kubilang jangan..” Hyukjae menggumam lirih.

Aku langsung duduk di tepi ranjang dan melongok untuk melihatnya lebih jelas. “Kau kenapa?” Suaraku mulai berubah nyaring saat aku bisa melihat wajahnya, “OMO~~ wajahmu pucat!!”

“Ani.. aku baik-baik saja,” kilahnya.

Tapi aku bukan tipe gadis yang mudah percaya, jadi kutempelkan telapak tanganku di keningnya. “Kau.. demam. Sejak kapan?”

“Semalam, mungkin. Aku menunggu bis sampai jam 9 malam,” jelasnya. Mendadak tubuhku bergidik, membayangkan Hyukjae yang sendirian dan menunggu bis setelah kejadian menyakitkan itu.

“Akan kubuatkan bubur, sebentar ya,” buru-buru kupalingkan wajahku agak tak terlihat olehnya. Mataku terasa panas saat menatap wajahnya yang pucat. Sepertinya aku akan menangi-

“Kenapa menangis?” Hyukjae menahan lenganku, membuat mata kami bertemu. Tangannya mengusap pipiku lembut, “Bukankah aku sudah pernah bilang, saat air matamu itu terjatuh ke bumi, bumi bisa meminta air matamu-“

“Terjatuh lebih banyak lagi kan? Aku ingat..” aku mengerjap satu kali dan kuseka air mataku sendiri. “Kau harus makan sesuatu lalu minum obat.”

Hyukjae hanya diam dan kuanggap itu sebagai persetujuan darinya. Aku berjalan cepat menuju dapur dan mulai memasak bubur. Sesekali aku merenung, apa yang ia pikirkan tentang kejadian semalam? Apa dia masih bisa tetap tersenyum saat melihatku bersama Henry? Semua pertanyaan ini mengusikku, membuatku tidak bisa berpikir jernih.

Kubawa mangkok bubur ini dengan hati-hati sambil sesekali meniupnya. “Bubur dataaaang~” Kubungkam mulutku saat kulihat Hyukjae kembali tertidur dalam posisi meringkuk yang sama. “Aigo.. sudah tidur lagi?”

Aku membiarkan mangkok yang kubawa berada di atas meja belajarnya. Kusandarkan punggungku di tembok sambil terus kuamati wajah Hyukjae yang tertidur. Wajahnya berkeringat, tetap pucat seperti tadi. Tapi yang menyita perhatianku adalah wajah lelah yang tidak terlihat darinya. Rasa nyeri itu datang lagi dan menggerogoti dadaku. Kali ini dua kali lipat dari kemarin. Terlalu sakit sampai aku tak sadar aku menangis.

Kututup mulutku dengan cepat, takut isakanku akan membangunkannya. Dalam kepalaku, pertanyaan yang lain menyeruak dan menggema. Sudah berapa lama aku menyakitinya? Sampai kapan aku akan terus menyakitinya? Saat itu juga aku mengutuki diriku sendiri yang terlalu lama menjadi orang jahat baginya.

“Mm…,” ia menggeliat. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum ia menemukanku di sampingnya. “Jiyoo-ya.. kau menangis?”

Kepalaku menggeleng tapi air mataku tidak mau bekerja sama. “Anieyo.. untuk apa aku menangis?”

“Kalau kau mau menjawab begitu, pastikan air matamu itu tidak mengalir lagi,” Hyukjae duduk dan bersandar di sampingku. “Wae? Apa kau sedang sedih?”

Aku menunduk menatap tanganku sendiri, sama sekali tidak berani melihat Hyukjae. “Aku kesal, pada seseorang..”

“Padaku?”

“Padaku,” jawabku, tetap tidak menatapnya. “Aku benci karena terus menyakitimu, bodoh.”

Hyukjae terkekeh. “Kau benar-benar marah atau hanya ingin memanggilku ‘bodoh’?” Melihat raut wajahku yang tetap serius, ia berdeham. “Kau tidak pernah menyakitiku, Jiyoo-ya. Kenapa pikiranmu itu pendek sekali?”

“Aish~ kau itu memang benar-benar bodoh ya? Bagaimana bisa kau terus bilang begitu padahal sudah jelas kau selalu…,” kata-kataku melambat, “terluka.”

“Benar, lalu kenapa? Yang terluka kan aku, dan itu juga keinginanku,” kilah Hyukjae cepat.

Kepalaku berputar cepat. Jawabannya ini sama sekali tidak membuat perasaan marahku hilang, justru makin parah. “Saat aku tahu kau terluka, aku merasa.. tidak bisa bernapas. Setiap aku melihat wajahmu yang sedih, apa kau tahu aku seperti tercekik?”

“Wae?”

“Kenapa? Aku juga tidak tahu, bodoh!” aku mulai berteriak. “Aku juga sangat ingin memukulmu saat kemarin kau meninggalkanku bersama Henry kemarin!”

Hyukjae tertegun. Ia menatapku hati-hati, mencoba membaca raut wajahku. “Kau.. sudah mulai menyukaiku?”

“Aku suka! Sangat suka!! Kau puas?” teriakanku berubah menjadi nada yang aneh, lebih seperti putus asa. Kemudian aku menarik napas panjang, “Aku menyukaimu, Lee Hyukjae yang bodoh. Kenapa kau malah menyerahkanku pada Henry? Aku bukan barang..”

Lelaki di sampingku ini membenamkan kepalaku di dadanya yang berbalut jaket biru tua. “Maaf ya.. kupikir kau masih sangat menyukai lelaki blasteran itu..”

“Namanya Henry, bodoh,” selaku.

“Kenapa kau masih mempermasalahkan namanya di depanku?” Hyukjae melepaskan pelukannya dan berwajah masam.

Aku mendesah. “Dia tetap atasanmu, bersikaplah sopan.”

“Aku akan bersikap sopan kalau dia tidak bilang ‘cinta’ lagi padamu, apalagi di depanku,” Hyukjae mencibir lalu memandangku, “Apa kau benar-benar sudah menyukaiku?”

“Aniyo. Aku hanya bercanda,” kepalaku menggeleng tapi kemudian aku terkekeh. “Tentu saja. Kau tidak percaya?”

Hyukjae menyipitkan mata. “Kau harus berjanji tidak boleh dekat lagi dengan Henry..” Ia menyodorkan jari kelingkingnya ke arahku.

“Arasseo,” kukaitkan kelingkingku disana. “Ini janji pertama kita.”

-the next day-

@Amore Café -13.56-

 

“Lee Donghae babo~~ sudah kubilang cappuccino-nya sugar free, untuk apa kau menuangkan gula ke dalamnya?” terdengar omelan Haejin dari dapur.

Aku melongok masuk untuk mengintip, “Eonni? Ada apa?”

Haejin mendesah dan mengembuskan napas berat. “Lelaki bodoh ini tidak mendengarkanku. Sudah dua kali dia melakukan kesalahan pada pelanggan hari ini.”

“Ternyata kau lebih bodoh dariku, Donghae-ya,” timpal Hyukjae dari belakang punggungku.

Kujitak kepalanya, “Ya~ kau juga tidak lebih baik dari Donghae-ssi, berhenti membanggakan diri.”

“Jagiyaaaa, kenapa kau sangat suka memukulku? Bagaimana kalau aku jadi bodoh seperti Donghae?” Hyukjae merajuk sambil mengelus kepalanya.

“Hyuk-ah, kita ini selevel, jadi jangan seenaknya pura-pura menaikkan levelmu,” ujar Donghae yang baru selesai mengantarkan dua cangkir cappuccino.

Haejin turun tangan, ia menyeret Donghae ke ruangan pegawai. “Kau ikut aku~ ayo pulang sekarang!” Kemudian ia menoleh ke arahku, “Jiyoo-ya, tolong kau jaga anak bodoh itu~”

“Arasseo.. Dia akan kujaga sampai bisa kembali ke jalan yang benar,” sahutku nyaring, membuat beberapa pelanggan memandangiku aneh.

Atmosfer disini menyenangkan sampai aku merasa Hyukjae berubah tegang. Matanya terarah lurus bukan terfokus padaku. Kuikuti arah pandangannya dan kutemukan Henry berdiri di belakangku. Badanku membungkuk singkat untuk menyapanya. Kupaksa Hyukjae juga ikut melakukan hal yang sama denganku, ia menurut, syukurlah..

Henry tersenyum samar. “Jiyoo-ya, bisa kita bicara?”

“Sama seperti kemarin, kau bisa langsung bicara disini,” lagi-lagi nada suara Hyukjae defensif. Tapi sekarang aku merasa nyaman dengan sikap protektifnya, tidak lagi merasa serba salah.

Baru saja Henry akan menyela saat aku membuka mulut, “Ne, sunbae, kita bisa bicara disini.”

“Sepertinya aku terlambat ya, Jiyoo-ya?” ucapan itu menoho telingaku, membuatku terpaku agak lama. Henry beralih pada Hyukjae, “Kau.. aku tahu kau menyukai Jiyoo. Chukhaeyo.”

Hyukjae berubah lebih lunak, “Ah, ne, kamsahamnida.”

“Kalau boleh jujur, kau membuatku patah hati, Jiyoo-ya. Tapi kurasa Hyukjae memang lebih menyukaimu, lebih dari siapapun,” ujarnya. Henry baru akan meninggalkan kami saat ia bertanya, “Seandainya aku lebih cepat, apa kau akan memilihku?”

Kutahan Hyukjae yang akan bergerak maju. Aku berkata dengan tenang, “Mungkin saja,” Hyukjae melirikku tajam. Aku melanjutkan, “Seandainya tidak ada Lee Hyukjae, mungkin saja itu bisa terjadi.”

Henry tersenyum, menahan perasaan terlukanya, mungkin. “Kalau begitu memang tidak akan pernah ada kemungkinan untukku.” Kemudian ia melangkah keluar Amore dan memacu mobilnya.

Aku melihat Hyukjae yang terus tersenyum. “Apa? Kau kenapa? Sudah gila?”

“Jagiyaaa, jawabanmu itu jujur?” tanyanya.

Ah, gara-gara ucapanku pada Henry tadi ya.. Aku berdeham, “Tentu saja tidak. Kalau aku tidak menjawab begitu, apa kau pikir dia akan berhenti mengejarku?” Melihat wajahnya yang berubah drastis, aku bertanya, “Kenapa? Kau berharap itu nyata?”

Dengan polosnya, Hyukjae mengangguk. “Ne, kupikir aku bisa mendapatkan pujian itu darimu.”

“Aigo.. uri Hyukjae benar-benar lucu. Menggemaskan~” kucubit pipi kanannya. “Kalau itu bisa membuatmu senang, ya, semuanya itu jujur.”

“Sirheo, kau hanya mempermainkanku!” Hyukjae mencibir.

“Ya~ aku serius. Apa kau tidak mendengar panggilanku padamu tadi? Uri Hyukjae~~~” tegasku.

Hyukjae tersenyum lebar dan balas mencubit pipiku. “Apa aku sudah bilang kalau aku mencintaimu?”

“Sudah~ kami sudah mendengarnya ratusan kali sejak kemarin,” suara Haejin terdengar dan membuatku memutar badan. “Tapi baru kali ini aku melihatmu bertingkah seperti ini, Jiyoo-ya.”

“Apa?”

Donghae merangkul pundak Haejin dari belakang. “Itu… ‘uri Hyukjae’~ Kau lucu, chunsaboda.”

“Kalian menguping lagi?” Hyukjae melotot ke arah JinHae couple. Lalu ia menarik lengan Donghae, “Dan kau! Berhenti memanggil Jiyoo sebagai malaikat!! Playboy kacangan~”

“Ckckck.. sekarang kita kan keluarga, Hyuk-ah. Aku perlu nama panggilan untuk Jiyoo-ssi,” Donghae menggoyangkan telunjuknya. Ia mengerling nakal ke arahku, “Tidak apa-apa kan, chunsabodanim?”

Aku menggaruk pipiku lalu mataku melirik Haejin, “Mm… Haejin eonni, bagaimana?”

“Lee Donghae-ssi, kau cari mati ya?” Haejin kembali menyeret Donghae keluar Amore. Ia sempat menatap kami, “Kalian bersenang-senanglah. Annyeong~”

Hyukjae menyenggol lenganku, “Haejin noona bilang kita harus bersenang-senang, bagaimana kalau kita membolos kerja?”

“Ya~ kau ini sudah gila ya?” kutempelkan telapakku ke keningnya. “Tidak boleh menutup Amore lebih awal tanpa perintah dari manajer.”

“Kenapa tidak kau sebut saja manajer itu sebagai Henry sunbaenim-mu?” cibirnya.

Aku memutar bola mata. “Aish~ lupakan saja masalah itu. Bodoh~”

“Benar.. aku bodoh,” Hyukjae tersenyum lebar. “Aku bodoh karena terlalu mencintaimu.”

“Maksudmu kau jadi bodoh sejak mencintaiku? Keterlaluan~~~” aku menggembungkan pipi kesal.

Hyukjae mencium pipiku. “Terserah kau saja. Yang penting aku sedang jatuh cinta sekarang..”

-THE END

====================

Choi Jiyoo’s Diary Entry

-Oct 10, 2010-

Kisah cinta Lee Haejin dan Lee Donghae dimulai di Amore. Segitiga hati Choi Jiyoo, Lee Hyukjae dan Henry juga berawal di Amore. Kira-kira cerita apalagi yang akan terjadi disini? Untuk sementara kami akan melewati setiap lembaran kisah dalam Amore. Aku siap menunggu cerita lainnya.. 🙂

PS: si bodoh itu masih tidak bisa menggunakan mesin kopinya. ~(=w=)~

====================

Jjajan~~ tamaaaat. Finally~ 😀

Henry mochi-ku sayaaang, maaf ya, di hari sebelum ulang tahunmu ini peranmu jadi menderita. ><

Hepi b’day~~ Mochi, panjang umur yaa. Wo ai ni~ :* *digetok Unyuk*

To reader: Tengkyu buat dukungannya selama ini. *bow*

 

Annyeong~~ *lambai-lambai* (^o^)/

114 thoughts on “Amore Cafe 6th cup [Last cup]

  1. Wua. . . .tamatnya keren.. . , bkin senyum2 sndri, kekeke,

    Iy ksian henry, mw ultah jg,tp dbkin ptah hti. . . Kekeke. . .
    D tunggu krya slanjutx y. . .
    Shela hwaiting!!

    • Uwaaa~~ onnie first~!! ChukHAEyo~~~ 😀
      Hehehe.. iya, endingnya sperti biasa, geje. XD

      Ga tega ama henry, mana pas banget kelarnya sehari sblon ultah, ><
      Hwaiting~! Gomapta, onnie~ *bow*

  2. Gomawo gomawo. . . Trus hdiahx mana? *dlempar pke hae* gkgkgk. . .

    Itu itu dari diary-ny jiyoo, bkal ad after story-ny y?
    Hihi,

    • XDD ayem cambek! /plak
      sumfeeeh deeh, kak. Aku bacanya kenapa jadi mesem-mesem sendiri di kamar sambil ngeliat layar laptop kayak disangka mamah orang gila? (lebeh) tapi emang nyatanya gituuu~~
      XP
      Haddduh~~ si Ujang Unyuk kalau udah ngemeng kata-kata anonim gitu berasa CLEB nancep di hati banget dah! (dasar reader lebeh)
      XDD
      udah ah..engga tau lagi mau komen apaaan -p

      • Jyahh~ dia senyum2 sndiri. Bagus deh (?)
        Makasih ya uda rela2in disangka orgil cuma buat baca ni FF. XD

        Halah.. halah.. pasti dah pada suka kalo kunyuk uda mulai berkata-kata gombal. Pengaruh efek gombalisasi nihh~ XD

        Makasih, makasih uda baca~~~ *bow*

  3. Saya lsg komen disini aja d,, itu ada trio bodoh yak??? XD XD XD
    *ditendang ke hutan* hahahahaha… akhirnya kelar juga,, kasian saya liat hae jd korban bencana alam,, *?*
    SAENGIL CHUKAHAMNIDA MY TWINS!!!SHENG RI KUAI LE!!! XD XD XD

  4. jiah… endingnya keren..
    ga tau napa, gw ga bisa prihatin ama naib henry wkwkwkwkwkkwkkwkwk *kabur sebelum ditimpuk fansnya henry*

    endingnya keren, tp gw geli tiap enhyuk mulai serius, apalagi sok tega ngelepas jiyoo ke henry hehehehehe

    daebak for author kekekekeke 😉

    • Ha? Ga bisa prihatin ama henry? Yaolohh, kasian mochi-ku~~~ ><
      Huahahaha~ tpi disini ga bisa ngelepas imej hyuk yg konyol. Bingung~ XD

      Makasih.. makasihh~~ *lambai2 ala miss korea*

  5. Yeah untung keluarnya galama, sumpah ya authornya bisa banget buat bahasa romantis wk. Reader seolaholah jadi pemeran disitu huaaaa keran. Kepp writing ya author

    • Hehehe~~ bikinnya ngebut gara2 mau pamer poster. XD
      Yahh, cuma itu yg author bisa. Bikin FF roman, ga bisa genre laen. Sungguh author ga bakat. *noel2 lante*
      Makasihh yaa uda baca~ 🙂

  6. ngga kok, author berbakat banget. padahal kita lahir di tahun yang sama, tapi saya gabisa nulis ff sekeren author. Hehe. Iya sama sama kok. Epilognya kapan? Jangan lama2 ya. Hehe

  7. Jeongmal mianhae onn,baru baca..
    Smalem pusing abz bljar matik..keke^^
    komen buat posternya,nyolong drmn tu pic jiyoo?wkwk
    hehe…tp keren kok,req posterq brg kibum jg dong…*d timpuk*

    endingnya keren..paling suka pas adegan unyuk sakit itu..kmu sukses bikin unyuk keren dsini,pdhal kn biasanya gak…wkwk
    *d tabok jewels*

    bikin ff lg dong…cast nya aq yak…xD

    • Kekeke~~ bagus kan gambar couplenya? Itu Jiyoo asli.. XD

      Jyahh.. sebagai istri sah dari unyuk, aku selalu tau apa aja yg bisa bkin dia jadi keren. Aku mengenalnya luar-dalam. Kekeke~~
      FF lagi? Molla.. lagi sibuk nihh~ XD

  8. andwaaaeeee! Gak mau ff ini berakhir hueee*lebaykumat*
    onnie special part yaa*puppyeyes brg eunhyuk* hahahaha
    kalo gk ada special part ditunggu ajadeh ff lainnya! Hwaiting! :))

  9. yaa sedih banget udah tamat ;((

    serius deh, si kunyuk pengen aku tabok disini..sok kuat padahal dalam hati nangis darah,,kalo hae jadi kunyuk, pasti udah nangis meraung2 deh di depan si henry hahahhaha…

    hayooo shel..bikin ff ji hyuk couple lagi donk

    • Hahaha… iya sihh, tu unyuk emang sok kuat padahal mah sakit ati mulu ama Jiyoo. XD

      FF JiHyuk? Insya Allah deh, soalnya lagi konsen skolah dulu juga nih. Doain aja yaa~ 😀
      Makasihh banyak lohh~ *bow*

  10. Miss you too neng~
    Info2 lah kalo ada jihyuk lagi,
    Ya uknow yunho lah I’m jihyuk bigfan 😆
    Also~ aku jadi doyan kyunara =.=V
    Bwahahahahahaha~ tadi hbis baca TOP-nya icha fufufu~

    • Huhuhu~~ abis aku uda males beredar di dunia burung, mbak. *baca: twitter*
      Iyaa deh, mbak evil kan fans resmi JiHyuk yg numero uno~~~ XD

      Haha.. wah, wah, ada yg rela berbagi si evil nih?? XDD

  11. Aku rela kok berbagi si mas~ suer XD
    Habis aku suka pairingnya *guling2* sama ke jihyuk~ muehehehehe

    Lah kalo ga bertamasya didunia burung,
    Dimana lagi kau berkeliaran ?

    • Hahaha~~ berarti kalo tar ada pair JiKyu juga gapapa?? *ditabok*
      Tapi tenang, aku uda mati rasa ama kyu. XD

      Hhh… lagi ga mood banget di dunia burung. Kesel.. :3
      Paling sesekali ng-FB doang.

  12. Uwiii~ bagusss .. !
    2 thumbs up , kalo bisa 4 *ngajak jempol kaki ngacung* (bahaya racun dioksin)

    Oya, ngomong” fto si jiyoo itu dapet darimana en itu spa ?
    tampangnya mirip robot manusia korea .. *digeplak*

  13. .mantappppp !!

    .hyuk-ppa luuph u !! *dseret eomma knereka* ^^v

    .sukka ma !!
    .tp sii hyuk-ppa np jd ky anak babo- gtu sih?
    -_-‘

    .y udh lah..
    .mau dbolak-balik ttp aja ujung2 ny jadi JiHyuk !!

    .henry ama ak aja! XD

  14. jiyoo mah kelewat jual mahal bener dah…
    tinggal bilang mau aja ama unyuk tapi gag bilang”…
    padahal biasanya dikit” unyuk,,, apa” unyuk… XP

    ngomong” aku lupa mau komen apaan lagi…
    jadi sampe sini aja yaaa…
    ff yang lain belum aku baca ntar kalo udah dibaca aku komen deh… 🙂

  15. wah wah nyebelinnya c’kunyuk disini tapi salut lah pengorbanannya dy,,, ngalah untuk menang… go go go hyukjae yg nyebelin~~~

    itu c’kaka wae jadi playboy bgt disini??? hadooohhhh harusnya nyuk yg gt kebalik ini.. kaka ikan baik loh cuma setia m eunhae #muak

    • dia lagi nyebelin disini. aku lagi bete kayanya pas ngetik ini. .__.
      hahaha.. tampang hae kurang afdol kalo ga player~ ga tau kenapa. xD
      justru ituuu, aku mengalihkan dia dari eunhae~~~ :3

      makasihh uda baca onn~ 😀

  16. tapi suka cuek cuek gmn gt c’hyuk walaupun nyebelin,, bikin jiyoo kehilangan,haha….
    yah nasib c’kakak daripada perannya orang susah lebih baik jd playboy lah,,, mendingan.
    cheonn,, sesuai janji onn,,, baa smw ff hyuk… kekeke

      • iya yah klo ada cerita orang qt suka disakitin tuh sakit tp pas cewe itu ditinggalin pasti nyesel dan bisa berakhir bahagia, tu memuaskan qt,,, emosinya dapet.. hehe

        c’kaka kebanyakan ff yg onn baca dy perannya aneh”, ada yg gila, psiko, susah, orang ketiga ah menderita lah,,,,

      • emosiku yg lagi ga karuan pas nulisnya. xD
        hahaha.. tega bener yg ngasih peran gituan? aku sihh ga pernah bikin dia menderita, biasanya wafat. .__. #plakk
        tapi beneran dehh, cast2 cowok yg aku bunuh mulu ya si ikan, ga tau kenapa.. *dicekek elfish*

  17. mwooooyyaaa??? c’kaka dibikkin mati??? *cek akuarium ikan nemo masihada p udah dipepes m omma* janganlah kasian kakak onni tuh yg paling lembut…

    klo musuh onn di suju tuh kyuhyun,, peran antagonis tuh dy semua,,,

    tapi lucu yah ngebayangin peran c’kaka yg pura” palboy,haha

      • wah kasian bnr ikan nemo,,, ck ck ck sabar yah kakak, cuma adik mu ini yg ngasih peran baik.hehe

        ihh kok sama,, onn gatau knp musuhan trus m dy,,,

        omo playboy abal”,,, harusnya bang teuk tuh yg cocok…

      • haha.. mukanya gituu sihh, onn. (?)
        peran melankolis cocok dehh buat hae. Tapi melankolis-ku ya mati. -.- *sadis*

        tuki? jangaaaan~ dia cuma cocok jadi cowok malaikat. :*

  18. akhirnya selesai jg bacanya 😀
    komenny disatuin aj yak, hhehhe..
    hueee,, si unyukny kasiann, segitu cintanya kah smpe ngerelain jiyoo bwt henry? huhuhu, untung aj akhirny happy ending XD kalo ga si kunyukny sm aku aj #plakk
    si unyuk d part” sblomnya jg sukaa, hiperaktif bgt ky monyet (?) ngintilin jiyoo teruss, hahhaha..
    love your ff
    love jihyuk couple ^^

    • iyaa.. 🙂
      haha.. segitu cintanya ama jiyoo? kalo ga gitu tar dia ga jadi pemaen tetap di ff ini. xD
      hiperaktif dan nyebelin. *menurut banyak org*

      makasihh~ makasih uda bacaaaa.. 😀

  19. dirapel di sini aja ah komennya.. hahahaha *gpp kan?*

    kyaaaaaaaaaa, baru baca satu ini fanfic selain kyutoria
    mantaaaffff d^o^b
    eunhyuk nya dr yg bodor jd serius, ngebayanginnya geli sendiri…
    paling ngakak liat muka eunhyuk sok serius soalnya.. hihihihihihi…

    bacanya senyum2 sendiri dan kadang sedikit terharu.. kekekekeke

    kkeereeenn euy..
    ah baca yg laen ah… lalalalalalalala

  20. mwoya?? wae jd choi siwon??? eh marga km emg choi y??? hihi onn jg puas jd adik lee donghae walau kadang rebutan c’kunyuk….

  21. Shela ffnya daebak bgt…..sedih baca di awal part 6 ini,,,hyuk sayang bgt sama jiyoo,,,mian aku comment dlast part aja yaaa,,,,pokoknya FFnya DAEBAK….kerennnnnnnnn

  22. ihiiiiiieeeeyy 😀
    semalem tidur bareng trus selimutan (?) bareng ..
    xixxixixi 😀
    senyum senyum sendiri eonni 😀
    JiHyuk emang 501 jempol deh ^^
    hehehe ~~
    so sweet semua adegannya ><"

  23. Maaf dr part 1-6 baru komen skrg :p
    gak kuat sama gombalan donghae sama kelakuan konyol unyuk! Hahaha
    ceritanya keren! Daebak!

  24. huwaaaaaaaaaaaaaahh, shella….. saeng, aku merinding, nyeri, pengen nangis…. untung bs ditahan… wkwkwkwk…
    uuuh, bagus… gak sangka, sie casanova bs jd sok romantis gt … wkwkwk…. :p

      • abis ceritanya sedih… sie unyuk sok tegar bgt lagi, pdhl hatinya udh robek2 diterpa badai (??) wkwkwk… :p
        jiaaaaah, bgmn ini authornya, lupa sm cerita nya sndiri.. LOL…
        iya, unyuk emang romantis, rokok makan gratis.. *eh?? wkwkwk… ^^v
        yup, ur welcome saeng… :****

  25. Aku suka bangeeeeeeeeeeeeet! Author jjangida! Daebak! Lg uas juga aku tetep bela belas baca ff ni couple tengah malem! Suka banget! Hyuk nya romantis abisssss makin cinta ♥

  26. huaaaaaa eonni daebak! Aku jd ketagihan bc ff hyukiddo padahal gak terlalu suka! Tp sekarang…..huaaaa keep writing eonni! Bkin ff jihyuk couple aja jgn kyutoria eonn,agak males sama kyutoria,hehe daebak!

  27. huaaaaaa eonni daebak! Aku jd ketagihan bc ff hyukiddo padahal gak terlalu suka! Tp sekarang…..huaaaa keep writing eonni! Bkin ff jihyuk couple aja jgn kyutoria eonn,agak males sama kyutoria,hehe daebak!

  28. annyeoong ! ahahaha
    aku semalem baca dari paet satu sampai end di hp. dan saya baru bisa komen sekarang dan di part yang in nyahahah sekalian aja disini komennya hhoho

    yeeaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh akhirnya si jiyoo jadi juga sama unyuk nyahaha unyuk pasti seneng bngt. gak sia sia perjuangan dia selama ini hehe saya menjadi saksi perjuangan mu hyuk ! lol

    btw demi apapun aku baca ff ini masa nangis muluuuu , ishh kenapaya ? terharuuu sayaaa hehehe apa karena so sweet saya jadi nangis ahaha
    aku bayangin ssemua usahanya si eunhyuk buat menarik perhatian jiyoo tapi jiyoonya suka sama henry.
    apalagi pas yg kata henry nembak jiyoo di depan unyuk
    dan nuyuk cuma diem aja , dan bahkan bilang “baguslah , jiyo kan juga suka sama elo”
    sumpaaaaaaaahh itu dalem banget !!!!!!
    dia bukannya marah malah bilang gtu coba , aigooooo sediihhh
    pas keluar juga dia jadi diem gitu.
    ahhhhhh so sweet laaaahh
    untung akhirnya mereka jadi hehe

    dan jinhae ! nyahaha gak tau knpa pas part jinhae saya ketawa mulu bawaannya , lucuuuuu !
    tapi pas pengakuan dnghae ,, arrrrrr itu sosweeeetttt ahaha

    dan suka banget pas bagian donghae manggil jiyoo malaikatku nyahahaha
    dasar playboy cap ikan teri !
    daebaaaaakkkk onniie !
    aku sukaaaaaaaaaa hehehe

    • WUAAAAAAAAHH~
      senangnya ada yang masih baca ff lama ini. *terharu-nyeka aer mata*
      dan agak heran kenapa semua kasian sama hyuk, bukan sama yoo?
      yoo disini kan bingung mau pilih siapa. *plakk*

      MAKASIHH BANYAK BUAT KOMENTAR INDAH INI, CANTIIIIK~~~ :*

  29. Kyaaaaaaa tamat… Keren euy…. Ni part biki. Qw macm org gila*plakkkkk.
    Qw senyum senyum gaje sendiri.. Meski di awal qw sempat terbawa emosi miris dgn situasi hyuk…. N bayangkan qw di psisinya huweeeeeeeegggggg

    Si jinhae kopl makin koplak *pletakkkk……
    Aaaahhhh kagk ada kata cinta di kopel ini

  30. kyaaa. . . aq ska bgt liat karakter hyukjae d sni. . .>< nyesek bgt dech wktu liat hyuk ngerelain jiyoo buat mochi. . . .
    mianhe sya bru bisa comment d part ini. . cz klu d hp agak susah n aq bcanya maraton*padahal alasan*
    tpi aq ska cra eonni nulis. . .alurnya jga enak. .

  31. Baca ff ini kayak lagi minum susu kopi rasa manis dan pahit datang secara bersama,,,

    Huhuhuhu,,,suka banget endingnya,,,

    #kecup shela onnie… :*
    Hehehe..

  32. Anneyong.. i’m new reader here..
    Ka imnida.. bangapseumnida 🙂

    Ff-nya keren..
    suka bgt sama karakter hyuk yg kocak.. hehehe
    Walau brasa aneh saat hyuk serius,tapi kata2 yg kamu pakai bner2 nyatu m hyuk..
    btw,sjak kapan hyukjae ga pelit? #dihajar jewel.. kekeke

  33. Oh hai chingu
    Rini iimnida
    abis bongkar2 ketemu WP ini kkk

    Aku suka jalan ceritanya keren banget
    sempat hampir nangis pas Hyuk oppa-ku menyerahkan Ji Yoo bgtu saja buat Henry ckckckck
    Kata2 Hyuk bikin aku nangis
    dia bilang dia cuma pengganggu
    ya ampuuuun pengen meluk oppa-ku
    Aaa akhirnya Ji Yoo sadar bahwa dia mencintai oppa tampan-ku hahaha
    Daebak
    JinHae itu ckckck
    Gila ya aku ngakak gede2 pas part Hae oppa
    ya ampun Playboy banget hahahaha

  34. JinHae couple kocak bgt dah, dasar playboy kacangan~ #eaakk

    suka bgt pas moment hyuk sakit >_<
    akhirny ngaku jg si jiyoo
    :v
    wah eon, ff mu bagus smua,, gak ada typo… Daebak~

  35. hallo, saya reader baru disini. salam kenal:)
    seneng deh bisa nemu blog ini:D
    sebelumnya aku mau minta maaf karna baru bisa komen di part ini:’)
    overall, keseluruhan critanya bagus. so sweet tapi juga lucu. gak kebayang donghae yg segitu machonya bisa nangis dipojokan kyk anak kecil *plak
    kasihan bgt henry oppa:’) *pelukhenry*
    ffnya bagus, fellnya kerasa, bahasanya juga rapi:)
    semangat terus nulisnya ya:D

Leave a reply to Spencer Love Cancel reply