Paparazzi in Love [Nara’s Afterstory]

Paparazzi in Love [Nara’s Afterstory]

====================

Nara’s PoV

Sudah satu setengah jam aku duduk bersila di sebelahnya, tapi Jiyoo sama sekali tidak melirikku. Perhatiannya hanya terpusat pada lawan bicaranya di ponsel. Aku melihat jam tangan biruku, “Mm… satu jam dua puluh delapan menit.”

“Sebentar, oppa,” Jiyoo menjauhkan ponsel dari mulutnya kemudian ia melirikku. “Wae?”

Aku menarik napas panjang sambil mengangkat bahu, “Ani. Tidak ada apa-apa. Aku hanya menghitung berapa lama aku duduk disini. Tapi kau tidak perlu cemas, tubuhku belum ditumbuhi lumut.”

“Hhh… arasseo~” gadis berambut panjang di depanku ini memutar bola matanya lalu kembali pada lawan bicaranya, “Oppa, besok kita lanjutkan lagi ya. Nara sudah mulai mengomel… Ne, dia protes padaku… Bilang saja pada Kyuhyun oppa kalau dia itu super cerewe-“

Kurebut ponselnya cepat dan kuputuskan sambungannya. “Ya~! Choi Jiyoo!! Apa yang kau katakan barusan?”

Jiyoo balas berteriak, “Kenapa seenaknya memutuskan telepon orang? Dasar tidak sopan~”

“Aku? Aku tidak sopan? Kau jelas membicarakanku tadi padahal aku ada di sampingmu, siapa yang lebih tidak sopan?” omelku cepat. Ia buru-buru berusaha mengambil kembali ponselnya. “Tidak akan kubiarkan kau berkata yang tidak-tidak lagi tentangku.”

“Aigo~ Kwan Nara-ssi! Nanti Eunhyuk yang akan marah kalau teleponku mati begitu saja gara-gara kau,” ujar Jiyoo panik. Sebenarnya sihir apa yang dipakai Lee Hyukjae itu padanya?

Kuputar bola mataku, “Bukan urusanku. Yang jelas, aku tidak suka namaku disebut-sebut dalam obrolan cinta kacangan kalian.”

“YA~! Cinta kacangan apa? Kau ini menyebalkan~” Jiyoo mulai marah. “Lagipula aku tahu kau hanya tidak mau citramu itu jelek di mata Kyuhyun kan?”

“Sembarangan~” tantangku lantang. Tapi bagaimana dia bisa tahu soal… Kyuhyun? Memangnya sikapku seterbuka itu? Aigo~ Menyadari Jiyoo mengamati wajahku, aku mendongak, “Mwoya?”

Jiyoo terkekeh, “Kau benar-benar menyukai Kyuhyunie?”

“Aniyo~ jangan seenaknya menuduh orang. Sok tahu,” sungutku sebal. Ia malah tertawa makin keras. Aku tahu aku ini gadis yang terlalu polos, tapi benarkah semua orang bisa membacanya? I love Cho Kyuhyun??

-the next day-

Aku menggandeng lengan Jiyoo sejak kami tiba di depan dorm mereka. Jiyoo menepis tanganku risih, “Nara-ya, kalau kau menggelayutiku seperti ini, aku susah berjalan.”

“Arayo~” sahutku pendek. Aku selalu gugup setiap datang kemari. Memang sudah kesekian kalinya –mengingat Jiyoo sering mengajakku kesini- tapi rasanya aku masih belum bisa terbiasa. “Jiyoo-ya, apa mereka semua ada di rumah?”

Jiyoo berjalan santai sambil mengangkat bahu, “Molla. Eunhyuk oppa bilang ia butuh bantuan kita, makanya kita disuruh kemari.”

“Bantuan?” alisku terangkat bingung. Mau apa lelaki bertampang playboy itu? Kalau mau merayu Jiyoo, kenapa harus mati-matian membujukku ikut?

Jiyoo hanya mengangkat bahu sambil menekan bel di depan pintu dorm 11. Tanpa perlu lama menunggu, Eunhyuk sudah muncul dari balik pintu dengan wajah penuh senyum. “Jiyoo-ya, annyeong~”

“Annyeong haseyo, oppa,” kulihat Jiyoo membalas senyumnya dengan sedikit membungkukkan badan. Selanjutnya aku merasa sangat amat menyesal sudah menemaninya kesini. Mereka hanya saling melirik tanpa menyadari ada seorang Kwan Nara di tengah mereka. Pasangan abnormal~

Aku berdeham keras, “Ehem… apa kita akan bicara di depan pintu begini atau-“

“Ah, benar, masuklah,” akhirnya kesadaran Eunhyuk kembali seperti semula. Kami melepaskan sepatu dan memakai sandal putih lembut yang disiapkan di samping pintu. Aku tahu Jiyoo memelototiku tajam saat aku mengacaukan acaran tatap-menatapnya dengan Eunhyuk, tapi aku memilih mengabaikannya. Siapa suruh mereka membuatku seperti orang bodoh begitu?

“Jadi, ada apa?” melihat tidak ada orang lain di dalam dorm, aku berani bicara tanpa basa-basi.

Eunhyuk meletakkan dua gelas jus jeruk dingin lalu duduk di samping Jiyoo. “Sebenarnya aku ragu menceritakan ini pada kalian, bagaimana pun kalian ini adalah paparazzi.”

“Memangnya kenapa? Apa ini masalah skandal selebriti?” tanya Jiyoo ragu. Sepertinya dia punya kenangan buruk dengan hal berbau skandal. “Kalau itu benar, aku tidak mau ikut campur.”

Mendengar jawaban Jiyoo, Eunhyuk terkekeh keras. “Anii~ kenapa kau ini sangat sensitif?” Kemudian ia mencubit pipi Jiyoo pelan, membuatku berdeham menegurnya. Eunhyuk tampak salah tingkah, “Mm… Jadi ini ada hubungannya dengan Donghae,” Ia berbisik pelan, “Sepertinya dia punya pacar!”

“Mwo?” aku dan Jiyoo berteriak bersamaan. Buru-buru aku bertanya, “Memangnya Donghae-ssi sedang dekat dengan siapa?”

Eunhyuk agak ragu untuk bicara sampai Jiyoo memaksanya, “Oppa~ siapa?”

“Kalian tahu MC wanita yang baru-baru ini menggantikan Teuk hyung untuk sementara? Lee Haejin-ssi?” perkataannya membuat kami mengangguk bersamaan. Aku dan Jiyoo hampir berteriak lagi sebelum Eunhyuk menambahkan, “Aku belum tahu banyak. Tapi  mereka sangat mencurigakan belakangan ini. Saat Donghae menemaniku ke studio, dia kelihatan terlalu akrab dengan Haejin noona.”

Jiyoo mengerutkan kening, “Lalu kenapa? Siapa tahu itu hanya keakraban biasa? Bukannya Donghae oppa itu cepat akrab dengan orang lain?”

“Jiyoo-ya, jangan panggil orang lain dengan sebutan ‘oppa’~~” kali ini Eunhyuk merajuk. Tampangnya kesal saat mendengar sebutan ‘oppa’nya terdengar di belakang nama orang lain. Apalagi couple-nya. Pria super abnormal~

“Arayo~ maksudku Donghae-ssi,” ralat Jiyoo cepat. Ia menahan diri untuk tidak tersenyum setelah mendapat perlakuan spesial. Gadis abnormal~ Pasangan abnormal~

“Nara-ya,” panggilan Eunhyuk membuatku menoleh, “Apa kau tidak tertarik menyelidiki ini?”

Aku mengangkat bahu, “Dan membiarkan masalah kemarin terulang lagi? Tidak, terima kasih.” Mataku melirik Jiyoo, “Aku sudah sangat frustasi gara-gara hampir membuat anak ini bunuh diri karena murung tingkat akut.”

“Ani~ hanya sebatas menyelidiki, aku juga akan ikut. Aku minta bantuan kalian karena mungkin kalian bisa membantuku menjadi stalker,” ujar Eunhyuk santai.

Begitu melihat Jiyoo mengangguk setuju, aku ikut mengiyakan. “Jadi kita benar-benar akan menjadi stalker? Kapan kita mulai?”

“Mm… Besok?” ucapan Eunhyuk membuat alisku terangkat. Kenapa terburu-buru? “Semalam kudengar Donghae akan pergi besok, dia mau ke taman hiburan. Tidak mungkin dia kesana sendirian kan? Firasatku bilang dia akan bertemu dengan Haejin noona disana.”

Aku kembali melirik Jiyoo, “Otte?”

“Tidak ada masalah~ lakukan saja,” ujarnya tenang. “Lagipula kali ini tidak harus mengerjakan artikel apapun kan?”

“Teruslah menyindirku,” dengusku. Jiyoo terkekeh sementara aku menggumam tak jelas.

“Tutup mulutmu itu~” tangan Jiyoo menghalangi pandangan mataku. Aku mendongak kesal. “Setiap kau melihat Cho Kyuhyun, mulutmu itu terbuka dan matamu sama sekali tidak berkedip. Kau sudah gila?”

Kumatikan televisi di depanku dengan cepat, “Aish~ kapan aku bertingkah super idiot begitu?”

“Baaaaruu sajaa~” ujarnya senang. Jiyoo mengambil gelas dari kulkas, “Sepertinya kau saaaangat menyukainya ya?”

“Aku penggemarnya, sama sepertimu dan Raneul,” aku bersandar di sofa putih Jiyoo. Pandanganku menerawang, “Bedanya, kalian bisa mendapatkan mereka, sedangkan aku? Ahh~ aku harus kursus kilat starcraft sebelum aku mendekatinya.”

Jiyoo menepuk kepalaku pelan, “Lain kali carilah pria lain yang lebih normal.”

Aku berdesis dan menepis tangannya, “Memangnya kau pikir makhluk bernama Lee Hyukjae itu normal?”

“Mm…,” Jiyoo tampak berpikir agak lama lalu menggeleng, “Tidak juga.”

“Pasangan aneh~ dia belum bilang apapun padamu?” pancingku. Jiyoo memasang wajah bingung. “Pacaran! Kalian tidak saling bilang ‘saranghae’?” Melihat Jiyoo menggeleng, aku hampir berteriak. “Aigo~ apa Lee Hyukjae itu bodoh?”

Gadis di sampingku ini meneguk jus di gelasnya lalu mendesah. “Molla~ aku juga tidak ambil pusing.”

“Choi Jiyoo, baboya?” Jiyoo menatapku bingung. “Jangan-jangan dia tidak serius denganmu. Tinggalkan saja, wajahnya kan khas player.”

“Player? Dia tidak suka bermain game seperti Kyuhyunie~” ucapannya membuatku melayangkan tanganku ke kepalanya. “Sakiit~ Nara! Aku mengerti maksudmu, tapi aku yang tidak mau terikat dulu dengannya.”

Aku terkesiap mendengarnya, “He? Waeyo?”

“Aku belum siap dibantai ELF lain,” ujarnya polos. Aku mendengus tapi dalam hati juga mengiyakan. Siapa yang kuat kalau nantinya banyak teror dari penggemar fanatik mereka? Sebelum menikah malah sudah tinggal nama. Mengerikan~

Tiba-tiba aku teringat sesuatu, “Besok jam berapa?”

“Mm… rencana stalker kita ya? Pagi, jam delapan, mungkin. Kita harus menunggu di tempat parkir dorm mereka kan?” Jiyoo bangkit meletakkan gelas di atas meja. “Kau akan menginap lagi?”

Kepalaku mengangguk cepat. “Raneul kan masih kerja lapangan di Bangkok. Aku takut sendirian.”

“Siapa suruh kau mengirim adikmu itu jauh-jauh? Padahal sudah bagus kan dia tidak jadi sekolah ke Cina gara-gara ada Sungmin,” omelnya panjang-lebar.

“Aigo~ kau belum tahu ya kalau anak itu sedang berduaan dengan Sungmin? Mereka itu selalu mengabaikanku, jadi kukirim saja anak itu ke Bangkok selama 2 minggu,” sahutku bangga.

Jiyoo mengerutkan kening lalu tersenyum, “Itu karena kau yang membuat mereka dendam padamu. Ratu tega~”

Dan aku kembali mengerucutkan bibir.

-the next day-

Sekarang jarum jam tanganku menunjuk ke arah 9 tepat. Sudah hampir satu jam kami menunggu, tapi pria bernama Lee Hyukjae itu sama sekali tidak tampak. Lelaki macam apa yang membuat wanita menunggu? Tidak sopan~

Tapi biasanya yang paling cerewet soal waktu adalah gadis di belakang kemudi ini. Choi Jiyoo yang paling tidak suka keterlambatan, sekarang sedang bersiul santai sambil memandangi wajahnya melalui kaca dalam. “Jiyoo-ya, jam berapa ini? Sudah satu jam kita duduk di mobil ini.”

“Sebagai manusia, kita harus selalu bersabar,” ujarnya sok bijak. Sebenarnya pergi kemana Choi Jiyoo yang super disiplin itu? Sepertinya Lee Hyukjae sudah mengubahnya jadi lebih buruk. Aigo~

Begitu aku melihat Eunhyuk mengetuk kaca mobil, langsung kubuka pintuku. “Ya~! Kau pikir ini jam berapa?”

“Mianhae~ aku menunggu anak ini selesai sarapan,” Eunhyuk menunjuk orang yang mengekornya. “Kyuhyun-ah, ayo minta maaf.”

Aku terbelalak melihatnya dengan kemeja kotak-kotak panjang dan celana jins santai. Tangannya tetap memegang PMP. Tampan~

“Nara-ya? Kenapa melihat Kyunhyunie seperti itu?” sindiran Jiyoo membuatku terkesiap. “Oppa, kenapa Kyuhyun-ssi harus ikut?”

Benar~! Kenapa dia harus ikut? Mau membuatku mati kehabisan napas di dekatnya? Aku benar-benar belum bisa bermain starcraft dengan baik.

Eunhyuk menggaruk pipinya, “Karena dia pernah melihat Donghae bersama Haejin-ssi secara langsung saat Super Junior M berada di Cina.”

“Kalau hanya itu kan seharusnya aku tidak usah ikut, hyung,” Kyuhyun merajuk di depanku. Tiba-tiba ia menoleh, “Nara-ssi, annyeong haseyo~”

Dengan susah payah aku menelan ludah. “A-annyeong haseyo, oppa.”

“Kyuhyun saja,” ucapannya membuatku mengerutkan kening bingung. “Panggil Kyuhyun saja. Panggilan ‘oppa’ itu hanya berlaku pada pasangan kekasih seperti Jiyoo-ssi dan Eunhyuk hyung. Aku risih dipanggil ‘oppa’.”

Jiyoo mendelik tajam pada Kyuhyun, “Kami tidak pacaran~”

“Belum. Bukan tidak,” ralat Eunhyuk cepat. Ahh~ drama ala JiHyuk couple lagi. Aigo~

“Pasangan abnormal,” Kyuhyun menggumam cukup pelan tapi aku bisa mendengarnya. Itu kan kata-kata yang sering kuucapkan pada JiHyuk. Mungkinkah kami… JODOH?? Bagaimana ini? Aku belum bisa main starcraft.

“Donghae-ssi tidak bawa mobil sendiri?” tanyaku begitu melihat Donghae masuk ke dalam mobil sedan putih yang sepertinya milik wanita bernama Lee Haejin itu.

Eunhyuk menggeleng. “Kalau kau melihat dia membawa mobil, bisa-bisa itu adalah hari terakhir kita melihatnya.” Aku dan Jiyoo langsung mengerutkan kening bersamaan. Eunhyuk tertawa, “Cara menyetirnya sangat payah. Baguslah Haejin ini tidak membiarkan Donghae membawa mobil sendiri.”

“Separah itu? Aku baru tahu,” Jiyoo berkomentar singkat.

Sekarang mobil di depan kami itu sudah melaju meninggalkan gedung dorm Super Junior. Dengan sigap, Eunhyuk menginjak pedal gas dan langsung berjarak satu mobil dari target. Jiyoo sibuk mengamati takut-takut mobil itu hilang dari pandangannya. Sedangkan aku? Di kursi penumpang hanya berdua dengan Kyuhyun. Salah, aku sendiri. Orang di sampingku ini hanya berkonsentrasi pada PMP-nya. Aigo~

“Nara-ssi,” panggilannya membuatku menoleh cepat. “Kenapa kau mau ikut mereka?” Dagunya mengarah pada pasangan abnormal di depanku.

Aku menggaruk pipi bingung, “Eunhyuk-ssi yang minta tolong pada kami.”

“Waeyo?” singkat sekali omongannya. Dia yang terlalu hemat atau memang aku yang terlalu cerewet?

“Mungkin karena kami paparazzi, jadi dia pikir kami berbakat dalam hal seperti ini,” sahutku asal. Tiba-tiba aku ingin tahu sesuatu, “Lalu kau, kenapa mau dipaksa mengikuti Donghae-ssi?”

Kyuhyun berpikir agak lama sampai Eunhyuk mendahuluinya, “Dia tidak dalam keadaan terpaksa!”

“Hyung sudah janji akan membelikanku PSP model terbaru kalau aku bersedia ikut,” jawabnya santai. Game? Lagi? Segala hal tentang Cho Kyuhyun adalah tentang game. Dan aku sama sekali tidak paham soal game!!

“Taman hiburan? Benar-benar taman hiburan?” Eunhyuk mengulang kata-kata itu beberapa kali saat melihat mobil sedan putih Haejin memasuki tempat parkir. “Kenapa semua pasangan harus kencan disini? Tidak kreatif~”

Alisku terangkat, “Memangnya kau pernah kencan disini?”

Kali ini Eunhyuk yang didahului Kyuhyun. “Kau tidak tahu? Hyung dan Jiyoo-ssi kan pernah kencan disini. Dia juga memaksa Teuk hyung untuk ikut.”

“Kencan saja harus mengajak leadernya, lelaki macam apa kau?” cibirku.

Eunhyuk mendengus, “Kalian berdua memang cocok jadi pasangan! Sama-sama evil~ Evil couple!! Bagus kan?”

Aku menunduk cepat sambil melirik Kyuhyun di sampingku. “K-kami bukan pasangan~”

“Ya~! Kita mau menjadi stalker kan? Kenapa kalian malah berisik?” Jiyoo meletakkan telunjuk di bibirnya tanda untuk diam. “Tadi aku sempat melihat Donghae-ssi memakaikan topinya pada Haejin-ssi. Sepertinya mereka ke arah barat.”

Aku melihat ke arah yang ditunjuk Jiyoo. “Ah! Aku melihat Donghae-ssi, dengan jaket biru kan?”

Begitu yang lain melihat objek yang sama denganku, kami berjalan cepat mengikuti target. Eunhyuk dan Jiyoo berada di depan, sedangkan aku bersama Kyuhyun lagi!! Seperti yang kuduga, dia adalah satu-satunya orang yang tidak tertarik dengan permainan stalker-stalkeran ini.

Pandanganku sama sekali tidak terpusat pada pria dengan jaket biru yang menggandeng tangan seorang gadis dengan mesra. Aku sibuk memerhatikan pria di sebelahku yang berjalan santai sambil memegang PMP-nya. Aku heran kenapa dia sama sekali tidak tersandung.

“Kenapa melihatku terus?” tegurnya. Buru-buru kupalingkan mataku darinya. “Kau masih tidak yakin kalau aku ini Cho Kyuhyun? Seperti dulu, waktu aku ke rumahmu.” –Paparazzi in Love 6-

Kepalaku menggeleng cepat. “A-ani. Aku hanya ingin tahu game yang sedang kau mainkan.”

“Jinjjayo? Kau suka main game?” tanyanya antusias.

“Sebenarnya aku ingiiin sekali bilang ‘iya’, tapi kenyataannya aku tidak pernah menyentuh stick playstation atau PSP dan sejenisnya,” ujarku setengah malu. Melihat ekspresinya yang sudah tidak antusias, aku menambahkan, “Tapi aku sangat ingin belajar!”

Kyuhyun terkekeh dan mengacak rambutku. “Nara-ssi, kau itu bukan tipe gadis gamer.”

“Tapi aku kan bisa belajar~” rajukku. Kyuhyun tetap menggeleng sampai aku menyadari sesuatu. “Jiyoo dan Eunhyuk mana?” Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Tapi dua orang yang tadi di depanku malah menghilang! Napasku lega saat melihat gadis berkuncir kuda. “Jiyoo-ya! Kupikir kau terse-“

“Ne?” gadis itu menoleh dan wajah itu bukan wajah Jiyoo~!! Aku membungkukkan badan untuk minta maaf dan kembali mencari Jiyoo.

“Ahh~ mereka kemana?” aku bergumam pelan. “Jangan-jangan mereka tersesat? Sudah umur berapa mereka berdua? Kenapa bisa tersesat di taman hiburan?”

Kyuhyun memasukkan PMP-nya dan menoleh ke arahku. “Kau tahu ini dimana? Sepertinya tadi kita tidak melihat Donghae hyung melewati wahana Niagara.”

“Jangan bilang apa-apa padaku,” larangku.

Tapi terlambat, Kyuhyun menatapku dan berkata, “Kita tersesat.”

“Hhh…,” aku menarik napas panjang saat mulai putus asa. Sejak tadi aku berkeliling, tapi sama sekali tidak menemukan Jiyoo dan pasangan abnormalnya. “Bagaimana ini?”

Kyuhyun menoleh mendengar gumamanku. “Tenang saja. Mereka juga pasti sedang mencari kita.”

Mencari kami? Kurasa itu adalah hal yang mustahil. Yang ada di kepalaku sekarang sosok Jiyoo dan Eunhyuk yang terlalu sibuk membuntuti Donghae sampai tidak sadar kalau sahabatnya ini sedang tersesat bersama magnae grup pacarnya. Atau yang lebih buruk, mereka sama sekali tidak mengikuti Donghae dan Haejin tapi malah berkencan dan melupakan tujuan utama kami ke taman hiburan ini.

Kuedarkan pandanganku ke langit lalu mataku berbinar. “ITU~!!”

“Apa? Kau melihat mereka?” Kyuhyun melihat ke arah pandanganku. “Itu apa? Itu kan hanya wahana kincir angin raksasa. Memangnya Jiyoo-ssi atau Donghae hyung sedang naik itu?”

“Aniyo~ maksudku, mungkin kita bisa melihat lebih jelas kalau kita naik itu,” usulku. “Bukannya bisa menemukan mereka lebih cepat?”

Kyuhyun mencibir. “Kenapa harus repot? Telepon saja mereka,” Ia mengeluarkan benda tipis dari saku celananya. Tuan sok pintar~ Tak lama ia berganti menatapku, “Pulsaku habis, dompetku kutinggalkan di mobil.”

“Seorang bintang sepertimu tidak punya pulsa? Aigo~ memalukan,” dengusku. Melihat wajahnya yang kesal, aku terkekeh. “Sudahlah, kita pakai caraku saja. Kaja~”

“Pakai ponselmu saja, telepon Jiyoo,” Kyuhyun mengarahkan tatapan berharap padaku.

Aku tersenyum sangat manis, “Seandainya saja ada pulsa yang tersisa di ponselku, aku pasti sudah meneleponnya sejak tadi, Tuan Cho.”

“Uwaaaa~ tinggi!! Lihat, kita bisa melihat ke seluruh taman!!” aku berseru nyaring saat kincir angin raksasa ini membawa kami naik.

Kyuhyun mendengus, “Kau ini bisa membayar wahana ini tapi tidak bisa membeli pulsa untuk ponselmu sendiri?”

“Ya~! Aku hanya membawa uang 3000 won, itu hanya cukup membayar tiket wahana ini,” ujarku kesal. Aku baru tahu kalau Cho Kyuhyun ini adalah pria perhitungan yang cerewet. Tapi daripada aku membiarkan kami bertengkar, aku memilih menarik lengannya ke arahku. “Lihaaat~ kita bisa melihat ke bawah. Ayo cari Jiyoo dan para hyungmu.”

TREKK~

Kincir angin ini terhenti. Kyuhyun memegangi lenganku kuat. “N-nara-ssi, kenapa berhenti? Kita ada di atas kan?”

“Mollayo,” aku mengangkat bahu santai tapi sebenarnya aku jauh lebih takut. Sejak kapan penumpang kincir angin diberi fasilitas terjun bebas? Kami benar-benar ada di atas. Sesekali kincir ini bergoyang ditiup angin. Membuat tanganku berkeringat karena takut. “Bagaimana ini? Kita tidak bisa turun!! Eomma~”

Kyuhyun menggenggam tanganku. “Tenanglah, kita akan baik-baik saja.”

“T-tapi benda ini tidak bergerak! Aku mau turun!!” teriakku. Baiklah, aku memang mulai panik. Sangat panik. Siapa yang tidak panik kalau terjebak dalam wahana berbahaya seperti ini?

“Sudah kubilang kita akan baik-baik saja. Nara-ssi, lihat aku sekarang!” Kyuhyun memegangi kedua lenganku erat. Dalam keadaan normal, aku pasti akan langsung pingsan kalau melihatnya dalam jarak sedekat ini, tapi kurasa saat ini aku tidak punya waktu untuk terpesona padanya. Ia berbisik, “Kau percaya padaku kan?”

Dengan lemas, aku mengangguk. Kuusap keringat dinginku dan aku menelan ludah dengan susah payah, “A-apa yang biasa kau lakukan kalau kau takut atau gugup?”

Pertanyaanku salah! Kyuhyun mengeluarkan PMP-nya lagi. “Game~”

“Ya~! Seriuslah! Kita sedang dalam bahaya tapi kau bisa bermain dengan santai? Tidak bisa dipercaya!” aku melengos kesal.

“Kalau pun ini jadi yang terakhir, setidaknya aku tidak akan mati dengan penyesalan,” ujarnya tenang. Pandangannya tertuju pada layar PMP tapi sepertinya ia melihat alisku terangkat. “Karena aku akan menyelesaikan level terakhir dari Starcraft 2 dan aku bersamamu disini.”

Aku nyaris berteriak saat meresponnya. “Aku?”

“Kau sama seperti game. Menyenangkan, susah, dan menghibur,” lagi-lagi ia tidak menatapku saat bicara. “Kau tidak ingat saat pertama kali kita bertemu?”

“Di dorm Super Junior kan? Tapi bahkan kita tidak berkenalan waktu itu,” ujarku. Kyuhyun menggeleng. Keningku berkerut, “Memangnya dimana lagi? Di apartemenku? Ani, kurasa bukan.”

Kyuhyun menoleh dan tersenyum. “Waiting room, KBS Music Bank, 14 Mei 2010.”

“Music Bank? Tanggal 14 Mei? Bukankah itu waktu comeback kalian?” tanyaku. Wajahku pasti sangat aneh sekarang. Aku benar-benar bingung dengan makhluk ini.

KBS. May 14, 2010

“Kyuhyun-ah, latihan dulu sebelum tampil,” Shindong berteriak memanggil sang magnae yang sibuk dengan laptop putihnya. Ia menggeliat sebentar tanpa menoleh pada Shindong. “Aish~ anak ini! Latihaaan~”

Kyuhyun menutup laptop dengan setengah kesal. “Arasseoyo~” Kemudian ia bangkit dan berjalan menuju pintu, “Toilet. Tidak akan lama.”

Melihat Kyuhyun yang meninggalkannya, Shindong geleng-geleng kepala. “Ya~! Kau itu lead dancer juga sekarang!”

“Aku tidak minta diangkat jadi lead dancer, hyung.” Kyuhyun sempat menyahut sebelum pintu tertutup. Dengan kesal, ia memasukkan tangannya ke saku celana. Ia menggerutu, “Aku sudah latihan, tidak akan lupa. Untuk apa berlatih terlalu keras?”

“Kau ini harus berlatih lebih keras!!” langkah Kyuhyun terhenti saat mendengar teriakan yang seolah menyindirnya. Ia menemukan dua orang gadis berdiri berhadapan. Yang satu menunduk dan yang lainnya berkacak pinggang. “Aku menyuruhmu kesini bukan untuk jalan-jalan, Raneul-ssi!”

“A-ara, eonni. Jweosonghamnida,” ujar yang bernama Raneul tadi. Entah kenapa Kyuhyun penasaran dengan dua gadis itu.

“Kalau kau mau meminta para artis itu wawancara, lakukan dengan benar. Jangan seenaknya masuk ke waiting room begitu,” ujarnya lagi. Ahh~ ternyata paparazzi, pikir Kyuhyun. Gadis galak yang berjaket hijau itu menarik napas panjang. “Eonni bukan memarahimu, kau yang sangat ingin jadi paparazzi di majalah appa kan? Jadi berusahalah lebih baik lagi.”

“Aku tahu. Kwan Nara adalah redaktur yang hebat, sedangkan Kwan Raneul hanya fotografer payah,” sekarang Kyuhyun tahu gadis yang satunya bernama Nara. Persis seperti dia, Shindong juga adalah lead dancer yang hebat, sedangkan Cho Kyuhyun hanya lead dancer dadakan.

Kyuhyun mendesis. “Hhh… jawaban apa yang bisa kau berikan, Nara-ssi? Kecemburuan sosial itu nyata.”

“Memangnya kau pikir Kwan Nara ini bisa memotret dengan benar? Raneul-ah, kau itu fotografer yang hebat. Hasil jepretanmu itu menakjubkan. Eonni? Memegang kamera Canon saja bisa membuat tangan gemetar,” jawaban yang bagu , nilaimu 7, puji Kyuhyun. “Menjadi paparazzi kan hal yang baru, kalau kau melakukannya dengan benar, pasti semuanya akan sempurna. Menghindari dan menyangkal sesuatu itu pekerjaan yang melelahkan. Jadi apa ruginya kalau kau mencoba?”

Ia bergumam pelan, “Baiklah, nilaimu 9, agashi~”

Mataku terbalalak saat mendengar cerita darinya. Bukan karena aku tidak menyangka akan dberi nilai 9 oleh Cho Kyuhyun, tapi aku ragu, apa iya aku pernah mengucapkan kata-kata super bijak begitu?

“Setelah mendengar pepatah ala Kwan Nara, aku kembali dan berlatih bersama Shindong hyung,” ujarnya. “Mungkin kau tidak sadar, tapi ucapanmu itu sangat membantuku. Lalu entah bagaimana, aku bisa melihatmu lagi, tapi kali ini di dorm 12. Datang bersama Jiyoo-ssi dan memapah Teuk hyung yang sedang mabuk.” –Paparazzi in Love 5-

Napasku tertahan. Ini bukan mimpi kan? Sudah lama aku memenuhi kepalaku dengan lelaki ini, dan sekarang ia bilang aku adalah orang yang menjadi penyemangatnya?

“Nara-ssi?” tangan Kyuhyun melambai-lambai di depanku. Aku mengerjapkan mata beberapa kali sebelum melihat lurus ke matanya. “Kau tidak suka aku bilang ini?”

“A-anieyo!” tanpa sadar aku malah setengah berteriak. Kepalaku langsung menunduk, “Joha. Jinjja johayo~!”

Melihatku yang tertunduk, Kyuhyun mengusap pipiku. Aku menelan ludah dengan susah payah. Kenapa dadaku terasa sesak begini? Aku tidak punya penyakit asma kan? Udara! Aku butuh udara!!

“Aku suka gadis penyemangatku,” bisiknya pelan. Wajahnya mendekat. Aku bisa merasakan hembusan napasnya di sekitar wajahku. “Sarang-“

TREKK~

Kincir angin yang kembali bergerak membuat kami terkesiap. Sekarang kincir angin ini berputar turun. Kami memandang ke luar bersamaan. Aku menggerutu, “Kenapa sekarang?”

“Nara-ya!! Kita selamat~!” ujar Kyuhyun senang. Sepertinya dia tidak melihat raut kekecewaan di wajahku. Kenapa benda sial ini kembali normal di saat yang tidak tepat? Hhh… sedikit lagi!!

Akhirnya kincir angin ini sampai ke daratan. Lututku terasa lemas. Pengaruh mengambang terlalu lama, sepertinya. Langkahku sedikit limbung begitu menjejalkan kaki ke tanah. “Aigo~!”

Dengan cepat, Kyuhyun menahan lenganku. “Kau itu mabuk darat ya?” Aku mencibir kesal. Kemudian ia mengulurkan tangannya, “Genggam tanganku. Jangan sampai kau pingsan mendadak disini.”

“Aku tidak selemah itu!” tapi sepertinya Kwan Nara ini tidak bisa berjalan dengan benar. Kepalaku berputar. Mau tak mau kuraih juga tangannya.

“Siapa yang tadi tidak lemah?” godanya. Kyuhyun menggenggam tangan dinginku erat. “Tanganmu berkeringat. Apa kau yakin kau tidak mabuk darat?”

Kugembungkan pipiku. “Ya~! Aku hanya perlu sediiiiikit penyesuaian diri. Tidak separah itu.”

“Saranghae,” ucapannya yang terlalu singkat membuatku reflek menoleh. Ia tersenyum, “Itu, yang ingin kukatakan tadi, saranghae. Kau menunggu ini kan?”

“S-siapa yang menunggu? Tidak jadi bilang juga tidak apa-apa!” dengusku sebal. Tapi diam-diam aku ingin tersenyum selebar-lebarnya!!

“Baiklah, kutarik lagi kata-kataku,” ujarnya tenang. Ia tetap menggenggam tanganku, “Sepertinya perasaanku ini bertepuk sebelah tangan.”

Dengan volume agak tinggi, aku berteriak, “ANI! Aku juga… menyukaimu.”

“YA~! Kalian dengar tidak?” suara ini… makhluk bertampang playboy! EUNHYUK~!

Aku memutar badan mencari sumbernya. Mataku menemukan empat manusia menyebalkan yang berdiri di belakangku dan Kyuhyun. Eunhyuk dan Jiyoo, bahkan Donghae dan Haejin –yang seharusnya target stalking- Mereka menipuku?

“Nara-ya, chukhae!! Ternyata Kyuhyun yang lebih dulu menyukaimu,” Jiyoo menghambur ke arahku.

Kyuhyun memasang wajah senang. Sepertinya dia juga terlibat. “Gomawo, semuanya~!”

“Kyuhyun-ah, kau membuat jadwal noona berantakan,” omel Haejin. “Tapi baguslah kalau gadis ini menerimamu.”

Aku memandang Kyuhyun galak, “Kau mempermainkanku?”

“Anieyo~ aku hanya tidak tahu bagaimana mengajakmu pergi berdua, lagipula ini ide JinHae couple,” jelasnya.

Pandanganku beralih ke arah Donghae dan Haejin. “Aku butuh penjelasan,” Lalu aku menoleh pada JiHyuk couple, “Kalian juga!”

“Nara-ya, kau tidak suka Kyuhyunie melakukan ini?” tanya Haejin. Pertanyaan menjebak!! Ia menjawabnya sendiri, “Tidak bisa menjawabnya kan? Karena itu, nikmati saja~”

Donghae merangkul pundak Haejin. “Lagipula gara-gara kalian, aku dan Haejin bisa bermain disini.”

“Kalau begitu, kami akan berkeliling sekarang. Hanya berdua!!” ujarku kesal. Kutarik tangan Kyuhyun. Akan kujauhkan pacarku dari manusia-manusia menyebalkan ini. Omo~ pacar? Aku punya pacar!!

“Nara-ya,” panggilannya membuatku menoleh, “Main game, kaja~”

Kakiku terhenti. “Aku tidak bisa main game. Ajari aku!!”

“Ahh~ aku salah pilih pacar. Seharusnya aku cari seorang gamer,” Kyuhyun memasang wajah menyesal. Membuatku sedikit kecewa. Tapi kemudian ia kembali menggandengku, “Siapa peduli? Aku suka Kwan Nara, bukan gameNara.”

-THE END-

====================

[epilog]

“AHHH~!! KALAH!” teriakanku membuat Jiyoo hampir menjatuhkan gelas yang dibawanya.

Setelah memastikan gelas dalam tangannya aman sentosa, Jiyoo duduk di sampingku. “Waeyo?”

“Hhh… kesimpulan yang bisa kuambil selama 3 hari belajar starcraft: SUSAH~!” omelku. Kulemparkan PSP pinjaman dari Jiyoo.

“Ya~! PSP itu hadiah dari undian supermarket, belum pernah kusentuh, jadi jangan seenaknya melemparnya begitu,” Jiyoo menenggak jus strawberry di gelasnya. “Lagipula kau aneh, kenapa tiba-tiba menyuruhku membongkar PSP ini dari kotaknya?”

Aku tersenyum getir. “Janji.” Alis Jiyoo terangkat. Kusandarkan tubuhku ke sofa, “Kalau aku sudah bisa, paling tidak menyelesaikan level pertama starcraft, Kyuhyun berjanji akan mengajakku kencan.”

“Hanya demi sebuah dating?” pekiknya nyaring.

“Ini first dating, Choi Jiyoo yang terhormat,” cibirku. “Apapun yang pertama itu pasti sangat mengagumkan!”

“Kalau pacarmu itu mau mengajakmu kencan, kenapa harus ada syarat? Dan syaratnya itu… sangat tidak masuk akal!” celotehnya panjang-lebar, “Mana ada pria yang menyuruh pacarnya lulus starcarft sebelum kencan pertama?”

Aku tersenyum lebar, “Ada. Namanya Cho Kyuhyun,” Kulihat Jiyoo memutar bola matanya. “Dia itu pria satu banding sejutaaa~”

31 thoughts on “Paparazzi in Love [Nara’s Afterstory]

    • Gomawo neneng-ku sayaaaang~ *hug neneng* 😀
      After story nara ini terakhir kok. Mau JiHyuk, tapi aku males bikinnya. XD Iyaa~ MWL tinggal part terkhir, ini mau konsen ke MWL lagi kok. 🙂

  1. Halah…jgn JiHyuk mulu ah,JiHyuk uda sukses bikin aq cmburu.ngeksis dmn2 euy..
    Mending bkin afterstory nya KiYoung aja..*ganyambung*
    wkwk..
    Y uda,aq tunggu MWL nya y…

    Btw,kmren malm aq mimpi ciuman ma kunyukmu..
    Ampon~…cm mimpi yg tak d harapkan koq…*ngabuurr*

  2. Woy…jgn culik kibum kasihku cintaku…>o<
    *lebay*
    kan cm mimpi onn,kalo onn mw bles dndam,jgn culik kibum bneran dong..
    Nyulikx dlm mimpi aja gt..wkwk

  3. akhirnya aku baca juga ini ff…
    kamu emank gag ditakdirin buat jadi author humor shel…
    qm cocoknya sama yang kayak gini aja…
    just be your self… ^^

    yampun,,, nara kenapa polos banget gitu???
    kyu juga memanfaatkan kepolosan nara… =.=a
    bener” pasangan bikinan kamu tu gag ada yang normal ya??? XD

    • Author humor? Bukan jalanku onn *ceilah*
      Ini mah jatoh2nya tetep ke roman. ><

      Kyunara itu evil couple~~ XD Uda dikukuhin kalo mereka emang pada evil. Kekeke~
      JiHyuk tuh pasangan paling normaaaal~ XD *iya tau pasti ga percaya*

      • iya udah deh,,, lain kali kalo ada yang minta genre yang gag kamu bisa jangan dipusingin…
        ntar jadinya malah maksa lagi,,, arachi??? ^^

        kalo yang KyuNara evil couple itu aku percaya…
        110% percaya deh…
        tapi kalo yang JiHyuk kayaknya agak” gimana gtu…
        yah,,, mungkin paling normal menurut standarmu kali ya… XD
        eh tapi kalo gitu yang paling normal terus yang paling gag normal kayak gimana??? XD

  4. uwoo uwooo enak banget kalo dikerjainnya begitu apalagi yg ngerjain eunhae :3 sama kyu pula owowowooh~
    aku suka banget cerita cerita eonni! serasa baca komik. sweet banget~ u.u

  5. Chingu aku SUKA BGT ff ttg PIL nyaa…

    buatinn FF PIL lain nya donkkk….
    trutama nara’s story, chingu..

    *maksa
    minta di gampar author,,,,,,

    hahahahha
    mianhae

  6. author jadi vavrtq dah,, daebk banget ternyt ini ide jihyuk ma hae masuk juja kyuhyun,, haahahahahah,, keren thor ,,,,kesan aq beda bangt ma ff lainnya,,

Leave a reply to Sheverlasting Cancel reply